mengenal sarang semut tanaman ajaib dari papua yang jadi sorotan dunia - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Sarang Semut, Tanaman Ajaib dari Papua yang Jadi Sorotan Dunia

Mengenal Sarang Semut, Tanaman Ajaib dari Papua yang Jadi Sorotan Dunia
images info

Halo, Kawan GNFI!

Pernah dengar nama “sarang semut”? Eits, jangan buru-buru membayangkan rumah semut di dalam tanah, ya. Sarang semut yang dimaksud di sini adalah tumbuhan eksotik dari hutan Papua yang punya bentuk unik, manfaat luar biasa, dan kini tengah naik daun di kalangan peneliti dan praktisi kesehatan dunia.

Nama ilmiahnya adalah Myrmecodia, tetapi masyarakat mengenalnya dengan sebutan “sarang semut”. Sebab, umbinya memang dihuni oleh koloni semut yang hidup berdampingan dengan tanaman ini.

Tanaman Epifit dari Langit Papua

Sarang semut termasuk jenis tanaman epifit, yaitu tanaman yang tumbuh menempel di pohon lain tanpa menjadi parasit. Ia ditemukan menempel di batang pohon besar di hutan-hutan pegunungan tengah Papua, terutama di wilayah seperti Wamena, Pegunungan Bintang, hingga Merauke.

Kondisi hutan yang lembap dan tinggi menjadikan tanaman ini tumbuh subur dan berkembang secara alami.

Pisuwe: Keris Tulang Asmat yang Menyimpan Kisah Roh Leluhur Papua

Yang membuatnya menarik bukan hanya bentuknya yang menyerupai umbi berduri penuh rongga seperti labirin kecil. Namun, juga fakta bahwa tanaman ini telah menjadi bagian penting dari praktik pengobatan tradisional masyarakat adat Papua selama berabad-abad.

Umbinya biasanya direbus dan air rebusannya diminum sebagai teh herbal pahit, tetapi dianggap manjur.

Sebelum dunia modern mengenal antibiotik, kemoterapi, atau imunoterapi, masyarakat Papua telah menggunakan sarang semut untuk berbagai keluhan kesehatan. Dikutip dari berbagai wawancara etnobotani, sarang semut digunakan untuk:

  • Mengurangi nyeri sendi dan pegal-pegal
  • Menyembuhkan luka luar dan infeksi
  • Meredakan peradangan dan gejala asam urat
  • Membantu pengobatan tumor dan kanker payudara
  • Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh

Dalam tradisi masyarakat pegunungan, merebus sarang semut dan menyeduhnya sebagai teh adalah ritual kesehatan yang diwariskan lintas generasi. Namun, yang menarik, kini khasiat tersebut mulai dikaji secara serius oleh dunia medis dan ilmiah.

Kandungan Fitokimia Super Lengkap

Dikutip dari penelitian Seprtriyanto Dirgantara (2022) dalam Medicinal Properties of Ant Nest Plant (Myrmecodia Genus): A Comprehensive Review, disebutkan bahwa sarang semut memiliki sejumlah kandungan senyawa aktif yang luar biasa. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Flavonoid yaitu senyawa antioksidan alami yang mampu menangkal radikal bebas penyebab penuaan dan kerusakan sel.
  • Tanin dan Saponin bersifat antibakteri dan antijamur, efektif untuk menyembuhkan luka dan melawan infeksi.
  • Alkaloid dan Iridoid yaitu zat aktif yang dikenal sebagai antiinflamasi dan analgesik (pereda nyeri).
  • Polifenol dan Antioksidan yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dan mencegah penyakit degeneratif.
  • Senayawa Antikanker juga terdapat pada ekstrak umbi sarang semut yang terbukti secara in vitro mampu menghambat pertumbuhan sel kanker serviks dan payudara.

Kandungan ini menjelaskan mengapa masyarakat adat bisa mengandalkan tanaman ini sebagai obat multifungsi dalam kondisi lingkungan yang minim akses medis.

Lebih dari 60 studi ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional telah mengkonfirmasi khasiat sarang semut dalam pengobatan modern. Tanaman ini terbukti:

  • Mengandung antibakteri yang efektif melawan mikroorganisme seperti E. coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
  • Memiliki Imunostimulan, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh terutama bagi pasien pasca kemoterapi.
  • Mengandung agen antikanker dengan aktivitas tinggi terhadap sel kanker usus besar dan payudara.
  • Mempunyai Antidiabetes yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
  • Memiliki Antioksidan yang berfungsi sebagai penangkal stres oksidatif pemicu penyakit kronis.
Dingiso, Kanguru Keramat asal Papua yang Terancam Punah, Pertanda Apa?

Dinukil dari orasi ilmiah Prof. Muhammad Insanu (2024) yang berjudul “Eksplorasi Tanaman yang Berpotensi sebagai Antihiperurisemia”, beliau menyebutkan:

“Tanaman sarang semut dari Papua punya potensi besar sebagai sumber obat alami masa depan. Tidak hanya karena kandungan zat aktifnya, tetapi juga karena pengetahuan lokal yang sudah teruji puluhan tahun.”

Tak heran jika saat ini sarang semut sudah mulai diproduksi secara massal menjadi suplemen herbal dan diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Jerman, dan Australia. Permintaan akan pengobatan berbasis herbal dan natural remedy semakin meningkat di era pasca-pandemi.

Namun di balik potensi komersial dan ilmiah tersebut, ada hal penting yang tidak boleh dilupakan yaitu pelestarian habitat alami dan penghormatan terhadap pengetahuan lokal masyarakat Papua. Sarang semut tidak bisa dibudidayakan sembarangan.

Ia membutuhkan kondisi ekosistem hutan yang khas dan simbiosis dengan koloni semut.

Eksploitasi berlebihan, pengambilan liar, dan hilangnya hutan primer Papua dapat mengancam eksistensi tanaman ini dan sekaligus memutus rantai pengetahuan yang diwariskan secara lisan oleh masyarakat adat. Menjaga sarang semut berarti menjaga ekosistem hutan, budaya lokal, dan potensi kesehatan generasi mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.