Indonesia tengah getol menggenjot transisi energi bersih. Salah satu caranya adalah dengan mendidik sumber daya manusia (SDM) di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui Solar Academy Indonesia.
Solar Academy Indonesia merupakan program pelatihan terpadu yang bertujuan meningkatkan keterampilan SDM lokal dalam kategori green jobs, khususnya dalam bidang energi surya. Program ini terlaksana berkat kolaborasi antara Xurya Daya Indonesia, Huawei Indonesia, dan JJ-LAPP Cable Indonesia.
Pada tahun 2025 ini, Solar Academy Indonesia telah membuka pendaftaran pada 19 Juni lalu hingga 1 Juli 2025 mendatang. Pelatihannya sendiri dijadwalkan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025 di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute, Jakarta.
Solar Academy Indonesia membidik para praktisi Engineering, Procurement, Construction (EPC) di bidang energi surya dari berbagai penjuru Tanah Air untuk ikut serta. Nantinya, para peserta akan mengikuti enam sesi pelatihan yang mempelajari empat hal utama,yakni dasar-dasar sistem fotovoltaik (PV), perancangan sistem PV sesuai kebutuhan daya, dan kondisi lokasi, pemantauan performa sistem PV secara real-time, serta sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ESS).
"Berkolaborasi dengan Huawei Indonesia dan JJ-LAPP Cable Indonesia sebagai partner teknologi, akademi ini berfokus pada pemahaman praktis dan teknis, seperti best practice pemasangan modul PLTS agar peserta siap terjun langsung ke lapangan. Besar harapan kami, program ini dapat mencetak SDM berkualitas yang mampu berkontribusi maksimal dalam pengembangan kedaulatan energi surya nasional,” ujar Vice President of Operations Xurya Daya Indonesia, Philip Effendy.
Bagaimana Panel Surya Mengubah Cahaya Jadi Energi? Ini Penjelasannya!
SDM Berkualitas, Modal Penting Pengembangan Energi Surya
Bukan tanpa alasan Solar Academy Indonesia diadakan. Faktanya, energi surya diproyeksi menjadi tulang punggung transisi energi di Indonesia karena memiliki porsi terbesar dalam bauran energi baru terbarukan. Sebagaimana tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, bauran energi surya adalah sebesar 17,1 GW.
Pengembangan energi surya juga membuka peluang besar bagi terciptanya lapangan kerja berskala luas, sekaligus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi hijau di tanah air. RUPTL terbaru berpotensi menghadirkan 1,7 juta lapangan pekerjaan, dengan sekitar 760.000 diantaranya merupakan kategori green jobs yang tersebar di berbagai pembangkit listrik berbasis energi bersih sementara PLTS sendiri diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja.
Meski potensinya menggembirakan, lapangan kerja yang tercipta sekaligus juga memunculkan tantangan baru, yaitu keharusan adanya SDM berkualitas. Di sinilah Solar Academy bisa berperan penting untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Mengingat proyek PLTS ini memerlukan investasi yang tinggi dan jangka waktu operasional yang lama, kualitas SDM menjadi faktor yang krusial. Karena itu, kami menyambut baik kehadiran Solar Academy Indonesia dalam meningkatkan potensi SDM lokal serta memperkuat ekosistem PLTS secara berkelanjutan,” kata Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Riset & Teknologi, Asosiasi Energi Surya Indonesia, Arya Rezavidi, MEE, Ph.D.
Energi Surya, Solusi Masa Depan Indonesia Menuju Net Zero Emissions 2060
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
