Pektin adalah zat alami yang banyak ditemukan dalam buah-buahan seperti apel, jeruk, dan lemon. Senyawa ini sering digunakan dalam industri makanan karena kemampuannya mengentalkan, membentuk gel, dan menstabilkan berbagai produk.
Selain itu, pektin juga membantu meningkatkan tekstur dan memperpanjang masa simpan makanan olahan. Berkat sifatnya yang serbaguna, pektin menjadi bahan penting dalam berbagai jenis makanan dan minuman, terutama yang membutuhkan kestabilan tekstur.
Dari Buah ke Produk Pangan, Bagaimana Pektin Dihasilkan?
Pektin diekstrak dari kulit buah menggunakan larutan asam, lalu dimurnikan dan dikeringkan menjadi bubuk. Buah yang masih agak muda biasanya mengandung lebih banyak pektin dibandingkan yang sudah matang.
Kadar pektin dalam buah akan berkurang seiring dengan proses pematangan. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas pektin yang dihasilkan.
Tambunan et al. (2022) menyebutkan bahwa proses ekstraksi pektin dilakukan dengan berbagai metode untuk mendapatkan hasil yang optimal. Metode yang umum digunakan melibatkan pemanasan dengan larutan asam yang membantu memisahkan pektin dari dinding sel buah.
Setelah itu, cairan yang mengandung pektin disaring dan dikeringkan hingga berbentuk bubuk halus. Proses ini memastikan pektin yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan siap digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
Manfaat Pektin dalam Makanan
Sebagai bahan tambahan alami, pektin punya banyak fungsi penting, berdasarkan Buku Ajar berjudul Pektin yang ditulis oleh Ristianingsih et al. (2021) dijelaskan fungsi pektin, yaitu:
- Membentuk gel – Digunakan dalam selai dan jeli untuk mendapatkan tekstur yang pas.
- Mengentalkan – Memberikan kekentalan pada saus, yogurt, dan sup.
- Menstabilkan emulsi – Mencegah pemisahan dalam produk seperti minuman berbasis susu.
- Pengganti lemak – Membantu menciptakan tekstur lembut dalam makanan rendah lemak.
- Memperpanjang umur simpan – Menjaga kelembapan dalam roti dan makanan siap saji.
Selain manfaatnya dalam industri pangan, pektin juga memiliki peran dalam bidang kesehatan. Pektin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam usus, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Hal ini mendorong hati untuk menggunakan lebih banyak kolesterol dalam proses produksi asam empedu baru, sehingga kadar kolesterol dalam darah menurun.
Selain itu, pektin juga dapat berperan sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus, membantu pencernaan, serta mengatur kadar gula darah.
Di mana Pektin Bisa Ditemukan?
Pektin banyak digunakan dalam berbagai jenis makanan, seperti:
- Selai dan jeli – Untuk mendapatkan tekstur khas yang kental.
- Minuman berbasis buah – Membantu menjaga stabilitas jus dan nektar.
- Permen jelly – Memberikan kekenyalan dan daya tahan lebih lama.
- Produk susu fermentasi – Mencegah pemisahan whey dalam yogurt.
- Makanan diet dan vegan – Bisa menjadi pengganti alami untuk gelatin.
- Makanan olahan rendah gula – Digunakan untuk menggantikan gula dalam beberapa produk makanan rendah kalori.
Keamanan Pektin
Sebagai bahan alami, pektin telah disetujui oleh berbagai badan regulasi seperti FDA dan EFSA, sehingga aman untuk dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Menurut Peraturan BPOM No. 11 tahun 2019, pektin termasuk dalam kategori "Not Specified" untuk batas konsumsi harian, yang berarti tidak berisiko jika digunakan sesuai kebutuhan. Namun, tetap penting untuk mematuhi aturan produksi pangan yang baik agar penggunaannya tetap aman dan efektif.
Dalam beberapa kasus, konsumsi pektin dalam jumlah sangat besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan seperti kembung atau diare. Namun, efek samping ini jarang terjadi jika dikonsumsi dalam takaran yang sesuai.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan pektin sesuai dengan kebutuhan dan rekomendasi yang ada.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News