Hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram dalam kalender Hijriah merupakan salah satu momen paling istimewa bagi umat Islam.
Dalam sejarah Islam, hari ini dikenal sebagai hari penuh keberkahan, pengampunan, dan kesempatan untuk memperbanyak amalan baik.
Tak hanya mengandung nilai spiritual, 10 Muharram juga menjadi pengingat tentang berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam lintasan sejarah para nabi.
Mengapa 10 Muharram Disebut Hari Istimewa?
Hari Asyura memiliki makna mendalam dalam tradisi Islam. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa Rasulullah saw. melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari ke-10 Muharram sebagai bentuk syukur atas selamatnya Nabi Musa a.s. dari kejaran Firaun.
Rasulullah kemudian bersabda, "Kami lebih berhak atas Musa daripada mereka," lalu menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut.
Tak hanya itu, beberapa peristiwa besar juga dipercaya terjadi pada 10 Muharram, seperti:
- Nabi Nuh a.s. turun dari kapal setelah banjir besar
- Nabi Adam a.s. diterima tobatnya oleh Allah
- Nabi Yunus a.s. keluar dari perut ikan
- Nabi Ibrahim a.s. diselamatkan dari api oleh Allah
Dengan banyaknya peristiwa penting yang dikaitkan dengan hari ini, tidak mengherankan jika 10 Muharram menjadi hari yang sangat dianjurkan untuk diisi dengan berbagai amal kebaikan.
10 Amalan Dianjurkan di Hari Asyura
Berikut adalah sepuluh amalan utama yang bisa dilakukan oleh umat Islam pada hari Asyura:
- Puasa Asyura
Amalan paling utama yang dianjurkan Rasulullah saw. pada 10 Muharram adalah berpuasa. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda, "Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu."
- Puasa Tasu'a
Selain puasa di tanggal 10, Rasulullah juga menganjurkan puasa pada tanggal 9 Muharram. Tujuannya adalah untuk membedakan praktik puasa umat Islam dengan kaum Yahudi yang hanya berpuasa di tanggal 10.
- Bersedekah
Memberikan sedekah pada hari-hari istimewa seperti 10 Muharram akan mendatangkan pahala yang berlipat. Sedekah bisa berupa makanan, uang, atau bantuan kepada yang membutuhkan.
- Menyantuni Anak Yatim
10 Muharram juga kerap dijadikan momen menyantuni anak yatim. Selain mendatangkan pahala, menyantuni anak yatim juga menjadi sarana mempererat empati sosial.
- Meningkatkan Tilawah Al-Qur'an
Memperbanyak membaca Al-Qur'an pada hari Asyura bisa menjadi bentuk ibadah tambahan yang memperkuat keimanan dan mendatangkan ketenangan.
- Mandi Sunah
Sebagian ulama menyebutkan anjuran untuk mandi sunah di pagi hari 10 Muharram sebagai bentuk penyucian diri lahir dan batin.
- Berzikir dan Beristigfar
Mengisi hari dengan zikir dan istigfar merupakan wujud penghambaan kepada Allah dan cara untuk memohon ampunan atas dosa-dosa masa lalu.
- Berhias dan Berpakaian Rapi
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap hari yang istimewa. Rasulullah saw. menganjurkan untuk menyambut hari-hari besar dengan penuh kebaikan.
- Menyambung Silaturahmi
Hari Asyura bisa menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan dengan keluarga, tetangga, dan sesama Muslim.
- Introspeksi dan Perbaikan Diri
Mengambil waktu untuk merenung dan memperbaiki diri menjadi salah satu amalan yang paling bermakna. 10 Muharram adalah momen yang tepat untuk memulai lembaran baru.
Nilai Spiritualitas Hari Asyura
Lebih dari sekadar momentum ibadah, 10 Muharram adalah simbol harapan dan pembaruan. Hari ini mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan kedua untuk bertobat, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Sebagaimana Nabi Musa a.s. diselamatkan, dan Nabi Adam a.s. dimaafkan, umat Islam pun diberi peluang yang sama untuk mendapatkan rahmat dan pengampunan.
Kawan GNFI, 10 Muharram bukan hanya sekadar angka dalam kalender Islam. Ia adalah momen bersejarah yang penuh pelajaran, refleksi, dan keberkahan.
Dengan memperbanyak amalan, kita tak hanya memperkaya diri secara spiritual, tetapi juga ikut melestarikan tradisi dan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan kedamaian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News