benteng nieuw victoria jejak peninggalan portugis di maluku - News | Good News From Indonesia 2025

Benteng Nieuw Victoria, Jejak Peninggalan Portugis di Maluku

Benteng Nieuw Victoria, Jejak Peninggalan Portugis di Maluku
images info

Benteng Nieuw Victoria merupakan saksi bisu era penjajahan bangsa Portugis di Pulau Maluku.

Benteng yang berada di pusat Kota Ambon, tepatnya di Kecamatan Sirimau, Kotamadya Ambon, Provinsi Maluku ini selain merupakan peninggalan bersejarah, juga erat kaitannya dengan kisah perjuangan salah satu pahlawan nasional kita, yaitu Thomas Matulessy atau yang biasa dikenal sebagai Kapten Pattimura.

Sepanjang sejarah, benteng ini sering sekali mengalami pergantian kepemilikan, mulai dari direbutnya benteng ini oleh Belanda yang menjadikannya pusat administrasi VOC, hingga penyerahan benteng kepada Inggris pada tahun 1795 yang nantinya di tahun 1817 dikembalikan lagi ke pihak Belanda.

Kini, setelah Indonesia merdeka, benteng peninggalan bangsa portugis ini menjadi Markas Batalyon Kavaleri Kodam XVI Pattimura yang berfungsi sebagai Asrama TNI.

Seperti apa sih sejarah di balik pembangunan benteng terbesar di Ambon dan Apa sajakah fungsi dari benteng ini? Berikut penjelasannya.

Sejarah Berdirinya Benteng Nieuw Victoria

Benteng Niew Victoria pertama kali di bangun pada masa pemerintahan Gubernur Gaspar de Mello di tahun 1575 dan diberi nama Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada karena penempatan batu pertamanya bertepatan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih.

Dikarenakan posisinya yang sangat strategis, di mana banyak kapal-kapal yang berlabuh untuk mengangkut hasil rempah-rempah ke benua Eropa, serta merupakan tempat perdagangan dengan rakyat pribumi, menjadikan benteng ini sebuah objek vital bagi mereka yang ingin menguasai perdagangan rempah-rempah.

Salah satunya adalah Bangsa Belanda yang sempat melakukan serangan ke benteng ini pada tahun 1602. Namun, gagal karena pertahanan Portugis yang sangat kuat.

Bangsa Belanda tidak dapat menguasai benteng ini sampai setidaknya di tahun 1605, di mana pada saat itu, Portugis yang dipimpin oleh Laksamana de Mendoza secara tiba-tiba ditarik mundur dari Ambon oleh Raja Portugis. 

Hal ini membuat Belanda akhirnya berhasil menaklukkan benteng Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada yang diubah namanya menjadi Victoria untuk memperingati kemenangan mereka atas Bangsa Portugis.

Baca juga: Desa Sawai, Perkampungan Tertua dan Bersahaja di Maluku Tengah

Benteng Victoria juga pernah dilanda gempa besar pada tahun 1754 yang mengakibatkan beberapa fasilitas benteng menjadi rusak sehingga diperlukan perbaikan.

Namun, perbaikan dan perluasan area benteng ini baru dilaksanakan pada masa pemerintahan Gubernur Bernardus van Pleuren yang memimpin Ambon dari tahun 1775 sampai 1785. 

Setelah mengalami perbaikan, bentuk keseluruhan benteng ini menjadi terlihat sangat berbeda sehingga namanya pun diubah menjadi Nieuw Victoria yang berarti kemenangan baru. 

Semasa pendudukannya, Belanda menggunakan benteng ini sebagai pusat pemerintahan untuk mengeksploitasi sumber daya alam dari masyarakat berupa rempah-rempah. Hal inilah yang melatarbelakangi pemberontakan masyarakat pribumi untuk melawan Belanda pada masa itu.

Kejadian Bersejarah yang Terjadi di Benteng Nieuw Victoria

Terdapat banyak sekali peristiwa bersejarah yang terjadi di benteng yang satu ini, salah satunya adalah perlawanan masyarakat pribumi melawan penjajah Belanda di Maluku yang dipimpin oleh seorang tokoh bernama Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura).

Beliau merupakan seorang prajurit Ambon yang pernah mendalami pendidikan militer Inggris yang pada saat itu menduduki Maluku pada tahun 1810 dan diberi pangkat mayor.

Sejarah perjuangannya diawali saat perginya pendudukan Inggris atas Maluku yang kembali diserahkan kepada Belanda pada tahun 1817. Kebijakan perdagangan Belanda yang memonopoli hasil rempah-rempah, serta tindakan yang semena-mena membuat masyarakat Maluku merasa harus melawan.

Kapitan Pattimura memimpin gerakan perlawanan rakyat Maluku yang menyerang Belanda pada tanggal 15 Mei 1817 dan berhasil menguasai Benteng Duurstede.

Setelah keberhasilan serangan pertamanya, Kapitan Pattimura menggelar rapat raksasa di Haria pada tanggal 20 Mei 1817 yang menghasilkan deklarasi Haria, yaitu sebuah pernyataan perang kepada pendudukan Belanda yang dipimpin oleh Pattimura sebagai panglima perang.

Selama masa peperangan, perjuangan masyarakat Maluku yang sangat gigih membuat Belanda merasa ketar-ketir. Mereka menghalalkan segala cara untuk bisa memenangkan perang, salah satu cara yang mereka gunakan adalah taktik devide et impera atau yang biasa disebut taktik adu domba.

Taktik kotor yang dilakukan Belanda inilah yang membuat Kapitan Pattimura dikhianati oleh rakyatnya sendiri, lalu berhasil ditangkap dengan memanfaatkan raja dari Negeri Booi di Saparua.

Beliau ditangkap bersama Philip Latumahina di Siri Sori pada tanggal 11 November 1817 dan dibawa ke Benteng Victoria untuk diinterogasi. Lalu, akhirnya dieksekusi pada tanggal 6 Desember 1817 dengan cara digantung di depan benteng. 

Tubuhnya pun dimasukkan ke dalam sebuah sangkar besi yang bertujuan untuk menakuti rakyat Maluku agar tidak melawan pemerintahan Belanda.

Peninggalan Bersejarah yang Ada di Benteng Nieuw Victoria

Hingga saat ini terdapat banyak sekali benda bersejarah yang masih dijaga kondisinya, seperti sisa-sisa meriam raksasa, ukiran patung yang terbuat dari kayu, peta perkembangan Kota Ambon sejak abad ke 17, aneka ragam lukisan para administratur Belanda di Maluku, dan masih banyak lagi.

Berbagai macam peninggalan bersejarah yang masih ada di benteng Nieuw Victoria ini dapat menjadi sebuah rekam jejak perkembangan Kota Ambon. Selain itu juga menjadi tempat untuk merenungi perjuangan para pahlawan untuk bisa memerdekakan Bangsa Indonesia.

Demikian penjelasan mengenai sejarah didirikannya benteng Nieuw Victoria, benteng terbesar di kota Ambon yang kaya akan peninggalan bersejarah.

Bagi Kawan yang berminat untuk berkunjung dan mempelajari sejarah penjajahan Belanda di tanah Maluku, Kawan bisa menggunakan moda transportasi umum dan turun di Terminal Mardika. Dari sana, Kawan hanya cukup berjalan kaki sekitar 300 meter ke arah timur untuk menuju benteng Nieuw Victoria.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nindy Agustin Andriani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nindy Agustin Andriani.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.