Sosok Joko Jumput masih menyimpan misteri bagi sebagian masyarakat Surabaya. Hal ini karena keberadaan yang sering muncul dalam kisah-kisah ludruk pada tahun 1960 hingga 1990-an.
Sosok ini juga bukan karakter fiktif karena makamnya bisa ditemukan di Jalan Praban yang menjadi pusat bisnis kota Surabaya. Walau makamnya terhimpit dengan pertokoan sehingga tidak terlihat mencolok.
"Namun jika melihat makamnya berarti sosok ini diduga pernah ada namun tidak ada catatan sejarah yang sezaman merinci tokoh tersebut," katanya Pegiat Sejarah Kota Surabaya Nur Setiawan yang dimuat Radar Surabaya.
Penemuan makam ini pun berawal dari kebakaran yang melanda pertokoan di Jalan Praban pada tahun 1984. Dari puluhan toko yang terbakar, terdapat sebuah tempat kamar seorang pembantu yang masih utuh tanpa dilalap api.
Warga yang penasaran lalu melihat dan ternyata terdapat sebuah kuburan. Mereka lalu mendatangkan ahli supranatural untuk menyelidiki siapa yang dikubur ditempat itu.
“hasil penerawangan sesepuh Ampel dan keterangan dari banyak orang pintar, orang yang dikubur bernama Joko Jumput. Tokoh ini sudah lama dianggap hilang mesipun namanya sangat melegenda,” kata Kusnandar, saksi mata yang masih hidup.
Siapa sosok Joko Jumput
Kusnqndar menyakini sosok Joko Jumput sangat penting bagi masyarakat Surabaya. Karena itu, makam dari pria misterius ini disembunyikan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Riwayat yang berkembang, Joko Jumput adalah peletak sendi-sendi pemerintahan Surabaya di masa kepemimpinan Adipati Jayengrono dan setelahnya. Joko Jumput juga disebut berasal dari anak Raja Mataram Islam yang menutupi jati dirinya sebagai Pangeran Surabaya.
Kawasan Praban dan sekitarnya dipercaya sebagai wilayah Kerajaan Surabaya di masa lalu. Di kawasan ini terdapat gang Tumenggungan (dipercaya sebagai tempat tinggal para tumenggung), gang Kadipaten (tempat para adipati), dan Praban (diyakini sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya).
Termasuk Bubutan yang erat terkait dengan lokasi pembuatan dan penyimpanan peralatan perang). Di komplek makam yang nyaris tak terlihat dari jalan raya karena diapit oleh pertokoan besar itu, ternyata terdapat empat makam penting.
“Keempat makam itu adalah makam Joko Jumput dan ibu angkatnya yang bernama Rondo Prabankinco. Lalu makam Putri Purbowati yang diketahui sebagai istri Joko Jumput. Putri Purbowati adalah anak raja pertama Surabaya Adipati Jayengkrono. Sedangkan makam satunya lagi adalah makam ibu kandung Joko Jumput,” kata Abdul Ghofar Baidowi, juru kunci makam.
Ramai peziarah
Ghofar mengatakan selain makam terdapat terdapat juga senjata dan alat-alat yang terkait erat dengan kehidupan Joko Jumput. Karena itulah, perkampungan ini selalu ramai didatangi oleh peziarah.
Para peziarah ini rutin datang pada pada Jumat malam. Kata Ghofar, peziarah itu datang tidak hanya dari Surabaya, tapi juga dari daerah lain di Jawa Timur bahkan luar Jawa.
Karena pintu masuk ke makam agak sempit dan agak sulit untuk pengendara, sebaiknya terlebih dulu menghubungi Abdul Ghofar, sang juru kunci yang tinggal di Praban Wetan III (gang Kinco) No. 27 Surabaya.
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News