saat dopamin berlebihan anugerah atau ancaman bagi otak - News | Good News From Indonesia 2025

Saat Dopamin Berlebihan: Anugerah atau Ancaman bagi Otak?

Saat Dopamin Berlebihan: Anugerah atau Ancaman bagi Otak?
images info

Perasaan gembira dan sedih dapat terjadi dikarenakan naik turunnya emosi yang sering kali kita temui satu sama lain. Sebenarnya, situasi ini dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dibuat oleh otak, yang dikenal sebagai dopamin.

Hormon ini memiliki peranan penting untuk mengatur berbagai fungsi yang ada di dalam tubuh manusia. Meningkatkan tingkat otak zat ini dapat memiliki beberapa efek. Apa yang terjadi jika seseorang memiliki kadar dopamin yang berlebihan? Mari kita ulas lebih lanjut! 

Apa itu Dopamin?

Dopamin merupakan tipe neurotransmitter yang dihasilkan oleh tubuh dan digunakan oleh sistem saraf untuk mengirim sinyal antara sel-sel saraf. Oleh sebab itu, dopamin sering kali disebut sebagai "pembawa pesan kimiawi".

Hal ini tentunya tidak hanya dapat mengendalikan respons tubuh dan emosional, tetapi juga reaksi motorik. Selain sebagai pembawa pesan kimiawi, dopamin juga dapat disebut juga sebagai "hormon bahagia".

Dopamin dapat meningkat ketika kita melakukan kegiatan yang mengarah pada perasaan bahagia dan gembira seperti berbelanja, menikmati makanan lezat, atau melakukan hubungan seksual.

Baca Juga: Mengenal Hormon Insulin, Sang Pengendali Gula Darah dan Kolega Bagi Orang yang Obesitas

Mengenal Fungsi Dopamin

Setiap senyawa yang ada di dalam tubuh kita tentunya memiliki fungsi masing-masing, berikut adalah beberapa fungsi dari dopamin.

1. Pengatur Emosi, Motivasi, dan Perilaku

Dopamin sangat berperan dalam mengatur suasana hati, motivasi, kesenangan, bahkan kecanduan, yang sering kali memengaruhi perilaku, kepribadian, dan kemampuan berpikir. Suasana hati yang positif dalam menjalani aktivitas sehari-hari sangat tergantung pada neurotransmitter yang ada di dalam hormon ini.

Dopamin memberikan penjelasan ilmiah mengapa seseorang dapat merasakan kesenangan. Namun pada penelitian lain, dopamin juga mungkin saja dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi sehingga itulah salah satu alasan mengapa hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur mood.

Selain itu, banyaknya penelitian membuktikan bahwa dopamin tidak hanya memberikan kesenangan, akan tetapi hormon tersebut juga telah bertindak sebelum pencapaian kesenangan terjadi. Dopamin akan dilepaskan untuk mencapai sesuatu yang dinilai baik dan menghindari yang dinilai buru, itulah alasan mengapa dopamin memiliki peran penting dalam motivasi.

Dopamin juga memengaruhi tingkah laku dan kognisi, hal ini terjadi karena adanya lobus frontalis otak yang merupakan jalur yang juga akan dilewati jika terjadi pelepasan dopamin. Area lobus ini diakui sebagai pusat pemrosesan informasi, terutama mengenai perilaku dan kognisi.

Oleh sebab itu, jika terjadi masalah akibat kekurangan atau kelebihan dopamin pada area tersebut, maka akan memengaruhi fungsi kognitif, seperti kemampuan kita dalam memecahkan masalah.

2. Mempengaruhi Fungsi Otak dan Sistem Saraf

Dopamin memiliki kontribusi terhadap fungsi memori, fokus, kreativitas, dan pengaturan waktu tidur. Ini menjadikannya vital dalam menjalankan proses berpikir, pengambilan keputusan, serta membentuk kebiasaan dan pola tidur yang sehat.

Fungsi memori dibentuk di otak pada bagian prefrontal cortex atau lebih dikenal otak bagian depan, di bagian inilah fungsi dopamin memaksimalkan kerja memori. Paparan dopamin di area otak ini memiliki sifat yang sangat sensitif, sedikit perubahan dari jumlah normal dapat menyebabkan masalah pada ingatan.

Karena dopamin sangat memiliki pengaruh terhadap sistem memori, hal ini tentunya berpotensi memengaruhi cara belajar dan penyimpanan informasi. Ketika seseorang mengalami peristiwa atau pengalaman tertentu, dan pada waktu tersebut jumlah dopamin mencukupi, maka otak akan mengingatnya dengan lebih baik begitupun sebaliknya.

Beberapa penelitian juga mengungkap adanya keterkaitan hubungan antara sistem dopamin dan kreativitas. Reseptor dopamin tentunya sangat berhubungan dengan proses berpikir manusia di luar kebiasaan.

Itulah yang menyebabkan orang kreatif cenderung dapat memecahkan masalah dan membuat suatu hubungan yang terlihat aneh karena mereka memiliki koneksi yang tidak biasa pada otaknya.

Selain itu kadar dopamin yang meningkat di otak dikaitkan dengan meningkatnya perasaan untuk terjaga, hal ini dibuktikan dengan tingginya konsentrasi dopamin di siang hari dibanding pada malam hari.

Inilah penyebab bahwa seseorang yang memiliki kadar dopamin yang baik tentunya memiliki waktu pengaturan tidur yang baik namun jika berlebih, maka seseorang akan selalu terjaga begitu pula sebaliknya, jika kekurangan dopamin, seseorang akan mudah untuk mengantuk.

3. Pengaturan Fisiologis dan Motorik Tubuh

Dopamin mengatur tubuh kita secara fisik seperti pergerakan otot, pengendalian rasa sakit, serta sekresi hormon seperti prolaktin. Ini menjelaskan mengapa ketidakseimbangan dopamin sering dihubungkan dengan gangguan seperti penyakit parkinson atau masalah hormonal. 

Bagian penting di dalam otak yang mengatur segala bentuk gerakan tubuh adalah ganglia basal atau inti basal. Agar bagian ini bekerja dengan maksimal, tentunya akan sangat bergantung pada sekresi dopamin dari neuron di sekitarnya.

Bila dopamin yang mencapai ganglia basal tidak mencukupi, maka fungsi gerakan yang terjadi akan menjadi lebih lambat dan tidak terkoordinasi dengan baik. Lain halnya jika ganglia basal menerima terlalu banyak dopamin dari neuron di sekitarnya, maka akan terjadi kelebihan gerakan tubuh yang tidak diperlukan.

Selain itu dopamin juga memegang peranan penting dalam suatu proses rasa sakit pada sistem saraf pusat, termasuk sumsum tulang belakang. Berbeda dengan stimulus dari pengalaman menyenangkan, saat merasakan sakit, kadar dopamin menurun, yang menghasilkan perasaan tidak nyaman, seperti saat mengalami cedera atau putus cinta.

Baca Juga: Peran Olahraga untuk Kesehatan Mental, Dorong Produksi Hormon Bahagia

Apa Efek dari Kelebihan Dopamin?

Kelebihan dopamin adalah suatu kondisi dimana hormon ini diproduksi berlebih di dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh pola hidup tertentu, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, konsumsi makanan tertentu, dan perilaku adiktif atau ketergantungan.

Menurut informasi dari honestdocs.id, terlalu banyak dopamin dalam otak dapat terkait dengan berbagai gangguan mental seperti skizofrenia dan gangguan bipolar. Di sisi lain, kadar dopamin yang tidak berlebihan dipercaya dapat menguntungkan kondisi kesehatan baik mental maupun fisik. Keadaan ini tentunya memengaruhi peningkatan dalam kinerja seseorang yaitu ketika kita belajar maupun bekerja.

Salah satu cara untuk mengatasi kelebihan dopamin adalah dengan mengatur faktor gaya hidup yang dapat memicu kondisi ini. Jika diperlukan, dokter biasanya akan memberikan resep obat untuk menghambat reseptor dopamin.

Gejala kelebihan dopamin yang sering kali terlihat diantaranya adalah terdapat perilaku yang cenderung menjadi lebih agresif, adanya hasrat seksual yang meningkat, mengalami stres serta gangguan tidur, meningkatnya motivasi dan konsentrasi di luar batas normal seseorang, merasakan bahagia yang berlebihan, serta mengalami cemas, halusinasi bahkan juga delusi.

Jika Kawan mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang terbaik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.