Indonesia telah resmi memulai perdagangan karbon internasional melalui IDX Carbon di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini bertujuan untuk mempercepat pencapaian target pengurangan emisi karbon dan memperkuat ekosistem perdagangan karbon di Indonesia.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menjelaskan bahwa peluncuran ini menunjukkan kesiapan sistem IDX Carbon dalam melaksanakan amanah dari Menteri Lingkungan Hidup dan Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini menjadi langkah penting untuk memfasilitasi perdagangan karbon, baik secara domestik maupun internasional.
Sejak dibuka pada September 2023, kinerja Bursa Karbon terus meningkat. Partisipan yang awalnya hanya 16, kini telah bertambah menjadi 104. Perdagangan karbon telah mencapai 1.048.000 ton CO2 ekuivalen (tCO2e), dengan enam proyek yang menyuplai 1,8 juta ton untuk perdagangan karbon internasional dari total 2,9 juta tCO2e yang tercatat.
Bursa Karbon membagi perdagangan karbon menjadi dua kategori, yakni Authorized Indonesian Technical Based Solution (IDTBSA) dan Authorized Indonesian Technical Based Solution-Renewable Energy (IDTBSA-RE). Untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon, individu dapat mendaftar sebagai anggota IDX Carbon atau membeli melalui pengguna jasa yang terdaftar.
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan dukungan terhadap inisiatif ini, menyebutnya sebagai komitmen Indonesia untuk berperan aktif di pasar karbon global. Ia melihat ini sebagai tonggak sejarah bagi Bursa Karbon, yang tercapai dalam waktu singkat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Perdagangan karbon internasional diharapkan dapat memperluas potensi bursa karbon dan memperkuat perekonomian nasional, serta berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim.
OJK berkomitmen untuk mendukung penurunan emisi karbon dengan mengeluarkan aturan dan melakukan pengawasan terhadap perdagangan di Bursa Karbon. Mereka juga berencana meningkatkan infrastruktur, seperti sistem pencatatan berbasis blockchain, agar standar perdagangan setara dengan bursa karbon internasional.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat elemen dalam ekosistem perdagangan karbon. Hal ini bertujuan untuk mencapai target emisi nol (net zero emission) yang menjadi fokus utama. Dengan dimulainya perdagangan karbon internasional, diharapkan transaksi di Bursa Karbon akan meningkat, sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam melaksanakan COP 29 Artikel 6 yang mengatur kerja sama internasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas ekosistem perdagangan karbon untuk menarik minat investor, baik domestik maupun asing. Beberapa elemen penting yang akan diperkuat meliputi Sistem Registri Nasional (SRN), Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (MRV), serta Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Hal ini untuk memastikan bahwa sertifikat yang dikeluarkan memiliki integritas tinggi dan mencegah potensi masalah seperti double counting dan double payment.
Saat ini, Indonesia siap melakukan perdagangan karbon internasional dengan unit karbon yang telah diotorisasi sebanyak 1.780.000 ton CO2e. Unit ini berasal dari berbagai sektor energi, termasuk pengoperasian pembangkit listrik baru berbahan bakar gas dan konversi dari pembangkit single cycle menjadi combined cycle, serta pembangkit listrik tenaga air mini hidro.
Dengan langkah berani menuju perdagangan karbon internasional, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya memenuhi target pengurangan emisi, tetapi juga memperkuat perannya dalam upaya global menghadapi perubahan iklim. IDX Carbon siap menjadi platform yang mendukung proyek berkelanjutan dan menarik investasi, baik domestik maupun asing.
Dengan dukungan dari OJK dan pemerintah, serta infrastruktur yang tangguh, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai emisi nol (net zero emission) di masa depan. Perdagangan karbon bukan hanya sekadar transaksi, tetapi merupakan bagian integral dari strategi pembangunan yang berkelanjutan, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat luas. Keberhasilan ini akan menjadi warisan bagi generasi mendatang dalam menjaga kelestarian bumi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News