Sebuah kegiatan bertajuk Yogyakarta Creator Conference (YCC) 2025 digelar di GRAMM Hotel by Ambarrukmo pada Rabu (19/03) sore. Acara tersebut merupakan sebuah kegiatan untuk memperkuat komunitas kreator di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adapun YCC 2025 diadakan untuk menunjang kolaborasi berbagai komunitas kreatif, media, maupun brand untuk mendukung misi Yogyakarta sebagai basis pariwisata dan industri kreatif. Kegiatan ini diadakan oleh Ambarrukmo Group dengan tema besar The Future of Yogyakarta Creators.
“Kita percaya bahwa setiap kreator yang ada di Yogyakarta memiliki potensi besar untuk mempopulerkan Yogyakarta ke mata banyak wisatawan dari banyak sudut pandang," kata Managing Director Ambarrukmo Group Haris Susanto.
Dalam kegiatan yang berlangsung di arena ballroom, turut hadir Creator Partnership TikTok Indonesia Suryo Hapsoro, CEO DNVB Indonesia Novia Nurist Naini, serta Brand Director AVOSKIN Erny Kurniawati. Talkshow tersebut dihadiri oleh 100 kreator lokal Yogyakarta untuk saling berjejaring dan bekerja sama.
Yogyakarta sendiri merupakan wilayah yang sangat potensial untuk menjadi pusat kreator konten digital tanah air. Hasil data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut bahwa DI Yogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat penetrasi internet tinggi, dengan nilai mencapai 88,73%.
Bahkan, angka ini melebihi tingkat penetrasi internet di DKI Jakarta (87,51%). Data tersebut menunjukkan pentingnya kekuatan komunitas kreator di Yogyakarta untuk memanfaatkan potensi tersebut.
Kolaborasi menjadi kunci utama keberlangsungan kreator
Menurut Novia Nurist Naini, kolaborasi antar content creator di Yogyakarta sangat diperlukan sebagai ajang untuk saling memberi kebermanfaatan, baik dari sisi brand lokal maupun dari sisi kreator itu sendiri. Ia juga menyebut bahwa kolaborasi kreator berperan penting untuk meningkatkan penjualan.
"Jadi kita kerja collab aja sih sama teman-teman KOL, sama teman-teman media-media yang di TikTok. Itu sih, itu kenceng banget buat (brand) baik awarrenes maupun di sales," kata Novia.
Wanita yang sekaligus merupakan Founder DNVB Indonesia ini juga menambahkan keterangan bahwa Yogyakarta sanggup membentuk ekosistem kreator digital yang maju di Indonesia.
"Sebenarnya Jogja dan Singapura itu ada mirip-miripnya. Sama-sama kecil, secara komposisi penduduknya itu muda, well-educated, tingkat literasi Jogja itu nomor satu di Indonesia," papar Novia.
Sementara itu, menjadi penting untuk para kreator menyesuaikan diri dengan tren maupun kebutuhan brand. Erny Kurniawati merasa bahwa salah satu jenis konten yang bermanfaat untuk produknya adalah konten-konten yang erat kaitannya dengan isu lingkungan.
Untuk tujuan brandingnya sendiri, yang reach more views, (tinggi secara) engagement, itu lebih kepada konten-konten yang memang ngomongin value brand, yang sustainability tadi," pungkas Erny sambil mencontohkan beberapa program dari produknya.
Harapan para kreator konten di Yogyakarta
Potensialnya industri kreator konten di Yogyakarta memang diakui secara langsung oleh para pekerja kreatif di wilayah ini, karena memiliki tingkat kolaborasi yang tinggi. Salah satu kreator konten Yogyakarta bernama Ayunda Nurul Fikri mengonfirmasi hal tersebut melalui wawancara dengan GNFI.
"Kreator di Jogja itu sangat-sangat kolaboratif, dan sangat-sangat connecting (terkoneksi satu dengan yang lain). Sejauh ini selain kolaboratif saling mendukung, dan banyak agendanya, (melalui) banyak acara kreator gitu," kata Ayunda.
Harapan akan semakin majunya alam kreator di Yogyakarta turut disampaikan oleh Abdurrafi Afif. Sambil berkelakar, pria yang saat ini juga tengah menempuh pendidikan magister ini berharap rerata pendapatan kreator dapat sejajar dengan kota-kota besar lain di Indonesia.
"Doanya (pendapatan melalui) rate card semoga bisa naik lah ya, (sehingga) pandangan orang terhadap kreator Jogja bisa naik. Terus juga content creator Jogja juga bisa makin berkualitas bikin kontennya, terus juga makin kreatif, nggak cuma yang ATM (Amati Tiru Modifikasi) tapi juga (bisa menjadi) trendsetter," kata Afif menutup sesi wawancara.
Tidak hanya di Yogyakarta saja, secara umum perkembangan ekosistem konten kreator di Indonesia memanglah sangat pesat. Hal tersebut berperan penting dalam kontribusi ekonomi digital tanah air, dengan nilai pasar nasional mencapai US$124 miliar per tahun 2025, naik 23% dibanding tahun 2020.
Kontribusi ekonomi digital terhadap perekonomian nasional tercatat berada di level 4%, dan diprediksi akan naik menjadi 18% pada tahun 2030 nanti, berdasarkan data yang diolah oleh Litbang Kompas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News