kerja sama indonesia denmark perkuat transisi energi hijau nasional - News | Good News From Indonesia 2025

Kerja Sama Indonesia-Denmark Perkuat Transisi Energi Hijau Nasional

Kerja Sama Indonesia-Denmark Perkuat Transisi Energi Hijau Nasional
images info

Indonesia dan Denmark telah memiliki perjanjian kerja sama terkait energi hijau sejak satu dekade yang lalu. Pada tahun ini dilakukan pembaruan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama terkait energi hijau tersebut.

Penandatanganan MOU ini dilakukan pada 21 April 2025 oleh Menteri ESDM Indonesia, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, bertempat di Kementerian ESDM.

Hal ini tentu saja membawa angin segar dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Mengingat Denmark telah memulai perjalanan penggunaan energi hijau sejak 30 tahun yang lalu dan saat ini lebih dari 80% energi di Denmark berasal dari sumber yang terbarukan. 

Pembaruan kerja sama ini difokuskan pada pengembangan teknologi untuk EBT, di mana Indonesia diwakili oleh PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power, sedangkan Denmark diwakili oleh Vestaz dan Saltfoss Energy.

Sukabumi Bangun 100 Turbin Untuk PLTB

Vestas adalah perusahaan yang memproduksi, menjual, melakukan instalasi dan merawat (maintenance) turbin angin yang telah beroperasi sejak tahun 1945.

Sementara itu, Saltfoss Energy merupakan perusahaan energi nuklir yang sedang mengembangkan reaktor nuklir dengan teknologi khusus.

Topik kerja sama yang dilakukan dengan Vestaz adalah peluang pengembangan listrik hijau di Indonesia dan pengembangan proyek pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia.

Sementara itu, kerja sama yang dilakukan dengan Saltfoss Energy difokuskan pada pengembangan teknologi nuklir di Indonesia.

Sumber Gambar : Wikimedia Commons - Erik Wilde
info gambar

Indonesia memiliki sumber daya alam berlimpah yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber energi terbarukan. Menggantikan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi yang hingga saat ini masih menjadi sumber energi utama.

Berbagai sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia adalah angin, air, sinar matahari, panas bumi dan biomassa.

Namun pada kenyataannya, penggunaan EBT sebagai sumber energi listrik hingga tahun 2022 baru mencapai 19,6%. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat penggunaan EBT punya banyak manfaat seperti mengurangi dampak pemanasan global, mencegah perubahan iklim yang ekstrem, dan mengurangi polusi udara, sehingga dalam jangka panjang akan menjadikan masyarakat lebih sehat.

Atasi Masalah Suplai Listrik, Desa terpencil ini Gunakan Turbin Angin

Selain itu, penggunaan sumber terbarukan yang berasal dari sumber daya alam Indonesia, tentu saja dapat mengurangi penggunaan devisa untuk impor bahan bakar berbasis fosil sehingga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional.

Memang terdapat beberapa kelemahan penggunaan EBT sebagai sumber energi. Hingga saat ini, energi yang berasal dari sumber terbarukan masih tergolong cukup mahal di Indonesia.

Selain itu, pada umumnya sumber EBT berada jauh dari permukiman penduduk serta adanya tantangan dari faktor intermitensi, seperti angin yang hanya bertiup kencang pada musim-musim tertentu, sementara pada musim lainnya angin tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Oleh karena itu, diperlukan pengembangan lebih lanjut agar EBT dapat dihasilkan dengan tarif yang wajar. Harapannya, hal ini dapat diwujudkan melalui kerja sama antara Indonesia dan Denmark tersebut.

Perlu Kawan GNFI ketahui, Indonesia memiliki potensi angin sebagai sumber energi sekitar 150 GW, tetapi kapasitas yang terpasang baru mencapai 0,15 GW. Artinya, masih sangat banyak potensi angin yang dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sementara itu, Denmark telah memenuhi 58% kebutuhan energi listriknya melalui PLTB.

Oleh karena itu, dalam upaya kerja sama yang dilakukan dengan Denmark ini, diharapkan dapat terjadi transfer knowledge terkait EBT yang nantinya dapat diterapkan di Indonesia.

Kerja sama Indonesia dan Denmark perihal energi hijau ini juga diharapkan dapat melancarkan rencana transisi energi Indonesia dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan, sekaligus mendukung percepatan kemandirian energi nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.