Malaria adalah penyakit mematikan yang banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Penyebabnya adalah parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Setelah masuk ke tubuh, parasit ini menetap di organ hati, berkembang biak, lalu menyerang sel darah merah, di mana menyebabkan gejala seperti demam dan menggigil. Nah Kawan GNFI, jika ini tidak ditangani dengan tepat, malaria dapat menimbulkan komplikasi serius seperti anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian.
Hari Malaria Sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 April menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang malaria. Penyakit yang bisa dicegah dan diobati, tetapi masih menjadi tantangan kesehatan di banyak negara termasuk Indonesia.
Bagaimana sih, asal-usul dicanangkannya Hari Malaria Sedunia? Apa tema yang diusung tahun 2025? Bagaimana cara berkontribusi? Apa upaya Indonesia dalam menanganinya?
Asal-Usul Hari Malaria Sedunia
Hari Malaria Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2008 sebagai pengembangan dari Hari Malaria Afrika yang telah berlangsung sejak 2001. World Health Organization (WHO) dan negara-negara anggota mengusulkan perubahan ini dalam Sidang ke-60 Majelis Kesehatan Dunia tahun 2007, dengan tujuan memperluas fokus dari kawasan Afrika ke seluruh dunia.
Perayaan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran global terhadap bahaya malaria, pentingnya mengenali gejala, serta upaya pencegahannya. Peringatan tersebut juga mengajak masyarakat mendukung akses layanan diagnosis dan pengobatan yang efektif.
Selain itu, momen ini mendorong kerja sama antarnegara dan penguatan strategi pengendalian malaria yang berkelanjutan di berbagai tingkat, mulai dari nasional hingga komunitas.
Saat ini, Hari Malaria Sedunia telah menjadi salah satu dari 11 kampanye kesehatan global resmi yang diakui oleh WHO.
Tema Hari Malaria Sedunia Tahun 2025
Dilansir dari situ resmi WHO, tema Hari Malaria Sedunia tahun 2025 adalah "Malaria Ends with Us: Reinvest, Reimagine, Reignite". Sejak komunitas global kembali fokus pada malaria di akhir 1990-an, upaya kolektif telah mencegah sekitar 2,2 miliar kasus dan menyelamatkan 12,7 juta nyawa.
Namun, setelah bertahun-tahun mengalami kemajuan, laju penurunan kini terhenti. Saat ini, malaria masih merenggut satu nyawa setiap menit.
Berbagai tantangan seperti cuaca ekstrem, konflik, krisis kemanusiaan, dan tekanan ekonomi telah mengganggu layanan pengendalian malaria di banyak negara endemik. Akibatnya, puluhan juta orang kesulitan mengakses layanan pencegahan, deteksi, dan pengobatan yang mereka butuhkan.
Tanpa penanganan cepat, malaria bisa berkembang menjadi penyakit berat dan berujung pada kematian.
Karena itu, kampanye ini ditujukan untuk membangkitkan kembali semangat dalam memerangi malaria di berbagai tingkat, mulai dari penetapan kebijakan internasional hingga tindakan nyata di tingkat masyarakat.
Cara Berkontribusi
Inti dari Hari Malaria Sedunia adalah peringatan untuk senantiasa menigkatkan kesadaran akan adanya ancaman penyakit malaria. Kesadaran bisa dimulai dari diri sendiri, dimulai dengan memahami gejala, cara pencegahan, dan cara pengobatannya.
Indonesia Garap Teknologi Diagnosis Malaria Berbasis AI, Seperti Apa Kecanggihannya?
Gejala Malaria
Tanda-tanda malaria umumnya mulai dirasakan sekitar 10 hingga 15 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang membawa parasit Plasmodium. Umumnya, gejala berkembang dalam tiga tahap, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu banyak berkeringat dan tubuh terasa lemas.
Keluhan lain yang sering muncul yakni mual, muntah, diare, nyeri otot, hilangnya nafsu makan, napas cepat, serta detak jantung meningkat.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Kawan diimbau untuk segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Pencegahan
Untuk mencegah infeksi malaria, penting untuk memahami penyakit ini dan menerapkan langkah-langkah perlindungan. Jaga daya tahan tubuh dengan pola makan bergizi, rutin berolahraga, tidur cukup, minum air putih, serta hindari rokok dan alkohol.
Lindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memasang kasa di jendela, menggunakan kelambu saat tidur, mengoleskan krim antinyamuk, dan memakai pakaian tertutup saat malam hari.
Selain itu, jaga kebersihan lingkungan dengan rutin membersihkan rumah, menghindari genangan air, menutup tempat penampungan air, dan tidak menggantung pakaian di dekat tempat tidur.
Cara Pengobatan
Malaria perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi berbahaya. Penanganan malaria menggunakan obat antimalaria yang dipilih berdasarkan jenis parasit, tingkat keparahan penyakit, dan riwayat perjalanan penderita.
Meski belum ada vaksin, dokter bisa meresepkan obat pencegahan bagi Kawan yang akan bepergian ke daerah endemik.
Malaria umumnya dapat sembuh dalam dua minggu jika ditangani dengan pengobatan yang tepat.
Upaya Indonesia Memberantas Malaria
Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam upaya eliminasi malaria. Hingga Juni 2024, sebanyak 398 dari 514 kabupaten/kota (sekitar 77%) telah menerima sertifikat eliminasi malaria, sementara 23% sisanya masih berproses menuju target tersebut.
Peringati Hari Malaria Sedunia, Kenali Sejarah dan Cara Pencegahannya
Meski demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dengan sekitar 400.000 kasus malaria setiap tahun.
Pemerintah menargetkan Indonesia bebas malaria pada 2030, sesuai dengan Prioritas Pembangunan Nasional 2020-2024, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 22 Tahun 2022.
Untuk mencapai hal ini, pemerintah telah menyusun peta jalan eliminasi malaria nasional melalui kolaborasi dengan berbagai ahli, kementerian/lembaga, dan organisasi sektor publik maupun swasta.
Peta jalan ini dibagi dalam beberapa fase:
- Percepatan eliminasi malaria pada 2025-2030,
- Penyelarasan sistem kesehatan berbasis pendekatan One Health pada 2031-2035,
- Penguatan kolaborasi untuk mencegah kemunculan kembali malaria pada 2036-2040, dan
- pencapaian Indonesia bebas malaria secara penuh pada 2041-2045.
Berbagai langkah konkret juga telah dilakukan, seperti memperkuat surveilans, menyediakan alat rapid test dan mikroskop ke seluruh puskesmas, serta melatih tenaga kesehatan untuk melakukan diagnosis.
Di tingkat lanjutan, pemerintah telah memasang laboratorium PCR di 514 kabupaten/kota untuk meningkatkan kapasitas deteksi malaria secara akurat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News