biografi singkat dan 5 rekomendasi buku tan malaka yang inspiratif dan kritis - News | Good News From Indonesia 2025

Biografi Singkat dan 5 Rekomendasi Buku Tan Malaka yang Inspiratif dan Kritis

Biografi Singkat dan 5 Rekomendasi Buku Tan Malaka yang Inspiratif dan Kritis
images info

Tan Malaka merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Tan Malaka memiliki jasa yang sangat besar untuk negara ini karena ialah yang memperkenalkan gagasan Republik Indonesia yang menjadi inspirasi bagi Ir. Soekarno.

Pahlawan yang berasal dari Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat ini lahir dengan nama Sultan Ibrahim. Ia lahir pada 2 Juni 1897 dan tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis.

Sultan Malaka menempuh pendidikan di Sekolah Guru Negara (Kweekschool), Bukittinggi dan lulus pada tahun 1913. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Rijks Kweekschool di Haarlem, Belanda.

Setelah selesai menimba ilmu di Belanda, Tan Malaka akhirnya pulang ke Indonesia dan mengajar anak-anak kuli perkebunan teh di Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara. Kemudian dia merantau ke Jawa Tengah, tepatnya di Semarang.

Sekitar Februari 1949, Tan Malaka kemudian terbunuh. Dia ditembak oleh pasukan militer Indonesia di Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada 21 Februari 1949, tanpa diadili. Eksekusi Tan Malaka terjadi atas perintah petinggi militer di Jawa Timur, eksekutornya berasal dari Brigade Sikatan.

Pasukan militer membunuh Tan Malaka karena dia terus menentang pemerintah. Pada saat itu, pemerintah bersikap moderat terhadap pemerintahan Belanda.

Tan Malaka meninggal dunia dan meninggalkan sejumlah karya dalam bentuk buku, berikut ini rekomendasi judul buku karya Tan Malaka:

1. Madilog

Karya yang paling terkenal dari Tan Malaka adalah madilog, yang merupakan akronim dari istilah materialisme, dialektika, dan logika. Buku yang ditulis pada tahun 1943, menggabungkan perspektif politik, ekonomi, dan filosofis tentang perjuangan revolusioner.

Buku ini berfungsi sebagai nasihat bagi Indonesia untuk bangkit dari keterbelakangan dan ketertinggalan, karena menurut Tan Malaka, Indonesia tidak mungkin menjadi bangsa yang merdeka dan maju jika tetap terkungkung dalam tahap Logika Mistika.

2. Aksi Massa

Buku ini ditulis pada tahun 1926 ketika Tan Malaka berada di pengasingan Shanghai, China. Di dalam buku ini berisi tentang pengertian aksi massa, sejarahnya, dan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilannya. 

Tan Malaka menulis buku ini seraya melihat keadaan politik yang terjadi selama kolonialisme Belanda di Indonesia. Selain itu, buku ini berbicara tentang strategi yang efektif untuk aksi massa seperti pemberontakan, pemogokan, dan demonstrasi.

3. Dari Penjara ke Penjara

Buku yang ditulis pada tahun 1948 ini mengisahkan kehidupan Tan Malaka yang melarikan diri dari politik. Dirinya yang sering berada dalam pengejaran orang, membuatnya harus berada di penjara Hindia Belanda dan Filipina.

Selain itu, Dari Penjara ke Penjara menceritakan tentang perjalanan penulis, yang seringkali harus keluar negeri untuk bersembunyi. Ia meninggalkan Shanghai, Hongkong, untuk kembali ke negaranya sendiri.

4. Menuju Merdeka 100%

Buku Tan Malaka "Menuju Merdeka 100%" merupakan karya penting miliknya. Buku ini menyampaikan pendapatnya tentang politik dan ekonomi yang bebas dan merdeka. Membaca buku ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang arti sebenarnya dari kemerdekaan, yaitu merdeka sepenuhnya.

5. Gerpolek Gerilya Politik Ekonomi

Saat Tan Malaka masih hidup, dia sangat khawatir tentang perluasannya wilayah Republik Indonesia karena Belanda menciptakan negara boneka. Sementara itu, ekonomi dan sistem keuangan Republik Indonesia telah dirusak oleh kaum kapitalis, kolonialis, dan imperialis.

Oleh karena itu, Tan Malaka menolak untuk berkompromi dengan kekuatan imperialisme dan kolonialisme. Tan Malaka tidak setuju pada perundingan dengan lawan politiknya, dia melihat perundingan sebagai tindakan mengorbankan kedaulatan dan kemerdekaan rakyat tanah air.

Gerpolek menjadi buku yang dikonsep dan ditulis sendiri oleh Tan Malaka saat dirinya di penjara Madiun. Karena ditulis di penjara, buku ini tidak memiliki sumber kepustakaan. Untuk kelangsungan kemerdekaan Republik Indonesia, Tan Malaka hanya memikirkan pengetahuan, ingatan, dan semangat kepemimpinan. Melalui tulisannya ini, Tan Malaka menyatakan pendapatnya tentang ekonomi dan politik yang bebas dan merdeka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RT
YA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.