limbah hewan kurban perlu dikelola agar tak mencemari lingkungan - News | Good News From Indonesia 2025

Limbah Hewan Kurban Perlu Dikelola Agar Tak Mencemari Lingkungan

Limbah Hewan Kurban Perlu Dikelola Agar Tak Mencemari Lingkungan
images info

Limbah Hewan Kurban Perlu Dikelola Agar Tak Mencemari Lingkungan


Peningkatan aktivitas pemotongan hewan kurban selama momen Iduladha harus diiringi dengan perhatian terhadap pengelolaan limbah ternak.

Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Salundik mengatakan, jika tidak ditangani dengan baik, limbah ini dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat. 

“Limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak lingkungan serius. Mulai dari bau menyengat, serbuan lalat, hingga gangguan estetika, terutama karena lokasi penjualan hewan kurban umumnya berada di area perkotaan yang padat,” jelasnya.

Limbah ternak saat kurban

Dr Salundik mengurai, limbah ternak saat kurban dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu limbah di lokasi penjual dan limbah di lokasi penyembelihan.

Di lokasi penjual, limbah yang dihasilkan berupa kotoran (feses) dan sisa pakan hijauan. Penumpukan ternak dalam jumlah besar selama kurang lebih 20 hari menjelang Iduladha menyebabkan akumulasi limbah dalam jumlah signifikan. 

Sebagai contoh, jika terdapat 50 ekor sapi dengan produksi kotoran rata-rata 20 kg per ekor per hari, maka dalam 20 hari akan terkumpul limbah sebanyak 20 ton.

Sementara itu, di lokasi penyembelihan, jenis limbah yang dihasilkan berbeda, yaitu berupa darah, isi rumen, dan saluran pencernaan.

Menurut Dr Salundik, limbah jenis ini memiliki risiko kontaminasi yang lebih tinggi dan memerlukan penanganan khusus, terlebih di lokasi yang sempit dan tersebar di berbagai titik kota.

baca juga

Mengolah limbah ternak

Dr Salundik menyarankan agar limbah berupa feses dan sisa pakan dapat dikonversi menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti pupuk organik kompos atau vermikompos.

“Ini adalah solusi yang paling mudah diterapkan dan memberikan nilai tambah,” ungkapnya.

Namun, lanjut Dr Salundik, tantangan terbesar dalam implementasi pengolahan limbah di lokasi penyembelihan adalah ketidakpastian jumlah ternak, lokasi yang tersebar, serta keterbatasan lahan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.