serba serbi tanaman gambir asal manfaat hingga kaitannya dengan stasiun gambir - News | Good News From Indonesia 2025

Serba-Serbi Tanaman Gambir: Asal, Manfaat, hingga Kaitannya dengan Stasiun Gambir

Serba-Serbi Tanaman Gambir: Asal, Manfaat, hingga Kaitannya dengan Stasiun Gambir
images info

Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan tumbuhan merambat dari famili Rubiaceae yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia (Muliawan et al., 2017).

Tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, seperti Sumatera Barat, Riau, dan Kalimantan.

Gambir telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat tradisional, terutama dalam industri penyamakan kulit, obat-obatan, dan bahan campuran menyirih (Adfa et al., 2020).

Ciri Fisik Tanaman Gambir

Gambir memiliki beberapa ciri fisik yang khas menurut Muliawan et al., (2017):

  1. Batang: Merambat atau memanjat, dengan panjang mencapai 10–15 meter.
  2. Daun: Berbentuk oval dengan ujung runcing, berwarna hijau tua, dan permukaan licin.
  3. Bunga: Kecil, berwarna putih atau kuning muda, tumbuh dalam kelompok.
  4. Ekstrak Gambir: Diperoleh dari proses perebusan dan pengentalan daun serta ranting muda, menghasilkan resin berwarna cokelat yang digunakan sebagai bahan baku industri.

Manfaat Gambir Secara Tradisional

Gambir telah digunakan secara tradisional dalam berbagai keperluan (Adfa et al., 2020; Muliawan et al., 2017):

  1. Bahan Menyirih: Dicampur dengan pinang, kapur, dan daun sirih sebagai stimulan ringan.
  2. Penyamakan Kulit: Kandungan taninnya (50–60%) membuatnya efektif untuk mengawetkan kulit hewan.
  3. Obat Tradisional: Digunakan sebagai antiseptik, anti-diare, dan penguat gusi.
  4. Pewarna Alami: Memberikan warna cokelat pada tekstil dan anyaman.
Baca juga Bambu Air Ternyata Bukan Keluarga Bambu, Tanaman Apakah Ini?

Keberadaan Tanaman Gambir Saat Ini

Meskipun gambir pernah menjadi komoditas penting pada masa kolonial, keberadaannya saat ini lebih terbatas. Berdasarkan penelitian (Yuliani et al., 2019), sentra produksi gambir di Indonesia saat ini terkonsentrasi di Sumatera Barat, terutama Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pasaman.

Beberapa faktor yang memengaruhi keberlanjutannya antara lain:

  1. Penurunan Lahan: Alih fungsi lahan perkebunan menjadi pemukiman atau sawit mengurangi area budidaya gambir.
  2. Permintaan Pasar: Industri penyamakan kulit modern mulai beralih ke bahan sintetis, mengurangi permintaan gambir.
  3. Upaya Pelestarian: Pemerintah dan petani lokal berupaya mempertahankan budidaya gambir melalui program agroforestri dan pengolahan bernilai tambah, seperti ekstrak untuk kosmetik dan farmasi (Rahayu et al., 2021).

Diabadikan dalam Nama Stasiun Gambir di Jakarta

Nama "Gambir" di Stasiun Gambir Jakarta diduga berasal dari banyaknya tanaman gambir yang tumbuh di daerah tersebut pada masa kolonial Belanda (Kusno, 2012).

Pada abad ke-18, wilayah Gambir merupakan perkebunan gambir sebelum berkembang menjadi pusat pemerintahan dan transportasi. Nama ini kemudian diabadikan sebagai penanda lokasi stasiun kereta api utama di Jakarta.

Baca juga Tanaman Kumis Kucing: Khasiat dan Cara Mengolahnya

Referensi:

  • Adfa, M., et al. (2020). "Anticancer and Antimicrobial Activities of Uncaria gambir Roxb." Journal of Applied Pharmaceutical Science, 10(5), 001-005. 
  • Kusno, A. (2012). "The Green Governmentality in an Colonial City: Batavia’s Parks and Town Planning." Journal of Southeast Asian Studies, 43(2), 324-343.
  • Muliawan, S. Y., et al. (2017). "Phytochemical and Pharmacological Properties of Uncaria gambir: A Review." Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 7(5), 425-432.
  • Yuliani, F., et al. (2019). "Potensi dan Tantangan Pengembangan Gambir di Sumatera Barat." Jurnal Agroekonomi, 37(1), 45-58.
  • Rahayu, S., et al. (2021). "Strategi Pengembangan Gambir sebagai Komoditas Unggulan Lokal." Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 26(2), 112-120.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.