Lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang, melaksanakan program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3A2KB) Kota Batu, Malang. Kegiatan magang ini berlangsung selama empat bulan, terhitung sejak 3 Februari hingga 3 Juni 2025.
Seluruh peserta magang ditempatkan di unit layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Di PUSPAGA, para mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan operasional harian dan memperoleh berbagai pengalaman, baik dalam pengembangan kompetensi teknis maupun non-teknis. Beberapa kegiatan yang mereka lakukan antara lain:
- Membuat media pembelajaran anak,
- Membuat Surat Perintah Tugas (SPT),
- Mengerjakan Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan PUSPAGA, dan
- Menyusun dan memperbarui dokumen Memorandum of Understanding (MoU).
Tidak hanya itu, mahasiswa juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendampingan program Sinau Moco Sampe Mari (SIMOSARI), sebuah program dari PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) yang ditujukan untuk membantu siswa atau siswi yang membutuhkan bimbingan dalam literasi dan numerasi.
Program ini dilaksanakan selama satu bulan 8 kali pertemuan di bulan April sampai Mei di SDN Giripurno 2, Kota Batu. Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang mendampingi pelaksanaan SIMOSARI dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Rabu untuk literasi dan hari Kamis untuk numerasi.
Mahasiswa magang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang juga berkolaborasi dengan mahasiswa magang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Merdeka Malang (UNMER) dari program studi S1 Psikologi. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 siswa/siswi yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 4 SD.
Para mahasiswa bekerja secara tim untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.
Program ini hadir sebagai solusi bagi siswa atau siswi dari keluarga kurang mampu yang belum memiliki akses terhadap pendamping belajar atau shadow teacher. Menurut Ibu Lovita Siregar, S.Psi dari PUSPAGA, tujuan utama program ini adalah untuk membantu siswa atau siswi yang belum bisa membaca dan berhitung serta berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu.
Selama pelaksanaan program, terlihat adanya kemajuan signifikan dari peserta didik. Siswa atau siswi yang sebelumnya belum mampu mengenali huruf kini sudah bisa mengeja dan membaca sederhana.
Dalam bidang numerasi, kemampuan siswa atau siswi dalam penjumlahan, pengurangan, dan perkalian juga mengalami peningkatan. Mereka mampu menerapkan konsep matematika dasar baik dengan media belajar maupun secara manual menggunakan beberapa teknik seperti menyusun dan porogapit.
Meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti kurangnya fokus siswa atau siswi saat pembelajaran berlangsung, namun secara umum program ini disambut dengan antusias oleh para siswa atau siswi. Media pembelajaran yang menarik, seperti permainan fonik, kartu huruf, alat bantu visual, serta kegiatan interaktif lainnya, turut menunjang efektivitas kegiatan.
Hal ini membuktikan bahwa pendekatan belajar yang menyenangkan sangat berpengaruh terhadap semangat dan motivasi belajar anak.
Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman praktis mengajar langsung di lapangan, tetapi juga meningkatkan keterampilan sosial, komunikasi interpersonal, dan kepedulian terhadap isu pendidikan anak.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan literasi dan numerasi anak-anak di wilayah Kota Batu, sekaligus memperkaya kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik profesional yang adaptif dan solutif terhadap permasalahan pendidikan di masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News