mengenal kybernologi filosofi pemerintahan dari indonesia yang terlupakan - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Kybernologi: Filosofi Pemerintahan dari Indonesia yang Terlupakan

Mengenal Kybernologi: Filosofi Pemerintahan dari Indonesia yang Terlupakan
images info

Halo Kawan GNFI!

Pernahkah Kawan mendengar istilah Kybernologi? Nama ini memang tidak sepopuler e-government, smart bureaucracy, atau digital governance. Tapi tahukah kamu, istilah ini adalah warisan intelektual yang lahir dari rahim pemikiran bangsa sendiri. Kini di tengah gempuran modernisasi yang cepat tapi kerap kehilangan arah nilai, Kybernologi justru semakin tenggelam.

Padahal, Kybernologi bisa menjadi kompas moral dan sistemik bagi tata kelola pemerintahan kita. Ia adalah pengingat bahwa menjalankan negara tidak cukup hanya dengan efisiensi dan teknologi, tetapi juga perlu kesadaran etis, kebijaksanaan, dan koneksi batin dengan rakyat. Yuk, kita kenali lebih dalam apa itu Kybernologi dan mengapa penting untuk masa depan Indonesia.

Apa Itu Kybernologi?

Dikutip dari buku “Kybernology: Ilmu Pemerintahan Baru” karya Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha, Kybernologi didefinisikan sebagai ilmu tentang kemudi pemerintahan, yang berpijak pada pandangan bahwa pemerintahan adalah sistem hidup, bukan sekadar mekanisme birokrasi.

Secara etimologis, kata “Kybernan” dalam bahasa Yunani berarti mengemudi. Dalam konteks ini, Kybernologi menggambarkan pemimpin sebagai nakhoda yang mengemudikan “kapal negara” melewati ombak zaman, badai konflik, dan hembusan aspirasi rakyat.

Makna filosofis ini sangat relevan dengan lambang-lambang kelembagaan di Indonesia. Logo lama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memuat simbol kemudi kapal. Lambang itu bukan sekadar ornamen, tetapi merepresentasikan filosofi bahwa pemerintah adalah pengarah, bukan penguasa absolut.

Pemerintah Sebagai Nakhoda, Bukan Mesin

Dalam pandangan Kybernologi, pemimpin tidak boleh sekadar menjalankan sistem administratif. Ia harus peka membaca arah angin yakni kehendak rakyat, menghindari karang yakni konflik sosial, dan memastikan kapal tetap tegak lurus menuju tujuan kebangsaan.

Prof. Ndraha menekankan bahwa tugas pemerintah tidak hanya melayani atau menegakkan hukum, tapi juga membangun peradaban. Oleh karena itu, Kybernologi adalah kombinasi dari etika, logika sistem, dan empati sosial. Pemerintahan ideal adalah yang mampu mengelola birokrasi tanpa kehilangan sisi manusiawinya.

Dinukil dari pidato akademik beliau di Universitas Cenderawasih (2004), Taliziduhu menyebut:

"Pemerintahan yang tidak menanamkan nilai adalah pemerintahan yang kehilangan arah."

Mengapa Kybernologi Semakin Terlupakan?

Sayangnya, Kybernologi kini hanya terdengar di ruang-ruang kuliah atau literatur akademik terbatas. Padahal, ia sangat kontekstual dalam menghadapi tantangan masa kini seperti rendahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, birokrasi yang kehilangan empati, hingga kebijakan yang kering makna.

Transformasi birokrasi kita memang berjalan, karena telah mengadopsi digitalisasi, reformasi pelayanan, deregulasi. Tapi tanpa filosofi seperti Kybernologi, semua itu hanya menghasilkan sistem yang cepat tapi kaku, pintar tapi tidak bijaksana.

Kita terlalu sibuk mengejar indikator efisiensi, namun lupa membangun akar nilai lokal yang bisa menjadi filter terhadap masuknya sistem luar.

Di tengah era yang serba instan dan digital, Kybernologi bisa menjadi penyeimbang penting. Ia membantu kita memahami bahwa negara bukan hanya sistem legalistik, tapi juga organisme sosial yang bernyawa dan bertumbuh bersama warganya.

Kybernologi memberi kita arah bahwa pemimpin yang baik bukan hanya yang cerdas secara strategi, tapi juga yang bijaksana secara nilai. Bahwa reformasi birokrasi tidak cukup hanya dengan aplikasi dan regulasi, tapi juga dengan hati nurani dan prinsip moral.

Generasi muda hari ini nantinya yang akan jadi pemimpin esok sangat perlu mempelajari kembali Kybernologi. Bukan sebagai nostalgia, tetapi sebagai langkah sadar untuk membangun pemerintahan yang lebih bermakna dan membumi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.