Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada tanggal 27 Maret 2025 silam.
Keputusan ini menyusul rencana Pemerintah untuk mengejar target swasembada pangan, khususnya beras di tahun 2025.
Sebagai salah satu negara dengan produksi beras tertinggi di dunia, keputusan ini diklaim cukup berani.
Mimpi swasembada beras ini semakin nyata setelah Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, menyebut stok beras nasional hingga April 2025 mencapai 3.18 juta ton, seperti yang diwartakan oleh Antara pada 26 April 2025.
Namun, untuk menuju kemandirian beras nasional, tidak hanya produkvifitas padi saja yang digenjot melalui perluasan area penanaman padi. Infrastruktur perusahaan penggilingan padi dalam negeri yang harus ditingkatkan kapasitasnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ringkasan Eksekutif Pemutakhiran Data
Usaha/Perusahaan Industri Penggilingan Padi Tahun 2020, perusahaan penggilingan padi di Indonesia hanya 0,62 persen atau 1.056 usaha yang dikategorikan sebagai skala besar dari total sebanyak 169.789 usaha.
Adapun demikian, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki perusahaan penggilingan padi skala besar. Hal ini menjadi tantangan untuk menuju swasembada beras.
Kawan GNFI, meski provinsi dengan perusahaan penggilingan padi skala besar terbanyak masih didominasi dari Pulau Jawa. Namun, provinsi-provinsi lain di luar Jawa sudah mulai unjuk gigi. Di mana sajakah itu?
1. Jawa Barat
Status Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu lumbung padi nasional dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Maka dari itu, sudah seharusnya Jawa Barat memberikan perhatian kusus pada sektor industri pertaniannya.
Perusahaan penggilingan padi di Jawa Barat tahun 2020 menurut BPS mencapai 30.941 usaha, didominasi dengan penggilingan skala kecil dengan kapasitas produksi kurang dari 1,5 ton per jam sebanyak 29.405 usaha, skala menengah dengan kapasitas produksi 1,5 sampai dengan 3 ton per jam 1.243 usaha, dan skala besar sebanyak 293 usaha dengan kapasitas produksi di atas 3 ton per jam.
Data ini menandai sebagai provinsi dengan perusahaan penggilingan padi skala besar terbanyak di Indonesia.
Adapun wilayah yang menjadi sentra produksi padi seperti Cirebon, Indramayu, Subang, dan Karawang menjadi basis penggilingan padi banyak berdiri di wilayah tersebut.
2. Jawa Timur
Jawa Timur berturut-turut menjadi provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia sejak tahun 2023. Produksi beras Jawa Timur di tahun 2024 mencapai 5,35 juta ton, menjadikannya tertinggi di Indonesia.
Dukungan infrastruktur pengolahan padi yang modern dan berkapasitas besar menjadi kunci swasembada beras Jawa Timur.
Jumlah perusahaan penggilingan padi skala besar di Jawa Timur mencapai 195 usaha, skala menengah 1.194 usaha, dan skala kecil 26.184 usaha, total sebanyak 27.573 usaha.
Sentra daerah penggilingan padi di Jawa Timur meliputi Ngawi, Mojokerto, Kediri dan Banyuwangi.
3. Sulawesi Selatan
Keberadaan Provinsi Sulawesi Selatan dalam jajaran provinsi dengan jumlah perusahaan penggilingan padi skala besar terbanyak di Indonesia sekaligus mematahkan dominasi provinsi-provinsi di Pulau Jawa.
Sejak tahun 2010-an memang Sulawesi Selatan menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan sektor agribisnis padi. Jadi tidak heran jika Provinsi ini masuk ke jajaran provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia, terbukti menduduki peringkat ke 4 nasioal dengan produksi beras mencapai 2,76 juta ton di tahun 2024.
Jumlah perusahaan padi skala besar diketahui mencapai 157 usaha dari total keseluruhan, yaitu 14.745 usaha.
4. Aceh
Meski tidak masuk ke jajaran provinsi penghasil beras terbesar secara nasional, bukan berarti Provinsi Aceh enggan mengembangkan sektor agribisnis padi.
Buktinya Provinsi Aceh menduduki tingkat ke-4 sebagai provinsi dengan perusahaan penggilingan padi skala besar terbanyak di Indonesia dengan jumlah mencapai 69 usaha.
Padahal secara keseluruhan, jumlah penggilingan padi di provinsi ini 'hanya' 3.355 usaha, jauh dari Provinsi Sumatra Selatan sebanyak 7.103 dan menjadi langganan penghasil beras terbesar nasional.
Kabar tersebut menandakan bahwa kualitas penggilingan padi secara industri di Aceh lebih baik dan memiliki kapasitas yang memadai.
5. Jawa Tengah
Sentra daerah penggilingan padi di Jawa Tengah meliputi Klaten, Sukoharjo, Sragen, dan Cilacap yang merupakan beberapa daerah penghasil padi di Provinsi Jawa Tengah.
Jumlah perusahaan penggilingan padi di Jawa Tengah didominasi skala kecil yaitu mencapai 22.474 atau 96 persen, adapun skala besar yaitu sebanyak 65 usaha.
Padahal Jawa Tengah selalu masuk 3 besar provinsi penghasil beras nasional. Ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah perlu meningkatkan kapasitas perusahaan penggilingan beras menuju skala besar di wilayahnya.
Kemajuan sektor pangan Indonesia kususnya beras membuat negara tetangga seperti Malaysia berguru untuk belajar menjadi negara swasembada beras.
Kita ketahui saat ini, di tengah panasnya perang tarif Amerika Serikat dan China, kondisi perdagangan dunia sedang memanas. Oleh sebab itu berdampak pada berbagai harga komoditas pangan dunia seperti beras.
Terlebih perubahan iklim memaksa banyak negara di dunia untuk masuk ke jurang krisis pangan dengan produksi beras yang menurun.
Pantas saja jika Indonesia dielu-elukan sebagai negara yang cukup berhasil menjaga stok beras dalam negeri.
Oleh sebab itu daya dukung kapasitas produksi dan kualitas perusahaan penggilingan padi perlu ditingkatkan dan dimodernisasi agar tidak hanya kuantitasnya saja yang melonjak. Namun, kualitas beras yang dihasilkan pun makin membaik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News