produksi cokelat di indonesia dari biji kakao hingga pemasaran - News | Good News From Indonesia 2025

Produksi Cokelat di Indonesia: dari Biji Kakao hingga Pemasaran

Produksi Cokelat di Indonesia: dari Biji Kakao hingga Pemasaran
images info

Kawan GNFI, siapa yang pecinta makanan manis? Pasti, cokelat masuk dalam daftar kesukaan. Di balik cokelat yang dapat membangkitkan semangat bagi pemakannya, ada cerita yang jarang diketahui yaitu proses pembuatan cokelat di Indonesia.

Mengutip YouTube Capcung, Johan Salbiantoro membangun tempat wisata cokelat yang bernama Taman Kakao Cokelat di Jl. Gapuk, Slanden, Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55672.

Pembangun Taman Kakao Cokelat menjadi wadah peningkatan kesejahteraan petani Kakao di daerah setempat. Selain itu, Johan ingin memperkenalkan hasil produksi cokelat di Indonesia kepada generasi muda dan turis asing.

“Kami adalah petani yang setiap hari bertani, berkebun, dan menjual biji kakao kering. Kami menjual ke pasar ke tengkulak lokal sehingga kami dihargai sangat murah dan dihargai di bawah standar,” ucap Johan, pemilik Taman Kakao Cokelat dilansir YouTube Capcung.

Taman Kakao Cokelat menyediakan produksi kakao, pengemasan dan pemasaran cokelat.

“Harga yang kami jual di sini jauh lebih tinggi dibandingkan harga ke tengkulak di pasar,” sambung Johan.

Riset Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat sebagai Pengendalian Penyakit Akuakultur Dapat Penghargaan Hitachi

Ia menjabarkan bahwa pohon kakao berbuah pertama kali pada usia 18 bulan. Selanjutnya, puncak masa produksi kakao di usia 7-20 tahun.

“Tidak ada jeda, tidak ada musim, setiap hari berbunga, berbuah, dan panen sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani mingguan,” tutur Johan.

Ia memilih produksi cokelat dengan cara tradisional sebagai berikut: (1) Melakukan sangrai biji kakao dengan menggunakan tungkuk kayu dan wajan tanah (2) Biji kakao kemudian dipisahkan dan dipecahkan secara manual dengan ditampi (3) Ambil daging bijinya (4) Setelah itu masuk tahap penggilingan kasar (5) Beralih kepada penggilingan halus (6) Cokelat siap ditambahkan bahan gula susu sesuai selera (7) Cokelat dicetak dan dikemas.

Johan menegaskan petani rutin melakukan perawatan kakao setiap minggunya, dalam rangka menjaga kualitas cokelat yang telah dipasarkan melalui Taman Kakao Cokelat, pusat oleh-oleh Candi Borobuur, dan jualan daring ke berbagai negara—Paris, Dubai, Korea, Irak, serta Iran.

Produksi cokelat milik Johan memiliki citra rasa yaitu manis, pahit sedang, pahit, dan pahit sekali sesuai dengan selera masyarakat.

5 Jajanan Jadul dengan Cita Rasa Manis, dari Permen Yosan hingga Cokelat Payung

Mengenal Kakao di Indonesia

Selain Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia memiliki perkebunan kakao terbesar yang tersebar di berbagai daerah lainnya. Mengutip YouTube Sok Bijak, lima daerah yang terkenal dengan andalan hasil cokelat di Indonesia yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Lampung.

Kakao yang tumbuh di Indonesia terbagi menjadi 3 (tiga) jenis. Mengutip thewbifoundation.com, varietas yang hadir di Indonesia adalah criollo, forastero, dan trinitario.

Pertama, criollo adalah varietas langka dari semua kakao dengan karakteristik lembut dan memberikan rasa pahit. Selanjutnya, varietas biji kakao forastero yang paling sering dijumpai di Indonesia, terhitung 70-80% dari produksi kakao dunia. Ketiga, varietas biji trinitario merupakan persilangan antara bii forastero dan biji criollo yang diproduksi sekitar 12% di dunia. 

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan, ada 15 nama turunan cokelat yang berlaku di Indonesia, yaitu:

  1. Cokelat hitam,
  2. Cokelat hitam manis,
  3. Cokelat kovertur,
  4. Cokelat susu,
  5. Cokelat susu kovertur,
  6. Cokelat putih,
  7. Cokelat putih kovertur,
  8. Meses,
  9. Meses susu,
  10. Permen isi cokelat,
  11. Praline,
  12. Cokelat isi,
  13. Truffles,
  14. Cokelat berperisa,
  15. Cokelat komposit.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.