Baturaden menjadi salah satu destinasi yang patut Kawan kunjungi ketika berkunjung ke daerah Banyumas, Jawa Tengah. Tahukah Kawan ternyata terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul daerah Baturaden yang ada di Banyumas tersebut.
Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda asal usul Baturaden tersebut?
Legenda Asal Usul Baturaden
Dikutip dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu di Kadipaten Kutaliman hiduplah seorang pemuda yang bernama Suta. Dia merupakan seorang pemuda yang memiliki paras yang tampan serta berperilaku baik.
Sehari-hari, Suta bekerja sebagai batur gamel atau pembantu di kediaman Adipati Kutaliman. Semua pekerjaan yang ada di sana dikerjakan dengan baik oleh Suta.
Pada suatu hari, Suta hendak pergi mencari rumput untuk makanan kuda-kuda milik adipati. Dirinya kemudian menunggangi kuda dan pergi ke daerah yang ada di pinggiran hutan.
Daerah ini dikenal memiliki rumput yang subur. Oleh sebab itu, Suta memutuskan untuk memotong rumput yang ada di sana.
Ketika sedang sibuk memotong rumput, tiba-tiba Suta mendengar teriakan seorang wanita. Dirinya langsung mengambil kuda dan mengikuti arah suara itu.
Jeritan suara perempuan ini ternyata berasal dari dalam hutan. Suta memacu kudanya dengan kencang untuk menemukan sumber suara itu.
Sesampainya di tengah hutan, Suta melihat seorang perempuan yang tengah berhadapan dengan ular besar. Perempuan ini berusaha melepaskan lilitan ular yang membelit dirinya.
Tanpa sadar perempuan ini melihat kedatangan Suta. Dirinya kemudian mengisyaratkan agar Suta bergerak ke arah belakang ular tersebut.
Suta yang menangkap pesan ini langsung mengikuti perintah perempuan itu. Dengan hati-hati Suta bergerak ke belakang ular tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Sesampainya di belakang ular, Suta langsung mengayunkan sabitnya dengan kencang. Serangan Suta ini ternyata mampu memenggal ular tersebut hingga dia mati tak berada.
Perempuan ini kemudian berhasil lepas dari lilitan ular. Dengan nafas tersengal-sengal, dia mengucapkan terima kasih kepada Suta.
Suta yang masih heran dengan apa yang dia lihat kemudian bertanya mengapa perempuan itu bisa menghadapi ular besar di tengah hutan. Ternyata perempuan ini tengah menyelidiki hewan ternak masyarakat yang sering hilang belakangan ini.
Perempuan ini merasa bahwa ular besar inilah yang menjadi penyebab masalah itu. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk melawan ular tersebut agar masyarakat tidak kehilangan hewan ternaknya lagi.
Suta merasa kagum dengan perbuatan perempuan itu. Dirinya kemudian memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan bahwa dia merupakan penjaga kuda adipati.
Setelah berbincang, Suta kemudian menawarkan untuk mengantar perempuan itu pulang. Perempuan ini kemudian menerima tawaran Suta dan menaiki kuda bersamanya.
Selama perjalanan, Suta bercengkrama banyak hal dengan perempuan itu. Percakapan mereka terlihat seperti dua orang kawan lama yang sudah akrab sejak dulu.
Tanpa sadar kuda Suta sudah sampai di kediaman perempuan itu. Namun alangkah terkejutnya Suta karena kediaman perempuan ini berada di kediaman Adipati Kutaliman.
Perempuan ini kemudian memperkenalkan diri kepada Suta. Dia berkata bahwa dirinya merupakan putri dari Kadipaten Kutaliman.
Sejak saat itu, Suta dan sang putri menjadi sahabat baik. Tidak jarang mereka melakukan berbagai hal bersama.
Kedekatan ini tanpa sadar memunculkan rasa cinta antara Suta dan sang putri. Namun hal ini ternyata tidak disukai oleh Adipati Kutaliman.
Sang adipati kemudian memanggil Suta ke hadapannya. Dirinya murka karena Suta yang merupakan seorang pembantu berani untuk mendekati sang putri.
Suta kemudian menjawab kemarahan adipati dengan sopan. Dia berkata bahwa menyukai sang putri bukan karena status sosialnya, tetapi karena keberanian dan ketulusan yang dia miliki.
Hal yang sama juga dirasakan Suta kepada sang adipati. Dia menghormati adipati bukan karena jabatannya, tetapi berkat kepemimpinannya yang arif dan bijaksana.
Adipati Kutaliman tertegun mendengar jawaban Suta. Dirinya merasa sudah melakukan perbuatan yang salah kepada pembantu setianya tersebut.
Akhirnya sang adipati merestui hubungan antara Suta dan putrinya. Kedua sejoli ini kemudian dinikahkan untuk mempererat hubungan mereka.
Adipati kemudian menghadiahi Suta dan sang istri sebuah daerah di tepi wilayah Kadipaten Kutaliman. Daerah ini merupakan perbukitan yang asri dan subur.
Daerah tersebut kemudian diberi nama Baturaden. Hal ini merujuk kepada pernikahan Suta dan sang istri yang menyatukan dua status sosial yang berbeda, yakni batur atau pembantu dan raden atau bangsawan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News