Tari Langen Mandra Wanara merupakan salah satu seni tari yang berasal dari daerah Yogyakarta. Kesenian ini pertama kali diciptakan oleh Adipati Danurejo VII pada akhir abad ke-19.
Dilansir dari skripsi Nurendro Dani Priambodo, "Dari Istana ke Rakyat: Seni Pertunjukan Langen Mandra Wanara di Yogyakarta di Yogyakarta, 1918-1961," Adipati Danurejo yang pada waktu itu masih bernama KPH Yudanegara III menciptakan tari Langen Mandra Wanara atas dasar ketertarikannya terhadap seni pertunjukan. Sejak muda KPH Yudanegara III sering menyaksikan tari Srandul yang menjadi salah satu tarian rakyat yang ada pada waktu itu.
Hal inilah yang mendorong KPH Yudanegara III untuk menciptakan kesenian dengan corak serupa. Terlebih KPH Yudanegara III kurang tertarik dengan kesenian corak keraton yang dia anggap terlalu rumit dan mengikat.
Namun keinginan KPH Yudanegara III ini sempat ditentang sang ayah, KPH Yudanegara II. KPH Yudanegara II kemudian menyarankan anaknya agar menciptakan pertunjukan yang memadukan seni pertunjukan kerakyatan dengan corak keraton.
Akhirnya KPH Yudanegara III menciptakan tari Langen Mandra Wanara dengan menggabungkan pertunjukan Langendriyan dan tari Srandul pada 1890-an. Penciptaan tarian ini sesuai dengan keinginan KPH Yudanegara III yang ingin kesenian istana bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Pada awalnya pementasan tari Langen Mandra Wanara hanya berpusat di dalam wilayah kepatihan Danurejan saja. Namun seiringnya waktu, tarian tradisional ini juga mulai dikenalkan dan diajarkan kepada masyarakat luas.
Desa Sembungan menjadi salah satu daerah yang tidak luput dari penyebaran awal tarian ini, khususnya di wilayah Bantul. Pengenalan tari Langen Mandra Wanara di daerah Desa Sembungan sendiri terjadi pada 1930.
Uniknya, pengenalan tarian di daerah ini pada mulanya berawal dari sebuah pertandingan sepak bola. Lantas bagaimana kisah pengenalan tari Langen Mandra Wanara di Desa Sembungan hingga bisa menyebar ke daerah Bantul lainnya?
Berawal dari Pertandingan Sepak Bola
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, pengenalan tari Langen Mandra Wanara di daerah Desa Sembungan pada awalnya bermula dari sebuah pertandingan sepak bola yang terjadi pada 1930. "Kalo di Desa Sembungan menurut Mbah Juworoyo (sumber dalam penelitian skripsi) berawal dari salah satu pangeran atau yang punya jabatan di Kadipaten Danurejan main bola di daerah situ, terus terjadi perkenalan tari Langen Mandra Wanara di situ," jelas Nurendro kepada tim GNFI pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Pelaku tari Langen Mandra Wanara dari Kepatihan Danurejan ini dikenal dengan nama Raden Untung atau K.R.T. Jaya Permadi. Dalam pertandingan sepak bola tersebut, Raden Untung bertemu dengan menantu dari lurah Kasongan pada waktu itu, yakni Soemowiyono.
Dari percakapan tersebut, Soemowiyono merasa tertarik dengan tari Langen Mandra Wanara. Akhirnya Soemiyono diajarkan tari ini oleh Raden Untung secara langsung.
Diterima dengan Baik oleh Masyarakat Desa Sembungan
Pengenalan tari Langen Mandra Wanara di daerah Desa Sembungan mendapatkan respon baik dari masyarakat. Bahkan para pelaku tari lainnya dari Kepatihan Danurejan, seperti Sastrobari, Gus Kikil, R. Sakiban dan Kucing juga turut mengadakan pelatihan tari ini di daerah Desa Sembungan.
Pementasan tari Langen Mandra Wanara juga mulai ditampilkan di Desa Sembungan pada waktu itu. Biasanya pementasan ini diselenggarakan pada malam hingga dini hari.
Seiring berjalannya waktu, kegiatan pementasan tari Langen Mandra Wanara sudah mulai diserahkan sepenuhnya kepada generasi muda yang ada di Desa Sembungan. Penerimaan baik dari generasi muda ini disebabkan oleh kebiasaan mereka yang sering melantunkan tembang secara lirih ketika mengembala sapi atau kerbau sejak kecil.
Cikal Bakal Penyebaran Tari Langen Mandra Wanara di Daerah Bantul
Pengenalan tari Langen Mandra Wanara di Desa Sembung ini menjadi cikal bakal penyebaran kesenian tersebut di daerah Bantul. Sejak saat itu, tari tradisional ini mulai dikenal di desa-desa lain yang ada di sekitar Bantul.
Tidak hanya itu, eksistensi dan pengenalan tari Langen Mandra Wanara juga makin meluas pada periode waktu tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News