Indonesia mencatat sejarah baru di industri teknologi dengan menjadi negara pertama di Asia yang memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan (R&D) Apple.
Keputusan ini menempatkan Indonesia dalam jajaran negara yang dipercaya Apple untuk mengembangkan inovasi teknologi secara mandiri, setelah Brasil sebagai satu-satunya negara di luar Amerika Serikat yang lebih dulu memiliki pusat R&D Apple.
Langkah ini merupakan hasil dari kesepakatan komitmen investasi antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Apple untuk periode 2023-2029. Keberhasilan ini tak lepas dari upaya pemerintah dalam menarik investasi di sektor teknologi serta membangun ekosistem riset yang kompetitif.
"Selama ini, Apple hanya membangun fasilitas R&D di Amerika. Hanya satu negara di luar Amerika yang memilikinya, yaitu Brasil. Kita akan menjadi negara kedua di luar Amerika dan negara pertama di Asia yang memiliki Apple R&D," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/2).
Potensi Baru Indonesia Meskipun Apple Batalkan Rencana Pembukaan Pabriknya
Mengapa Indonesia Dipilih oleh Apple?
Keputusan Apple membangun pusat R&D di Indonesia tentu bukan tanpa alasan. Menperin Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa Apple melihat kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia sebagai faktor utama.
Fasilitas R&D ini akan melibatkan 15 perguruan tinggi ternama, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Perguruan tinggi ini tergabung dalam Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC), yang memiliki peran strategis dalam pengembangan talenta di bidang teknologi chip dan inovasi digital.
Selain itu, Apple R&D Center di Indonesia akan berfokus pada beberapa bidang utama:
- Pengembangan perangkat lunak (software), terutama untuk sektor kesehatan
- Internet of Things (IoT) guna mendukung perkembangan industri berbasis digital
- Artificial Intelligence (AI) sebagai teknologi inti di masa depan
Apple juga berkomitmen mendirikan beberapa institusi pendukung, seperti:
- Apple Software Innovation and Technology Institute
- Apple Professional Developer Academy
- Keberlanjutan Apple Academy
Di Apple Professional Developer Academy, lulusan akademi dan para profesional akan dilibatkan dalam pengembangan teknologi serta program peningkatan keterampilan untuk membangun ekosistem SDM yang kompetitif di tingkat global.
10 Alasan Orang Setia Pakai iPhone
Investasi Tambahan: Produksi AirTag di Batam
Selain membangun fasilitas R&D, Apple juga menyepakati tambahan investasi untuk memenuhi kewajiban yang diatur dalam Permenperin No. 29 Tahun 2017 terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk-produk Apple di Indonesia.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Apple membawa Global Value Chain (GVC)-nya, ICT Luxshare, untuk berinvestasi dalam produksi AirTag di Batam. Investasi sebesar USD 150 juta ini akan menjadikan Indonesia sebagai pemasok 65% AirTag di pasar dunia.
Lebih lanjut, Apple berkomitmen bahwa komponen baterai AirTag akan diproduksi oleh industri dalam negeri, yang menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat rantai pasok lokal.
Meskipun begitu, tantangan masih ada. Bagaimana Indonesia dapat mengoptimalkan kehadiran Apple R&D ini untuk melahirkan inovasi teknologi yang berdampak luas? Jawabannya bergantung pada bagaimana ekosistem ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Apple Gelontorkan Investasi Rp16 Triliun untuk Bangun Pabrik AirTag di Batam
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News