Raja Ampat yang berada di Papua Barat tidak hanya terkenal dengan keindahannya. Tetapi juga jejak sejarahnya sebagai jalur pelayaran awal manusia modern Homo sapiens menuju Pasifik 55 ribu tahun lalu.
Dikutip dari jurnal penelitian berjudul "Human dispersal and plant processing in the Pacific 55.000-50.000 years ago" ditemukan bukti arkeologis bahwa manusia purba Homo sapiens telah menghuni Pulau Waigeo, Raja Ampat, sekitar 55.000 tahun lalu.
Jejak manusia purba ini ditemukan di Gua Mololo, sebuah gua batu kapur raksasa yang dikelilingi oleh hutan hujan tropis dan membentang seratus meter. Gua ini menjadi rumah bagi koloni kelelawar, biawak, dan kadang-kadang ular.
Para peneliti menemukan sejumlah artefak yang menunjukkan adanya kehidupan manusia purba dalam lapisan sedimen gua. Bukti-bukti tersebut mencakup arang, cangkang, tulang hewan, serta serpihan batu.
Dylan Gaffney, salah seorang peneliti menjelaskan hal yang paling mencolok adalah ditemukannya sepotong resin berukuran 1,4 sentimeter yang bentuknya menyudu. Hal ini menunjukkan bahwa resin itu dipotong secara sengaja dari pohon dan bukan terbentuk secara alami.
Berdasarkan penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa resin tersebut berusia 55.000 tahun. Menurut, salah satu peneliti dalam tim, resin ini kemungkinan digunakan sebagai penerangan di dalam gua.
βIni sangat mudah terbakar dan merupakan sumber cahaya yang bagus di dalam gua,β kata Gaffney yang dimuat Kompas.
Jalur perdagangan
Dinukil dari The Conservation, Penggalian di Gua Mololo memperlihatkan kapan waktu perpindahan manusia ke Pasifik. Waktu ini menjadi perdebatan karena memiliki implikasi besar terhadap seberapa cepat Homo sapiens menyebar dari Afrika ke Asia dan Pasifik.
Selama ini para arkeolog mengusulkan dua rute, yaitu rute selatan menuju Australia dan rute utara menuju Papua Barat. Berdasarkan penggalian di Australia bagian utara menunjukkan bahwa manusia telah menetap di benua kuno Sahul sekitar 65.000 tahun yang lalu.
Namun berdasarkan temuan dari Timor menunjukkan bahwa 44.000 tahun yang lalu manusia baru berpindah melalui jalur selatan dan menyeberang ke utara menuju Papua Barat, lalu pindah ke Australia. Tetapi dari situs arkeologi lain di Papua Nugini, muncul hipotesa manusia manusia tiba di wilayah Pasifik, lalu terus menjelajah hingga ke Daratan Tinggi Papua Nugini, Kepulauan Bismarck, dan Kepulauan Solomon sekitar 30.000 tahun yang lalu.
"Analisis arkeologi dan paleoekologi multi-proksi dari rangkaian Gua Mololo di pulau palaeo Waitanta memberikan bukti keberadaan masyarakat paling awal yang diketahui di wilayah Pasifik >55.000-50.000 tahun yang lalu. Manusia-manusia ini mempraktikkan pengolahan tanaman tropis yang kompleks dan terlibat dengan ekologi pesisir dan hutan," demikian tulis para ilmuwan dalam laporan penelitiannya.
Pentingnya Raja Ampat
Para ilmuwan dalam jurnal Cambridge yang diterbitkan 13 Agustus 2024 mengakui bahwa penelitian arkeologi Raja Ampat memberikan beberapa bukti global paling awal tentang manusia yang menjelajahi hutan hujan di luar Afrika. Hal ini juga jadi bukti paling awal bahwa spesies manusia modern Homo sapiens menggunakan pulau-pulau kecil.
Kapasitas untuk fleksibilitas adaptif dan transformasi lingkungan kemungkinan besar mendorong perpindahan manusia ke hutan hujan terpencil, yang sebelumnya berada di luar jangkauan spesies hominin lainnya.
"Keadaan ini membantu kita memahami proses diversifikasi budaya dan biologis yang dihasilkan ketika spesies kita tersebar di seluruh planet ini dan mulai mendobrak batas-batas habitat baru, dan bagaimana manusia telah terjerat dalam ekologi ini selama puluhan milenium.β
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News