IPB University menjadi tuan rumah bagi delegasi pengelola zakat dan wakaf dari Afrika dalam program pelatihan intensif selama 13 hari.
Peserta dari Nigeria, Ghana, dan Benin ini mempelajari tata kelola zakat dan wakaf yang efektif, sekaligus menandai semakin kuatnya posisi Indonesia sebagai rujukan pengembangan ekonomi syariah global.
Kolaborasi Internasional untuk Penguatan Ekonomi Umat
Program ini merupakan hasil kerja sama antara IPB University melalui Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Center for Islamic Business and Economic Studies (CIBEST), dan Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Amil Zakat Nasional (LSP Baznas).
Para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga sertifikasi resmi sebagai bukti kompetensi.
"Ini adalah bentuk komitmen IPB University dalam pengembangan SDM di bidang ekonomi dan keuangan Islam," tegas Prof. Ernan Rustiadi, Pelaksana Harian Rektor IPB University.
Mengapa Zakat dan Wakaf Penting untuk Pembangunan?
Pelatihan ini fokus pada pengelolaan zakat dan wakaf sebagai instrumen strategis pembangunan ekonomi dan sosial. Di banyak negara Muslim, potensi zakat dan wakaf masih belum tergarap optimal.
“Kami ingin membantu menciptakan model pengelolaan yang inovatif dan berdampak nyata," jelas Prof. Ernan.
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek, mulai dari fikih, perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, hingga evaluasi program.
Dukungan Islamic Development Bank (IsDB) dan Harapan ke Depan
Dr. Irfan Syauqi Beik, Dekan FEM IPB University, mengungkapkan apresiasi kepada IsDB yang mendukung penuh program ini, termasuk pembiayaan akomodasi peserta.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memperluas jaringan dan memperkuat kapasitas amil zakat dan wakaf di tingkat global," ujarnya.
Prof. Waryono dari Kementerian Agama RI menambahkan, "Ini membuktikan bahwa Indonesia, khususnya IPB University, telah menjadi pusat rujukan pengelolaan zakat dan wakaf dunia."
Baca juga Masyarakat Batam Coba Tiru Cara Pengumpulan Zakat Majlis Ugama Islam Singapura pada 1994
Dampak Jangka Panjang: Dari Afrika Hingga Eropa dan Amerika
Ke depan, program ini tidak hanya akan menjangkau Afrika, tetapi juga berpotensi meluas ke Eropa dan Amerika. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan semangat berbagi pengetahuan, pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan para amil zakat dan wakaf yang profesional, sehingga dana umat dapat dikelola secara optimal untuk kesejahteraan bersama.
“Kami pulang dengan ilmu baru dan jaringan yang lebih luas. Ini akan membantu kami mengoptimalkan zakat dan wakaf di negara kami," tutur salah satu peserta dari Nigeria.
Indonesia telah membuktikan diri bukan hanya sebagai contoh, tetapi juga mitra pembelajaran bagi dunia Islam.
Baca juga Zakat dan Wakaf Berperan Penting dalam Pembangunan Berkelanjutan, Kok Bisa?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News