Dari hutan Pegunungan Arfak yang masih perawan, kabar menggembirakan datang: seorang peneliti muda Indonesia berhasil menemukan spesies anggrek baru yang cantik sekaligus langka.
Anggrek bernama ilmiah Bulbophyllum sandfordiorum ini memiliki kelopak kuning cerah dengan corak ungu kemerahan, dan hanya hidup di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.
Temuan yang Dipersembahkan untuk Dunia
Reza Saputra, peneliti dari Balai Besar KSDA Papua Barat, adalah orang pertama yang mendeskripsikan anggrek ini. Dalam unggahan Instagram-nya pada Hari Raya Lebaran, ia menulis: “Persembahan dari hutan, tepat di Hari Raya."
Foto yang ia bagikan menunjukkan bunga anggrek yang memesona beserta publikasi resminya di jurnal internasional Kew Bulletin.
"Temuan ini membuktikan betapa pentingnya Cagar Alam Pegunungan Arfak dan Tamrau Selatan sebagai pusat keanekaragaman hayati Papua," ujar Johny Santoso, Kepala BBKSDA Papua Barat, seperti dikutip Mongabay Indonesia.
Hanya Tersisa 50 Individu di Alam
Ekspedisi yang dilakukan Reza dan tim pada 2022-2024 berhasil mendokumentasikan 214 spesies anggrek, termasuk 8 kandidat spesies baru. Namun, B. sandfordiorum justru yang paling mengkhawatirkan.
"Populasinya kurang dari 50 individu dewasa, dan hanya ditemukan di satu lokasi. Ini memenuhi kriteria Critically Endangered (Kritis)," jelas Reza dalam laporannya.
Ancaman utama? Perambahan hutan, pembangunan jalan, dan ekspansi perkebunan. Padahal, habitat anggrek ini berada di kawasan lindung yang seharusnya menjadi benteng terakhir bagi kelestariannya.
Baca juga Anggrek Akar Tak Berdaun Endemik Sumatra Berhasil Ditemukan Peneliti BRIN
Mengapa Temuan Ini Penting?
1. Bukti Papua sebagaiSurga Anggrek Dunia
Indonesia memiliki lebih dari 3.820 spesies anggrek, dengan Kalimantan dan Papua sebagai hotspot-nya. Jika digabung dengan Papua Nugini, jumlahnya bisa mencapai 3.000 spesies—dan terus bertambah!
2. Nama Ilmiah yang Penuh Makna
Reza memberi nama B. sandfordiorum sebagai penghormatan kepada Elodie Sandford, seorang petualang yang menginspirasi banyak penjelajah muda.
3. Fotografi untuk Konservasi
Sebagai fotografer amatir, Reza percaya bahwa gambar bisa menjadi alat ampuh untuk menyuarakan pentingnya pelestarian.
Melindungi Anggrek Langka
Reza berharap temuan ini tidak hanya berakhir di jurnal ilmiah. "Hilangnya satu spesies anggrek berarti hilang pula potensi genetik yang mungkin berguna di masa depan," tegasnya.
Ia mengajak semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan peneliti—untuk bergerak cepat memperluas patroli kawasan lindung, meningkatkan edukasi konservasi, serta melarang perburuan dan perusakan habitat.
"Anggrek ini bukan hanya milik kita, tapi juga generasi mendatang. Mari jaga keajaiban Papua sebelum terlambat," pungkas Reza.
Baca juga Anggrek Kuku Macan, Spesies Baru Endemik Sulawesi yang Disebut sebagai Anggrek Tercantik
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News