Indonesia menunjukkan eksistensinya di panggung sinema internasional, sekelas Cannes Film Festival. Untuk penyelenggaraan ke-78 di tahun 2025 ini, Indonesia akan menghadirkan paviliun.
Melalui dukungan Kementerian Kebudayaan, sejumlah karya dan anak bangsa hadir dalam festival tersebut. Sebut saja film Jumbo serta Ikatan Darah karya Iko Uwais dan Pangku, film debut Reza Rahadian.
Christine Hakim memperkenalkan The Mourning Journey, film debutnya sebagai produser. Selain itu, Indonesia juga akan unjuk kekayaan intelektual (Intellectual Property) melalui pasar film.
Paviliun Indonesia di Marche du Film, Cannes Film Festival
Indonesia akan mengibarkan bendera di Cannes Film Festival lewat Paviliun Indonesia di Marche du Film. Ini adalah ajang pasar film terbesar dunia yang menjadi bagian dari festival akbar ini.
Kehadiran Paviliun Indonesia mengemban misi untuk memperluas jejaring global. Selain itu, untuk membuka peluang terjalinnya kolaborasi strategis demi kemajuan industri film tanah air.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik partisipasi semua pihak menjelang Cannes Film Festival. Hal ini disampaikannya dalam kesempatan Taklimat Media Cannes International Film Festival di CGV FX Sudirman, Senayan.
“Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama insan perfilman, sutradara, produser, aktor, penulis, animator, teknisi, hingga pekerja kreatif lain, yang bekerja sepenuh hati membangun jembatan budaya Indonesia dan dunia melalui sinema,” ujarnya.
Menbud berharap kehadiran di ajang Cannes bukan sekadar kehadiran biasa. Melainkan juga memperkuat inspirasi, semangat, dan daya dukung serta daya dorong bagi industri film di level internasional maupun daerah.
“Di dalam negeri, kita sudah mendapatkan apresiasi yang sangat baik dengan jumlah penonton film tahun lalu mencapai 81 juta penonton untuk film Indonesia, mengalahkan penonton film asing sekitar 40 jutaan,” ungkap Fadli Zon.
Baca Juga: Sepak Terjang Indonesia Menembus Cannes Film Festival
Jumbo dan Film-Film Indonesia di Cannes Film Festival
Di ajang Marche du Film Cannes Film Festival 2025, delegasi Indonesia akan hadir dalam berbagai kegiatan. Termasuk, memperkenal sejumlah film Indonesia seperti Jumbo, Ikatan Darah, Pangku, Monster Pabrik Rambut, dan The Mourning Journey.
- Film animasi Jumbo kini telah masuk dalam jajaran film Indonesia terlaris sepanjang masa.
- Ikatan Darah adalah film yang diproduksi oleh aktor Iko Uwais yang kini mendirikan Uwais Pictures.
- Film Pangku merupakan film panjang debut penyutradaraan aktor Reza Rahadian.
- Monster Pabrik Rambut (Sleep No More) adalah film terbaru Palari Films karya sutradara Edwin.
- The Mourning Journey yang disutradarai Garin Nugroho, adalah film debut produser aktris legendaris Indonesia Christine Hakim.
Selain kelima judul tersebut, ada film Renoir yang masuk dalam kompetisi utama Cannes Film Festival 2025. Film ini adalah hasil ko-produksi Jepang, Indonesia, Prancis, Filipina, dan Singapura.
Film ko-produksi KawanKawan Media ini ditangani oleh sutradara asal Jepang Chie Hayakawa dan ko-produser oleh Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma.
Baca Juga: Berita Membanggakan dari Festival de Cannes
Komik Indonesia di Cannes: Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu
Tiga kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) komik Indonesia, juga hadir di Marche du Film. Ketiganya adalah Bandits of Batavia dari Beyondtopia (Bryan Valenza), Locust dari Studio Kosmik, dan Jitu dari Caravan Studio.
Ketiga komik ini yang siap untuk dialihwahanakan menjadi film layar lebar. Ketiga yang telah melewati seleksi di JAFF Market 2024, mengikuti program Spotlight Asia di Marche du Film.
Yulia Evina Bhara Menjadi Anggota Juri Semaine de La Critique
Yulia Evina Bhara, yang tahun lalu menjadi salah satu dari lima produser Indonesia di program Producers Network Marche du Film, tahun ini kembali hadir di arena Cannes Film Festival.
Namun kali ini Yulia Evina Bhara mengemban tugas sebagai anggota juri. Yulia akan terlibat di ajang Semaine de La Critique (Critics Week), bagian dari Cannes Film Festival 2025.
Kehadiran Yulia sebagai juri akan bersama tim juri lainnya, yakni Jihane Bougrine, Josee Deshaies, Daniel Kaluuya, dan Presiden juri Rodrigo Sorogoyen.
Baca Juga: Kesan Sutradara Asal Yogyakarta Saat Karyanya Tampil di Festival Film Cannes
Razka Robby Ertanto Mengikuti Producers Network Marche du Film
Produser dan sutradara Razka Robby Ertanto, juga menjadi salah satu produser terpilih. Razka masuk dalam seleksi untuk mengikuti program Producers Network Marche du Film.
Di program ini Razka akan mempresentasikan proyek film terbarunya. Film mengisahkan kehidupan Rose Pandanwangi, penyanyi seriosa legendaris Indonesia yang juga istri pelukis S. Sudjojono.
Selama ini Razka telah memproduseri film-film yang juga disutradarainya, seperti Ave Maryam (2018), Yohanna (2024), dan Midnight in Bali (2025).
Prestasi Sinema Indonesia dalam Dukungan Pemerintah
Dalam kesempatan akhir Taklimat Media ini, Menbud Fadli Zon kembali menegaskan hadirnya film Indonesia di ajang Cannes Film Festival 2025 adalah sebuah prestasi.
“Saya ingin mengucapkan lagi selamat kepada para insan perfilman Indonesia yang akan menjadi duta budaya Indonesia,” ujar Fadli Zon.
Pencapaian ini merupakan jejak baru dunia perfilman Indonesia agar semakin maju. Apresiasi yang diraih di tingkat internasional, sesuai dengan amanat konstitusi.
“Saya sangat berbahagia karena kehadiran dan atensi dari Kementerian Kebudayaan luar biasa terhadap kemajuan perfilman dan kebudayaan Indonesia,” ungkap Reza Rahadian.
“Ada banyak potensi di depan mata, yang sebenarnya sebagai filmmaker kami siap sedia, kapan saja ketika kami akan dilibatkan, tentu saja kami akan siap. Mudah-mudahan, sinergi ini ke depan akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar,” ujar Yulia Evina Bhara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News