Komunitas Global Youth Conference (GYC) menginisiasi sebuah program dengan judul ‘One Pot’ yang sudah dimulai sejak tahun 2021. Awalnya menjadi program dua bulanan salah satu sekolah di Bali dan Papua, kini ditransformasi menjadi program berbasis online. Kegiatan ini didasari karena keragaman flora yang ada di Indonesia.
Ketika beraktivitas di luar ruangan, kita pasti akan banyak melihat keragaman tumbuhan di sepanjang jalan yang kita lewati. Dari yang kecil hingga yang menjulang tinggi. Ada yang berfungsi sebagai tanaman hias, obat, hingga tanaman pangan.
Banyak juga tumbuhan yang memiliki peran menjaga lingkungan entah itu dari ancaman banjir atau polusi udara.
Hal ini dikarenakan Indonesia sendiri dikenal dengan keragaman flora di alamnya. Menurut sumber dari Kumparan, mengutip e-modul Geografi terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di 2021, ada sekitar 10% jenis flora dunia ada di Indonesia atau bisa dibilang ada lebih dari 25 ribu jenis.
Meski terlihat sebuah hal kecil, pada nyatanya ternyata banyak fakta menarik dari setiap tanaman yang sering kita temui. Karena kurang tersoroti, khalayak umum seringkali memiliki kesalahpahaman informasi.
Awalnya One Pot ini adalah sebuah gerakan workshop dengan tujuan akhir mendorong generasi muda untuk menanam pohon. Kini di 2025 programnya berubah mengusung konsep "sharing our story". Program ini memiliki 2 tujuan yaitu:
Merangkul banyak cerita. Baik dari tanaman itu sendiri maupun makhluk yang hidup di sekitar pohon. Contohnya adalah serangga dan binatang kecil
Membagi cerita terkait manfaat dari berbagai aspek seperti pangan, lingkungan, kesehatan dan yang lainnya
One Pot, One Person One Tree
One Pot merupakan program internal komunitas untuk menyambut serta mengawali lembaran baru dengan anggota tim yang baru di tahun 2025. Diikuti oleh 14 anggota baru, programnya sendiri baru dimulai sejak 12 April 2025 lalu dan sejauh ini terbagi menjadi 3 penugasan.
Setelah pemaparan terkait program oleh Ari Gunawan salah satu founder GYC, setiap anggota diberi tugas pertamanya: One Pot 1.0., yakni membuat essay singkat tentang satu tanaman terkait lingkungan tempatnya bertumbuh, perannya untuk kehidupan sekitar, interaksi apa yang tercipta dan refleksi diri dari setiap anggota yang mengamati.
Setiap peserta diberi waktu seminggu untuk melakukan observasi. Kemudian hasilnya dikumpulkan melalui form online yang di mana batas pengumpulannya di tanggal 18 April 2025.
Keesokan harinya, beberapa perwakilan diminta untuk menceritakan tentang hasilnya, sekaligus kembali diberi penugasan terkait program lanjutan, yaitu One Pot 2.0.
Kolektif Kecil untuk Cerita Peranan Tumbuhan di Berbagai Bidang
Pada One Pot 2.0, empat belas anggota baru GYC kembali diberi tugas untuk melakukan observasi. Tetapi di penugasan kali ini mereka terbagi menjadi 4 Tim yang mewakili bidang yang berbeda seperti pangan, kecantikan, tanaman hias, dan frutikultura.
Kali ini setiap kelompok diminta untuk bercerita dengan hasil akhir berupa video pendek dengan narasi sesuai klasifikasi yang ditentukan.
Nantinya video dibagikan melalui kanal Instagramnya untuk memperkenalkan tentang program ini ke khalayak publik yang lebih luas.
Mengulas Lebih Dalam Mitos dan Tanaman di Sekitar
Setelahnya, keempat belas anggota baru GYC kembali diberi tugas kolektif. Kali ini fokusnya adalah menyusun narasi tentang mitos atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat.
Setiap kelompok dibebaskan untuk bernarasi. Bisa memperkaya data untuk menguatkan mitos yang ada supaya lebih masuk akal, mencari informasi dari sisi ilmiah untuk membenarkan kepercayaan yang belum teruji benarnya, atau cerita sejarah dan peranan mitos tersebut dalam kehidupan masyarakat sekitar.
Harapan dari One Pot
Harapannya, meski tidak memberikan dampak langsung ke publik, program ini dapat membentuk awareness anggota internal tentang menjaga lingkungan dan juga bisa dijadikan sebuah solusi dari beberapa masalah yang sedang terjadi. Di antaranya lahan hijau yang semakin berkurang dan krisis ekonomi pasar.
Selain itu juga, program ini adalah pembekalan ilmu tentang public figure dan kerja tim. Jadi nantinya ketika GYC akan mengadakan konferensi atau workshop kembali, setiap anggotanya sudah siap secara pemahaman dan karakter.
Tentang GYC
GYC adalah sebuah komunitas yang dibentuk dibawah naungan organisasi bisnis bernama Precious Island. Pertama kali menggelar konferensi tentang Sustainable Development Goals (SDGs) di Bali pada November 2020, komunitas ini berhasil mengajak sekitar 600 peserta baik yang datang secara offline maupun online ditengah adanya badai pandemi COVID-19.
Ekoteologi: Saatnya Belajar dari Pohon
Fokus dari GYC adalah mendorong anak muda untuk menjadi generasi yang berperan dalam isu-isu tentang SDGs melalui konferensi dan konten-konten di media sosial.
Selain One Pot, program yang sudah berjalan sejak tahun 2021 adalah “Diet Plastik”. Sebuah gerakan mendorong meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai demi mengurangi limbah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News