deden serap 80 ton biji kopi hingga rangkul petani kopi di kamojang dengan inovasi kopi panas bumi - News | Good News From Indonesia 2025

Deden Serap 80 Ton Biji Kopi hingga Rangkul Petani Kopi di Kamojang dengan Inovasi Kopi Panas Bumi

Deden Serap 80 Ton Biji Kopi hingga Rangkul Petani Kopi di Kamojang dengan Inovasi Kopi Panas Bumi
images info

Muhammad Ramdhan Reza Nurfadilah, memanfaatkan kekayaan alam kampung halamannya di Kamojang, Jawa Barat untuk melahirkan inovasi kopi pertama di dunia yang diproses dengan uap panas bumi. Pria yang akrab disapa Deden ini merangkul para petani kopi di kawasan Kamojang.

Dia mendirikan Geothermal Coffee Process berkolaborasi dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) untuk merangkul para petani kopi di kawasan Kamojang. GCP bergerak di bidang pengolahan biji kopi pasca panen, mulai dari processing, pengeringan, hingga pengupasan kulit ari, dengan hasil akhir berupa green bean.

Saat ini, GCP menjadi mitra bagi lebih dari 80 petani yang secara konsisten memasok hasil panen mereka setiap musim panen. Bahkan GCP tercatat menyerap hingga 20 ton biji kopi pada musim lalu.

Ke depannya, Deden memiliki harapan untuk menjadikan GCP sebagai usaha pengolahan kopi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Ia juga bercita-cita agar GCP mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas bagi komunitas sekitar, tidak hanya terbatas pada para petani atau mitra GCP saja.

Go international

Pada tahun pertama peluncuran, Deden mengatakan ada pihak dari luar negeri yang tertarik untuk meniru sistem ini. Karena itu, dia langsung mematenkan inovasi tersebut supaya tidak ditiru oleh orang lain.

“Kami merasa penting untuk segera mematenkannya. Daripada konsep ini diadopsi pihak luar terlebih dahulu, lebih baik kita kembangkan di dalam negeri. Kami ingin agar masyarakat Indonesia, khususnya di daerah penghasil kopi yang dekat dengan sumber panas bumi, bisa lebih dulu menerapkan konsep serupa,” harap Deden.

Inilah yang mendorong semangat Deden untuk mengenalkan kopi panas bumi sebagai inovasi asli Indonesia ke tingkat global. Usaha tersebut membuahkan hasil, karena GCP berhasilmenembus pasar internasional dengan mulai mengekspor produknya ke Jepang. Tahun ini, mereka bahkan menargetkan perluasan ekspor ke wilayah Eropa.

Kolaborasi sebagai kunci

Sebagai pelopor kopi berbasis panas bumi di dunia, Deden terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan mutu kopi yang dihasilkannya.

“Jika berbicara soal keberlangsungan bisnis, tentu tidak cukup hanya mengandalkan sisi inovatifnya saja. Justru kualitas produk tetap menjadi perhatian utama, agar pembeli tidak hanya tertarik di awal, tapi juga terus melakukan pembelian ulang karena puas dengan cita rasa dan konsistensinya,” ungkapnya.

Bagi Deden, kolaborasi antarpihak menjadi kunci untuk menghadirkan manfaat yang lebih luas melalui kopi panas bumi. Ia pun menyampaikan apresiasinya kepada PGE Area Kamojang yang telah memberi dorongan besar dalam proses inovasi hingga membawa kopi karyanya melangkah ke pasar global.

“Sejak awal, teman-teman di PGE Kamojang selalu percaya dan memberi semangat agar saya terus mencoba hal-hal baru. Kolaborasi ini bukan cuma soal melahirkan kopi panas bumi pertama di dunia, tapi juga jadi pintu bagi kami, pelaku usaha lokal, untuk berkembang, belajar,

dan bermimpi lebih besar. Kami makin merasakan manfaat panas bumi, bukan cuma sebagai sumber listrik di rumah, tapi juga sebagai pintu yang membuka peluang hidup lebih baik lagi,”pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.