faktor di balik penggunaan sistem kredit di bank syariah indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Faktor di Balik Penggunaan Sistem Kredit di Bank Syariah Indonesia

Faktor di Balik Penggunaan Sistem Kredit di Bank Syariah Indonesia
images info

Bank syariah hadir sebagai solusi perbankan yang berbasis nilai-nilai Islam, dengan menghindari riba dan menggantinya dengan sistem bagi hasil atau akad lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Tujuannya adalah menciptakan sistem keuangan yang adil, transparan, dan tidak eksploitatif.

Namun, dalam praktiknya, banyak bank syariah di Indonesia masih menggunakan sistem yang menyerupai kredit konvensional, seperti akad murabahah (jual beli dengan margin keuntungan) yang justru mendominasi pembiayaan perbankan syariah. Fenomena ini memunculkan pertanyaan, apakah benar sistem yang digunakan bank syariah sepenuhnya mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi Islam?

Perspektif Para Ahli tentang Sistem Kredit di Bank Syariah

Menurut Antonio (2001), dominasi akad murabahah dalam pembiayaan bank syariah terjadi karena mekanismenya lebih sederhana dan minim risiko dibandingkan dengan akad berbasis bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah.

Dalam praktiknya, murabahah memberikan kepastian atas margin keuntungan sejak awal transaksi, sehingga risiko gagal bayar dapat diminimalkan. Ia menjelaskan bahwa perbankan syariah tetap harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan bisnisnya, sehingga mereka cenderung memilih akad yang lebih aman dan memiliki kepastian pembayaran.

Sementara itu, Ascarya (2009) berpendapat bahwa salah satu alasan utama bank syariah masih menerapkan sistem yang menyerupai kredit adalah keterbatasan pemahaman masyarakat mengenai konsep perbankan syariah.

Banyak nasabah yang masih memiliki pola pikir kredit konvensional, sehingga produk berbasis jual beli lebih mudah diterima dibandingkan produk berbasis investasi atau bagi hasil. Edukasi yang belum merata serta kurangnya literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat menjadi hambatan tersendiri dalam pengembangan produk yang lebih kompleks.

Menurut Karim (2010), struktur regulasi dan kebijakan perbankan di Indonesia juga berperan besar dalam membentuk pola operasional bank syariah. Regulasi yang masih mengikuti standar perbankan konvensional membuat bank syariah sulit mengembangkan produk inovatif yang benar-benar berbeda dari sistem kredit yang ada.

Selain itu, permodalan yang masih terbatas membuat bank syariah lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga akad dengan risiko lebih tinggi seperti mudharabah kurang diminati oleh kalangan industri perbankan syariah itu sendiri.

Mengapa Sistem Kredit Masih Digunakan di Bank Syariah?

Dari berbagai pendapat ahli, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan bank syariah di Indonesia masih menggunakan sistem yang menyerupai kredit:

  1. Minim Risiko bagi Bank
    Akad murabahah memberikan kepastian keuntungan bagi bank karena harga jual sudah ditentukan di awal. Berbeda dengan sistem bagi hasil yang bergantung pada keuntungan usaha nasabah, yang bisa naik turun dan berisiko bagi bank.

  2. Permintaan Pasar yang Cenderung Konvensional
    Banyak nasabah masih berpikir dalam kerangka kredit konvensional, sehingga produk dengan skema cicilan tetap seperti murabahah lebih mudah diterima dibandingkan dengan skema bagi hasil yang lebih kompleks dan dinamis.

  3. Regulasi dan Struktur Perbankan
    Sistem perbankan di Indonesia masih berorientasi pada regulasi perbankan konvensional, sehingga bank syariah harus menyesuaikan diri agar tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam pasar keuangan nasional.

  • Keterbatasan Modal dan Infrastruktur
    Bank syariah umumnya memiliki modal yang lebih kecil dibandingkan bank konvensional, sehingga mereka lebih memilih model bisnis yang lebih aman, stabil, dan mudah diimplementasikan dengan sumber daya yang terbatas.

  • Kesimpulan

    Meskipun bank syariah didasarkan pada prinsip Islam yang berbeda dari perbankan konvensional, kenyataannya sistem yang mereka gunakan masih memiliki kemiripan dengan sistem kredit. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari minimnya pemahaman masyarakat, regulasi yang masih menyesuaikan dengan sistem konvensional, hingga pertimbangan risiko bisnis yang harus dihadapi pihak bank.

    Agar bank syariah bisa lebih sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, diperlukan inovasi dalam produk perbankan syariah, edukasi kepada masyarakat mengenai konsep bagi hasil, serta regulasi yang lebih mendukung perkembangan ekonomi syariah secara murni. Dengan sinergi dari berbagai pihak, bank syariah di masa depan diharapkan mampu menjadi lembaga keuangan yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai keadilan, transparansi, dan keberkahan sebagaimana diamanatkan dalam prinsip syariah.

    Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

    Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

    MI
    KG
    Tim Editor arrow

    Terima kasih telah membaca sampai di sini

    🚫 AdBlock Detected!
    Please disable it to support our free content.