Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang terus memanas sejak awal 2024 menjadi salah satu sorotan utama dalam dinamika politik global. Konflik ini tidak hanya berdampak pada kawasan Timur Tengah, tetapi juga memicu kekhawatiran akan stabilitas internasional, termasuk di Asia Tenggara.
Sebagai negara dengan posisi strategis di kawasan dan memiliki sejarah panjang dalam politik luar negeri bebas aktif, Indonesia turut menjadi perhatian dalam kegiatan upaya diplomatik untuk merespons situasi ini.
Kawan GNFI, meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, posisi Indonesia tetap penting dalam menjaga stabilitas regional dan mendukung perdamaian global. Dalam sejarahnya, Indonesia konsisten mendukung perjuangan Palestina, namun juga mengedepankan dialog sebagai jalan penyelesaian konflik.
Dalam ketegangan Israel-Iran, Indonesia terus mengedepankan pendekatan diplomatik berbasis prinsip-prinsip perdamaian, non-intervensi, dan penghormatan terhadap kedaulatan negara.
Diplomasi Bebas Aktif Sebagai Pilar Utama
Sejak era kemerdekaan, Indonesia menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif. Bebas berarti tidak memihak pada blok atau kekuatan tertentu, sedangkan aktif berarti berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
Dalam erjadinya konflik Israel-Iran, prinsip ini diwujudkan melalui pernyataan-pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI yang mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan penyelesaian damai.
Indonesia juga aktif dalam forum-forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok (GNB) untuk menyuarakan pentingnya penghentian kekerasan, perlindungan terhadap warga sipil, dan dimulainya dialog konstruktif antar negara. Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia tidak terlibat langsung, posisinya tetap relevan dalam diplomasi multilateral.
Indonesia dan Peran Strategis ASEAN
Selain aktif secara global, Indonesia sebagai anggota dan pemimpin di ASEAN turut mendorong pendekatan regional yang seimbang dan berorientasi pada perdamaian. Dalam berbagai pertemuan internasional, Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya mendorong komunitas internasional untuk tidak memperkeruh konflik yang ada.
Prinsip-prinsip diplomasi ASEAN seperti penghormatan terhadap kedaulatan negara dan penyelesaian damai atas sengketa menjadi landasan utama dalam menyikapi isu ini.
Konflik Israel-Iran juga berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi dan energi, yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, posisi diplomatik Indonesia tidak hanya moralistik, tetapi juga pragmatis—menjaga kepentingan nasional dan regional dari dampak konflik global.
Suara Muda dan Diplomasi Kemanusiaan
Menariknya, suara generasi muda Indonesia juga menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan. Di media sosial, banyak Kawan GNFI yang menyuarakan solidaritas terhadap korban konflik melalui kampanye digital dan gerakan sosial.
Meskipun gerakan ini bersifat non-pemerintah, ia mencerminkan semangat masyarakat Indonesia untuk berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih damai.
Beberapa organisasi kemanusiaan asal Indonesia juga aktif memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah konflik, menunjukkan bahwa diplomasi tidak hanya dilakukan melalui jalur formal negara, tetapi juga melalui diplomasi rakyat (people-to-people diplomacy). Ini menjadi cerminan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi jantung dari diplomasi Indonesia.
Menjaga Relevansi Indonesia di Dunia Internasional
Kawan GNFI, konflik Israel-Iran mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga stabilitas internasional melalui pendekatan yang bijak dan berimbang. Indonesia, dengan sejarah diplomatik yang kuat dan komitmen terhadap perdamaian dunia, memiliki peluang besar untuk menjadi jembatan dialog antarnegara yang tengah berseteru.
Melalui pendekatan bebas aktif, diplomasi multilateral, dan dukungan dari masyarakat sipil, Indonesia bisa tetap memainkan peran penting di tengah ketegangan geopolitik global. Sikap ini bukan hanya mencerminkan posisi negara di mata dunia, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi muda untuk terus mengedepankan perdamaian di atas konflik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News