Kawan GNFI mungkin sudah familiar dengan Gamcheon Culture Village di Busan, Korea Selatan. Desa tersebut menawarkan pengalaman wisata yang unik, yakni pemandangan pemukiman warga yang dicat warna-warni di segala sudutnya.
Hal ini menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke sana, sebab ingin merasakan pengalamannya secara langsung.
Siapa sangka, masyarakat Indonesia tidak perlu menempuh jarak jauh ke Korea Selatan untuk dapat melihat keindahan yang ada di Gamcheon Culture Village? Di Indonesia, tepatnya di Kota Malang, Jawa Timur, terdapat satu kampung yang memiliki penampilan serupa.
Kampung ini bernama Kampung Warna-Warni Jodipan. Bukan hanya punya ciri khas, melainkan juga kisah menarik di balik keindahannya.
Sekilas tentang Kampung Warna-Warni Jodipan
Kampung Warna-Warni Jodipan merupakan salah satu destinasi di Kota Malang yang menunjukkan kreativitas dan nilai seni masyarakat lokal. Sesuai namanya, yang terletak di Jalan Ir. Juanda Nomor 9 ini menjadi populer karena setiap sudutnya dipenuhi dengan bangunan beraneka warna, termasuk rumah, jembatan, dan hingga jalanan.
Selain itu, Kampung Jodipan juga dipenuhi dengan berbagai dekorasi menarik yang kebanyakan dibuat dari bahan daur ulang. Dekorasi ini membuat penampilan kampung semakin menarik dan indah untuk dipandang.
Hidden Gem Batu Malang, dari Air Terjun Tengah Kota hingga Café Ramah Lingkungan
Kisah di Balik Lanskap yang Pekerja
Jauh sebelum menjadi destinasi wisata yang populer, Kampung Warna-Warni Jodipan hanya sebuah 'pemukiman kumuh' yang dipenuhi dengan bangunan tidak terawat. Kepadatan penduduk yang tinggi semakin memperparah kondisi kawasan ini.
Berbagai masalah seperti kebersihan sudah menjadi hal yang biasa. Sampah sering kali menumpuk di wilayah kampung, bahkan hingga mencemari Sungai Brantas yang membelah kampung tersebut.
Saat itu, warga Jodipan masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Pemerintah setempat bahkan pernah berencana untuk menggusur dan mengalokasi kampung ini. Namun sebelum itu terjadi, Kampung Jodipan menemukan titik terang yang menyelamatkan nasibnya.
Pada tahun 2016, sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang melakukan kunjungan ke Jodipan. Mereka merasa prihatin dengan kondisi kampung yang kumuh dan tidak layak huni.
Lalu, dengan dana seadanya mereka berinisiatif untuk merenovasi kampung tersebut dengan mengecat rumah warga dengan berbagai warna.
Aksi mahasiswa tersebut menarik perhatian masyarakat dan pemerintah setempat, bantuan dana dan tenaga banyak berdatangan. Bukan hanya itu, bantuan berupa penyaluran cat juga dilakukan oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang painting.
Mengenal Masjid Tiban Malang, yang Konon Dibangun oleh Jin
Seluruh pihak bekerja sama untuk mengubah wajah Kampung Jodipan sehingga prosesnya dapat dikatakan cukup singkat, hanya memakan beberapa bulan saja.
Bukan hanya mengecat seluruh wilayah menjadi warna-warni, perbaikan fasilitas kampung juga dilakukan. Jalanan diperbaiki dan diperlebar agar aksesibilitas kampung dapat lebih mumpuni.
Jembatan dibangun untuk menghubungi kampung yang terbelah dengan sungai sehingga warga dapat lebih mudah untuk menjangkau seluruh wilayah kampung.
Wajah Baru Kampung Warna-Warni Jodipan
Wali Kota Malang akhirnya meresmikan Kampung Jodipan sebagai tempat wisata pada bulan September 2016. Wisatawan dari berbagai asal banyak berdatangan untuk melihat dan mendokumentasikan keestetikan yang ada di kampung tersebut.
Kampung ini dibuka secara umum dengan tiket seharga Rp5000/orang yang diakomodasikan untuk perawatan kampung.
Setelah resmi menjadi tempat wisata, sosialiasi untuk warga Jodipan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mengedepankan ekonomi kreatif, dan mengutamakan daur ulang sampah.
Hal ini dilakukan agar warga Jodipan dapat menjaga kampungnya dengan baik agar tetap diminati oleh para wisatawan.
Hal-Hal yang Dapat Dilakukan
Ada beberapa hal yang dapat Kawan GNFI lakukan saat berkunjung ke Kampung Warna-Warni Jodipan. Pertama, Kawan bisa berfoto ria di seluruh wilayah kampung dengan latar belakang rumah warna-warni, mural, dan ornamen-ornamen unik.
Kedua, Kawan bisa membaca buku secara gratis di perpustakaan mini yang bernama Pojok Baca. Ada berbagai macam pilihan buku yang dapat Kawan baca, yang paling dominan adalah buku untuk anak-anak.
Ketiga, Kawan bisa berburu cendera mata yang dijual oleh masyarakat lokal. Cendera mata yang ditawarkan kebanyakan merupakan hasil kerajinan tangan dengan harga yang variatif. Hal ini merupakan bentuk nyata dari ekonomi kreatif yang disosialisasikan kepada masyarakat Jodipan.
Terakhir, hal yang dapat Kawan lakukan adalah mengunjungi Kampung Tridi yang dapat diakses menggunakan jembatan kaca.
Sebenarnya area ini masih menjadi bagian dari Kampung Jodipan, hanya saja Kampung Tridi lebih menawarkan keindahan lukisan 3 dimensi yang ada di wilayahnya.
Ayo, Berkunjung ke Kampung Warna-Warni Jodipan!
Untuk Kawan GNFI yang ingin mengisi waktu akhir pekan dengan aktivitas menjelajahi tempat wisata yang unik, Kampung Warna-Warni Jodipan dapat menjadi opsi.
Kampung ini menawarkan pengalaman wisata yang khas dan jarang ditemukan di tempat lain. Kawan bisa melakukan beberapa hal sambil menikmati keindahan kampung.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News