Setelah seharian berpuasa, tentu pilihan minuman dingin adalah salah satu pilihan tepat. Mungkin kebanyakan orang terbiasa memilih es teh manis dan es buah. Tetapi, tahukah Kawan GNFI, ada olahan es campur tradisional asal Bandung ‘es oyen’?
Kemiripan dengan Es Campur
Sekilas memang terlihat seperti es campur atau es doger yang melegenda sejak dulu. Tetapi jika diperhatikan kembali, perbedaan yang cukup jelasnya ada di bahan-bahan yang disajikan dalam satu porsinya dan juga tentu cerita kemunculan pertamanya.
Jika isian es campur identik dengan banyaknya isian dari buah, manisan dan sirup. Es oyen hanya memiliki isian yang cenderung lebih sedikit seperti
- Mutiara sagu
- Kelapa
- Alpukat
- Cocopandan
- Tape
- Pacar cina
- Kolang kaling
- Santan
Yang kemudian dilumuri oleh sirup, susu kental manis dan air gula.
Penyebutan Es Oyen
Mungkin Kawan GNFI akan berpikir kalau nama “oyen” berasal dari warna oranye atau oren. Namun tidak dengan olahan ini, tidak ada warna oranye di hidangan ini. Cerita dibalik nama “oyen” diketahui ada dua versi yang berbeda. Y
ang pertama karena nama panggilan orang pertama yang menjual es ini, kemudian ada yang berkata berasal dari penamaan oleh pelukis asal Jogja di tahun 1970.
Cerita Dibalik Kepopuleran Es Oyen
Tetapi jika berbicara tentang kapan tepatnya es ini pertama menjadi inovasi hidangan, jawabannya adalah sekitar tahun 1950-1960 dari pasangan pedagan sekoteng keliling bernama Haji Bashar Sudjana dan istrinya, Tati Sutihat. Sebelumnya mereka adalah pendatang dari Garut yang menjajakan sekoteng keliling di Bandung sejak 1950.
Selama berdagang, mereka terus membuat sebuah inovasi demi bersaing dengan pedagang lainnya. Barulah kemudian di tahun 1962, mereka berjualan menetap di Jalan Sukajadi No. 18 dan tak lama setelah menetap, salah satu varian dari es campur ya menjadi kesukaan masyarakat setempat dan membuat es ini menjadi inspirasi untuk pedagang-pedagang lainnya.
Kepopuleran Es Oyen
Hingga pada akhirnya, kini kepopuleran es oyen bisa terlihat banyak warung makan hingga pedagang yang berkeliling di kota-kota besar di pulau Jawa seperti Jakarta, Bogor, hingga Jogja. Dengan harga seporsinya sekitar Rp15.000,- hingga Rp20.000,-
Di bulan Ramadan ini juga, es oyen menjadi salah satu takjil yang diincar-incar oleh masyarakat karena rasanya yang manis, menyegarkan dan tentu banyak inovasi rasanya selain dari resep yang melegenda. Tetapi, meskipun banyak dijual dipasaran. Tahukah Kawan, kalau kita hanya perlu melakukan beberapa langkah mudah dan waktu yang singkat jika ingin membuatnya sendiri.
Cara Membuat Es Oyen
Jika Kawan sudah menyediakan bahan-bahan yang sebelumnya disebutkan, langkah pertama yang dilakukan adalah serut es balok di mangkok dan rebus 100-200 gram mutiara sagu hingga warnanya memerah.
- Potong 1 buah alpukat, daging kelapa, dan 1 buah tape hingga membentuk potongan kecil
- Masukkan buah dan manisan ke mangkuk es serut
- Tuangkan santan cair dan gula cair
- Terakhir, lumuri dengan sirup dan sedikit susu kental manis.
Jika ingin mengonsumsi es oyen, sebaiknya tunggu beberapa saat dahulu supaya sirup dan susu kental manisnya meluber di es serut. Pastikan untuk mengonsumsi sebelum 10 menit demi es yang tidak mencair.
Ragam Manisan Khas Betawi yang Menyegarkan dengan Beragam Isian
Kini es oyen memang sudah banyak variannya. Kawan bisa menambahkan roti, buah manis lainnya atau agar pada hidangan ini. Namun jangan lupa tetap perhatikan variasi isiannya, karena kalau terlalu banyak isi, mungkin hidangan yang Kawan buat bukanlah es oyen, melainkan es campur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News