Dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia tentu tidak terlepas dari peran pemuda. Tercetusnya Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1966, Aksi Mahasiswa tahun 1998 yang menuntut perubahan kepada orde baru yang kemudian dikenal dengan era reformasi.
Hal ini menunjukkan bahwa pemuda sudah seharusnya menjadi agen perubahan bangsa di masa sekarang. Untuk menyikapi hal tersebut, Karang Taruna Kecamatan Buduran menggagas acara diskusi pada hari Rabu, 26 Februari 2025 tepatnya Kantor Kecamatan Buduran.
Tajuk yang diangkat dalam acara diskusi tersebut adalah “Peran Pemuda dan Organisasi Dalam Bingkai Cinta Tanah Air” dengan mengundang beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) tingkat Kecamatan.
Di antara OKP yang hadir adalah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Pemuda Pancasila (PP), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Fatayat, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, pemaparan materi tiap-tiap OKP, dan ditutup dengan foto bersama.
Sambutan diawali oleh Ketua Karang Taruna Kecamatan Buduran yang menyampaikan kesediaannya dengan terselenggaranya acara ini. Sebab, mereka dapat bersilaturrahmi. Adapun OKP Buduran merupakan penggagas event ini, yang mana yang belum pernah dilakukan oleh OKP se Sidoarjo.
Tak hanya itu, Abdul Mughis selaku ketua Karang Taruna Kabupaten Sidoarjo mengaku bangga karena berkumpulnya anak muda di Buduran, untuk duduk dan berdiskusi membangun rasa nasionalisme di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu ia juga menyampaikan acara diskusi ini akan digodok di kabupaten. Dengan demikian, tidak hanya Kecamatan Buduran yang mampu mengadakan acara tersebut, tetapi semua kecamatan sudah seharusnya mengadakan acara seperti ini. Tentu hal ini merupakan terobosan baru bagi OKP Buduran untuk terus melakukan inovasi-inovasi guna menjadi agen perubahan bangsa Indonesia.
Secara keseluruhan OKP dalam AD/ART-nya mengekspresikan rasa cinta tanah airnya berbeda-beda. IPNU, GP Ansor, dan Fatayat yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Ulama, dengan berlandaskan hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) mengekspresikan dengan gema sholawat, berpartipasi dalam kegiatan pemerintah, pengamanan gereja pada malam Natal dan perayaan Natal.
Kemudian Pemuda Pancasila mengekspresikan rasa nasionalismenya dengan mengadakan pelatihan ideologi dan wawasan kebangsaan, program pendidikan pelatihan, dan program pemberdayaan ekonomi.
Sementara itu, KNPI dalam mengekspresikan cinta tanah air dengan melakukan pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, dan demokrasi.
Yang tak kalah penting KNPI juga melakukan peningkatan kualitas sumber daya pemuda di bidang HAM, Demokrasi, Hukum, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Kependudukan, dan Kebudayaan Bangsa. Dua organisasi yang bernaung di bawah organisasi Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Kedua organisasi tersebut mengekspresikan rasa nasionalisme melalui advokasi sosial, pendidikan, dan kewarganegaraan. Adapun, untuk cinta tanah air, dilaksanakan dengan adanya kirab bendera merah putih, pengkaderan melalui kelas khusus, dan berpatisipasi dengan pemerintah dalam menciptakan politik yang aktif.
Terakhir, karang taruna mengekspresikan kecintaannya terhadap bangsa melalui upacara bendera, lomba-lomba nasional, dan kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat wilayah setempat.
Berbagai macam bentuk ekspresi kecintaan terhadap tanah air menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah suatu halangan untuk bersatu. Seperti halnya ketika dicetuskan Sumpah Pemuda tahun 1928 yang bahu membahu menyatukan bangsa Indoenesia meskipun berbeda-beda suku, agama, ras, dan antargolongan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News