Keuangan syariah, yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam, semakin populer di Indonesia, khususnya dalam dunia investasi.
Salah satu prinsip penting yang membedakan keuangan syariah dengan sistem keuangan konvensional adalah larangan terhadap riba (bunga).
Menurut eksyar.feb.unesa.ac.id, di dalam keuangan konvensional, bunga menjadi dasar banyak instrumen investasi, sedangkan dalam keuangan syariah, transaksi yang melibatkan riba dianggap haram.
Namun, apakah benar bahwa investasi yang berlandaskan prinsip syariah lebih menguntungkan dibandingkan dengan investasi konvensional? Mari, kita telusuri lebih dalam.
Prinsip Dasar Keuangan Syariah dalam Investasi
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami prinsip dasar yang mendasari investasi syariah. Secara umum, investasi syariah menekankan pada nilai keadilan, transparansi, dan menghindari hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian).
Selain itu, instrumen yang dipilih haruslah halal, yakni tidak terkait dengan bisnis yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti alkohol, perjudian, atau produk-produk yang merugikan umat.
Dalam implementasinya, investasi syariah menawarkan berbagai instrumen seperti sukuk (obligasi syariah), saham syariah, dan reksa dana syariah yang sudah disaring untuk memastikan kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah.
Dengan demikian, tujuan dari investasi syariah adalah untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang adil, sambil menghindari eksploitasi.
Keuntungan Investasi Tanpa Riba
Salah satu daya tarik utama dari investasi syariah adalah kemampuannya menghindari riba, yang dalam investasi konvensional sering dianggap sebagai beban.
Riba atau bunga dapat menciptakan ketidakseimbangan antara pihak yang terlibat dalam transaksi, di mana satu pihak mendapat keuntungan dari beban yang ditanggung pihak lainnya.
Dalam sistem keuangan syariah, pembagian keuntungan didasarkan pada prinsip bagi hasil yang adil, sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis antara para pihak.
Lebih lanjut, investasi syariah juga lebih peduli terhadap aspek sosial dan lingkungan. Banyak instrumen syariah yang mendukung usaha-usaha yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti investasi di sektor energi terbarukan.
Selain memberikan keuntungan finansial, investasi syariah juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dalam hal keuntungan finansial, banyak investor merasa lebih tenang berinvestasi dalam instrumen syariah. Sebab, mereka tahu bahwa mereka tidak akan terjebak dalam beban bunga yang bisa merugikan.
Beberapa instrumen syariah yang berbasis pada prinsip bagi hasil ini juga dapat menunjukkan hasil yang stabil dan cukup menguntungkan, seiring dengan berkembangnya pasar yang lebih sadar akan investasi yang etis dan berkelanjutan.
Tantangan dalam Investasi Syariah
Meski ada banyak keuntungan, investasi syariah juga memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya pilihan instrumen yang tersedia.
Pasar keuangan syariah di Indonesia meskipun tumbuh pesat, masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan pasar keuangan konvensional. Ini membuat investor merasa memiliki lebih sedikit pilihan dalam memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan preferensi mereka.
Selain itu, tingkat imbal hasil dari investasi syariah sering kali lebih rendah dibandingkan dengan instrumen investasi konvensional berbasis bunga, terutama dalam jangka pendek. Hal ini karena investasi syariah menghindari spekulasi dan transaksi yang tidak jelas, yang sering kali ada pada investasi konvensional.
Oleh karena itu, bagi investor yang lebih mengutamakan keuntungan cepat atau hasil yang lebih tinggi, investasi syariah mungkin bukan pilihan utama.
Perbandingan Keuntungan, Keuangan Syariah vs Konvensional
Namun, banyak studi menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, investasi syariah dapat memberikan hasil yang lebih stabil dan menguntungkan. Beberapa riset menunjukkan bahwa pasar saham syariah, meskipun lebih selektif dalam memilih perusahaan, memiliki kinerja yang lebih baik dalam jangka panjang.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang masuk dalam indeks saham syariah biasanya lebih mengutamakan keberlanjutan dan etika dalam menjalankan usahanya.
Di sisi lain, instrumen keuangan konvensional berbasis bunga seperti deposito atau obligasi, meskipun memberikan hasil yang cepat, sering terpapar pada risiko inflasi dan ketidakpastian pasar.
Selain itu, instrumen berbasis bunga juga lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi, yang dapat mengurangi hasil investasi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News