Merayakan tahun baru adalah hal yang sering dilakukan oleh masyarakat dari belahan dunia. Perayaan tahun baru biasanya identik dengan menyalakan kembang api tepat tengah malam saat dimana pergantian tahun dimulai.
Seperti yang kita tahu, tahun baru di kalender Masehi terjadi pada tanggal 1 Januari setiap tahunnya. Tetapi umat Islam memiliki kalender sendiri yang disebut dengan kalender Hijriah sehingga tahun baru di kalender Masehi dan Hijriah akan berbeda karena keduanya memiliki penanggalan yang tidak sama.
Tahun baru umat Islam terjadi di bulan Muharam kalender Hijriah yang dirayakan dengan cara dan tradisi unik oleh umat Islam di berbagai daerah, seperti tradisi pawai obor yang setiap tahun selalu dilakukan oleh warga Kampung Mariuk, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Obor yang digunakan sebagai alat penerangan memiliki makna dalam tradisi tersebut, yaitu sebagai penerang jalan setiap umat Muslim dalam menggapai keimanan dan Ridha Allah SWT di tahun baru.
Baca Juga: 10 Ide Hiasan Menarik Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H/2025
Kampung Mariuk sendiri terbagi menjadi 3 wilayah yaitu Mariuk Tengah, Mariuk Wetan, dan Mariuk Kulon. Setiap wilayah akan mempersiapkan kebutuhan untuk pawai obornya masing-masing dan akan bergabung dengan 2 wilayah lainnya untuk melaksanakan pawai obor bersama.
Pawai Obor di Kampung Mariuk dilaksanakan di malam 1 muharram dan biasanya dimulai setelah shalat maghrib.
Sebelum pawai, warga akan bergotong royong untuk mempersiapkan kebutuhannya di siang hari. Ada yang bertugas membuat obor, memasak untuk makan bersama, dan mempersiapkan peralatan musik Islami. Semuanya dilakukan mereka dengan kebahagiaan menyambut tahun baru Islam.
Pada pelaksanaanya, pawai obor di Kampung Mariuk yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai generasi ini dimulai dengan doa bersama kemudian setelah itu mereka akan beramai-ramai membacakan shalawat dan hadrah secara lantang dengan membawa obor di tangan.
Rute yang dilalui pawai yaitu pertama masyarakat dari ketiga wilayah akan berkumpul di Jl. Bojong Cibodas kemudian menyusuri jalan kampung, melewati rumah-rumah warga yang juga ikut merayakan dan menyambut dengan gembira.
Setelah Jl. Bojong Cibodas dilewati, peserta pawai akan diarahkan ke Jl. Cibebas yang merupakan arah jalan memutar untuk kembali lagi ke titik kumpul utama.
Di akhir pawai, baik masyarakat dari Kampung Mariuk Kulon, Mariuk Wetan, dan Mariuk Tengah akan kembali ke wilayahnya masing-masing dan menutup pawai dengan doa serta makan bersama.
Panjang rute yang dilalui sekitar 2-3 kilometer dan sepanjang jalan peserta pawai akan didampingin oleh panitia dan pemuda setempat untuk menjaga keselamatan serta kelancaran selama pawai berlangsung.
Jika dipelajari lebih dalam, pawai obor yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Mariuk bukan hanya sebagai perayaan tahun baru Islam saja, tetapi juga mengajarkan kita kepada nilai-nilai baik dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kerja sama, silaturahmi, dan juga melestarikan budaya bernuansa religi.
Tradisi pawai obor mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga warisan budaya yang didalamnya mengandung nilai dan makna yang dalam terutama nilai religius yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 40+ Poster Pawai 1 Muharam Tahun Baru Islam 2025 Anak SD, Mudah Digambar
Keterlibatan semua kalangan dari anak-anak, remaja, hingga orang tua dapat memperkuat ikatan sosial serta menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini.
Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Mariuk ini selalu menyimpan cerita setiap tahunnya. Di balik cahaya obor yang menyala terdapat sebuah harapan, kenangan dan juga semangat masyarakat yang ikut terlibat.
Tradisi yang menjadi momen untuk berkumpul, dan tersenyum bersama ini semoga terus lestari dan dapat menginspirasi para generasi muda.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News