Lulus dari perguruan tinggi dengan harapan memiliki karier yang bagus. Namun, pada kenyataannya para pencari kerja harus menerima penolakan kerja hingga berkali-kali. Proses panjang ini tak hanya melelahkan secara fisik dan materi, tetapi juga secara mental.
Overthinking sering kali menghantui diri setiap gagal dalam melalui tahapan seleksi, hingga berujung pada anxiety (kecemasan) terhadap masa depan.
Untuk itu, perlu kita menelusuri lebih jauh di balik tren sulitnya mencari kerja di Indonesia, apa dampaknya bagi psikologis, dan bagaimana cara menghadapinya.
Latar Belakang Pasar Kerja Indonesia
Masifnya badai PHK di Indonesia, ditambah dengan bertambahnya lulusan baru di setiap tahunnya yang tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja saat ini menjadi alasan sulitnya mencari perkerjaan. Hal tersebut membuat setiap orang harus berjuang keras untuk merebutkan satu posisi di setiap perusahaan.
5 Minuman yang Bisa Membantu Mengurangi Stres Setelah Beraktivitas Seharian
Menurut Badan Pusat Statistik, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 mencapai 4,76 %. Tekanan ini semakin nyata dirasakan lulusan baru (fresh graduate), di mana satu lowongan pekerjaan saja bisa diincar oleh ratusan pelamar sekaligus.
Dampak Psikologis Pencari Kerja
Dengan besarnya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, sering kali pencari kerja harus menerima penolakan seperti “no reply” atau “maaf belum sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan ” dari HRD yang mana dapat memicu beberapa dampak psikologis, seperti:
- Merasa tak berguna
- Kehilangan kepercayaan diri
- Cemas dan overthinking
- Tekanan sosial
- Burnout, hingga
- Stres dan depresi.
Bila tak kunjung diatasi, kondisi seperti ini dapat memicu gangguan mental yang lebih serius, bahkan dapat mendorong seseorang untuk menyerah dan mengakhiri hidup. Maka dari itu, para pencari kerja perlu menerapkan strategi untuk membentengi diri dari segala dampak psikologis yang dihadapi.
Selain itu, dukungan sosial dari keluarga dan kerabat juga dapat membantu kita untuk tetap tenang dan tidak mudah stres dalam memikirkan karier. Berikut merupakan strategi self coping atau cara yang bisa dilakukan pencari kerja untuk mengatasi tekanan!
Strategi Coping & Self-Care Selama Mencari Kerja
1. Validasi Emosi
Akui rasa kecewa dan frustrasi wajar rasanya. Coba tuliskan capaian kecil harian, misalnya “Hari ini sudah kirim 5 lamaran”, atau “hari ini sudah memperbaiki CV”, untuk membangun sifat belas kasih dan pengertian terhadap diri sendiri.
2. Atur Rutinitas Job Hunting
Gunakan teknik time-blocking (teknik manajemen waktu). Sebagai contoh, membagi waktu pagi untuk riset perusahaan, siang menulis CV atau surat lamaran, sore untuk istirahat, atau olahraga ringan.
Dampak Stres pada Tubuh, dari Sakit Kepala hingga Penyakit Jantung, Lengkap dengan Cara Mengatasi
3. Skill-Up dan Portofolio
Manfaatkan waktu luang untuk mengikuti kursus online singkat seperti kursus bahasa, desain grafis, atau digital marketing. Kerjakan proyek mini yang bisa menjadi portofolio sebagai nilai tambah di mata rekruter.
4. Bangun Support System
Gabung komunitas pencari kerja, seperti bergabung dalam grup Facebook, Discord, atau menjalin koneksi di sosial media LinkedIn. Berbagi tips dan pengalaman sering meredam stres dan memunculkan ide baru.
5. Dukungan Profesional
Bila gejala kecemasan atau depresi makin berat seperti gangguan tidur berkepanjangan, pertimbangkan untuk konsultasi ke psikolog atau layanan kesehatan mental lainnya.
Ingat, perjalanan setiap orang berbeda. Terdapat banyak hal yang membuat seseorang sulit mendapatkan kerja. Meski terasa berat, sulitnya mencari kerja bukan cerminan nilai dirimu sebagai individu.
Dengan langkah kecil konsisten, dukungan yang tepat, dan menjaga kesehatan mental, kamu tidak pernah benar-benar sendiri dalam perjuangan ini. Yuk, saling support dan bangun kebangkitan bersama untuk mencapai masa depan yang di impikan!.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News