indonesia garap teknologi diagnosis malaria berbasis ai seperti apa kecanggihannya - News | Good News From Indonesia 2025

Indonesia Garap Teknologi Diagnosis Malaria Berbasis AI, Seperti Apa Kecanggihannya?

Indonesia Garap Teknologi Diagnosis Malaria Berbasis AI, Seperti Apa Kecanggihannya?
images info

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat perannya sebagai pionir inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Salah satu terobosan terkini yang sedang dikembangkan adalah sistem diagnosis malaria berbasis AI, yang dirancang untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan identifikasi infeksi

Sistem ini menganalisis gambar mikroskopis sediaan darah tebal dan tipis secara otomatis, memanfaatkan data dari berbagai wilayah di Indonesia untuk mengenali berbagai spesies parasit malaria.

AI dalam Kesehatan

Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) BRIN, Anto Satriyo Nugroho, mengungkapkan bahwa teknologi ini menggunakan pendekatan unik berupa ekstraksi fitur morfo-geometris.

"AI tidak hanya mengenali keberadaan parasit, tetapi juga menganalisis perubahan morfologi selama siklus hidupnya, yang kerap menjadi tantangan dalam diagnosis manual," jelas Anto dalam webinar Artificial Intelligence Research in Indonesia yang diselenggarakan oleh Summit Institute for Development (SID).

Optimisme BRIN dalam pengembangan AI untuk kesehatan tidak hanya berhenti di malaria. Anto menegaskan bahwa kolaborasi antara peneliti, industri, dan pemerintah akan mempercepat terciptanya solusi berbasis data lokal.

"AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan memperkuat kapasitas tenaga medis dan peneliti," ujarnya.

AI di Berbagai Sektor: Dari Identifikasi Korban hingga Transportasi Publik 

Selain kesehatan, BRIN juga aktif mendorong penerapan AI di sektor lain. Salah satu contoh nyata adalah Mobile Automated Multi-Biometric Identification System (MAMBIS), yang digunakan Polri untuk mengidentifikasi korban bencana atau kecelakaan melalui sidik jari dan iris mata.

"Setiap Polres kini dilengkapi dua perangkat MAMBIS, mempercepat proses identifikasi di lapangan," papar Anto.

Di sektor transportasi, teknologi pengenalan wajah (face recognition) telah diimplementasikan di Stasiun Solo Balapan, memangkas waktu verifikasi tiket dari lima detik menjadi hanya satu detik. Inovasi ini didukung oleh standarisasi data biometrik dalam KTP-el, melibatkan Kementerian Dalam Negeri, BSN, dan BRIN.

Baca juga Kecerdasan Buatan, Bagaimana Masa Depan Pekerjaan di Tahun 2030?

Kolaborasi sebagai Kunci Inovasi AI di Indonesia 

Anto menekankan bahwa keberhasilan riset AI bergantung pada sinergi multidisiplin. "Dengan memanfaatkan data lokal dan SDM mumpuni, kita bisa menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan Indonesia," tegasnya.

BRIN sendiri terus mendorong riset AI yang berfokus pada sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan siber.

Sebagai garda terdepan inovasi teknologi di Tanah Air, BRIN berkomitmen untuk menghasilkan terobosan yang tidak hanya canggih, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan pendekatan kolaboratif dan berorientasi pada solusi, AI diharapkan dapat menjadi pengungkit kemajuan Indonesia di era digital.

"Inovasi tanpa kolaborasi ibarat kereta tanpa rel. BRIN hadir untuk memastikan bahwa setiap terobosan AI yang dikembangkan benar-benar membawa manfaat bagi bangsa," tutup Anto.

Baca juga Kecerdasan Buatan, Memperkuat atau Menggantikan Manusia?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.