mengenang kapal titanic keraton surakarta siap bawa raja jawa pelesiran hingga melamar permaisuri - News | Good News From Indonesia 2025

Kapal Rajamala, Titanic Keraton Surakarta, Siap Bawa Raja Jawa Pelesiran hingga Melamar Permaisuri

Kapal Rajamala, Titanic Keraton Surakarta, Siap Bawa Raja Jawa Pelesiran hingga Melamar Permaisuri
images info

Kapal Rajamala, Titanic Keraton Surakarta, Siap Bawa Raja Jawa Pelesiran hingga Melamar Permaisuri


Pada zaman dulu, Sungai Bengawan Solo digunakan oleh masyarakat untuk mengangkut barang-barang konsumsi dan niaga ke pedalaman Pulau Jawa. Karena itu tak heran, kapal-kapal besar banyak yang singgah melintas di aliran sungai tersebut.

Kapal besar yang pernah menjadi magnet masyarakat Jawa ketika itu adalah Kyai Rajamala milik Keraton Surakarta. Kapal raksasa ini dibuat ketika periode PB V (1820-1830) untuk menjemput putri Madura yang hendak dijadikan garwa prameswari. 

“Di atas sungai raksasa, bebas Kyai Rajamala melenggang laksana kapal pesiar bagi keluarga bangsawan,” tulis Heri Priyatmoko, dosen Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma yang dimuat dari Beritagar.

Heri mencatat kapal ini kerap membelah sungai terpanjang di Jawa tersebut, salah satunya adalah saat Pakubuwana IV melakukan pelayaran menuju Sumenep, Madura, untuk melamar Putri Bupati Cakraningrat. Rajamala dihias dengan lengkung-lengkung janur kuning, bendera dan plisir gula kelapa mengombak air. 

Di atas kapal itu tidak lupa alunan gamelan yang ditabuh untuk menambah semaraknya suasana. Masyarakat yang tinggal di bibir sungai sangat riang melihat arak-arakan yang tidak mesti mereka jumpai setiap saat. 

“Mereka ikut berpesta lumban (bermain air) di sungai,” paparnya.

Kapal Rajamala, Titanic dari Jawa

Ketika mengarungi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, Kapal Kyai Rajamala tampak berlayar dengan gagah perkasa. Maka tak heran hingga kini banyak orang mengenang kegagahannya sebagai Kapal Titanic-nya Indonesia.

Kapal Rajamala sendiri memiliki ukuran sekitar 58,9 x 6,5 meter. Ukuran tersebut cukup besar di masanya. Lalu, ukuran dayung perahu memiliki panjang sekitar 6,6 meter. 

Adi Deswijaya dosen di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah FKIP, Univet Bantara, Sukoharjo menjelaskan kapal raksasa ini direnovasi dua kali pada zaman PB IX. Lalu dilanjutkan direnovasi pada masa PB X

“Pada zaman Pakubuwana IX, direnovasi karena keadaan kapal banyak berlubang sehingga ukuran panjangnya menjadi 75 kaki (22,5 m) dan lebarnya tetap sama, beratnya 50 ton. Pada masa Pakubuwono X di Langenharjo direnovasi kedua kalinya panjangnya menjadi 20 m dan terakhir dikatakan biar rusak di situ," jelas Adi yang dimuat dari RRI.

Berhenti berlayar

Ketika masa PB IX memegang tampuk kekuasaan, perahu agung ini lebar dan panjang baita dikurangi lantaran kedalaman dan keluasan sungai mengalami penyusutan yang signifikan. Memang,proses sedimentasi berlangsung sedari lama menyebabkan daratan di sepanjang Bengawan Solo semakin dangkal dan membentuk daratan.

“Menurut riwayatnya, dua kali perahu besar ini diperkecil mengingat ukuran sungai kian menyusut jua,” jelas Heri.

Heri menjelaskan terakhir kapal berada di sungai dekat Pesanggrahan Langenharjo hingga rusak dan karam. Karena dia membantah adanya dugaan kapal ini tenggelam di Jurug, bandar Beton, bandar Nusupan, maupun di anak sungai Pepe.

Kini, Canthik Kapal Rajamala disimpan pada sebuah ruang gelap di Museum Radya Pustaka. Selain itu, satu canthik lainnya disimpan di Museum Keraton Surakarta.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.