ntt diklaim punya observatorium terbesar di asia tenggara apa saja fasilitasnya - News | Good News From Indonesia 2025

NTT Diklaim Punya Observatorium Terbesar di Asia Tenggara, Apa Saja Fasilitasnya?

NTT Diklaim Punya Observatorium Terbesar di Asia Tenggara, Apa Saja Fasilitasnya?
images info

Observatorium Nasional (OBNAS) Timau yang terletak di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diklaim sebagai observatorium terbesar di Asia Tenggara.

Observatorium Timau dibangun oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Antariksa. Menempati lahan seluas 34,87 hektare, observatorium tersebut akan membantu dan mendukung pendidikan serta penelitian untuk puluhan perguruan tinggi.

NTT memiliki kondisi langit yang relatif unik dibanding wilayah lain. Hal ini dikarenakan kondisi langit NTT yang jarang mendung, sehingga langitnya yang cerah cenderung lebih banyak. Disebut bahwa kecerahannya di atas 66 persen per tahun, dan mendukung pengamatan selama delapan jam per malam sepanjang tahun.

Selain itu, lokasinya yang terletak di Gunung Timau juga membantu pengamatan benda-benda antariksa dengan baik. Daerah ini memiliki tingkat polusi cahaya yang rendah.

Dalam sebuah rilis yang diterbitkan oleh BRIN, Observatorium Timau dilengkapi dengan teleskop optik berdiameter 3,8 meter. Teleskop “jumbo” ini dapat membantu untuk mengamati benda-benda langit yang sangat redup. Sejauh ini, teleskop tersebut menjadi yang terbesar di Indonesia.

Observatorium Timau yang Dilengkapi Fasilitas Canggih

Observatorium Timau dilengkapi dengan teleskop optik berdiameter 3,8 meter. Teleskop ini jadi yang paling besar di Indonesia. | BRIN
info gambar

Demi mendukung ekosistem riset antariksa di Indonesia, Observatorium Timau dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas mumpuni, seperti teleskop optik besar nan modern berdiameter 3,8 meter. Teleskop ini menggunakan tekonologi cermin segmentasi, seperti pada James Webb Space Telescope.

Observatorium Timau, Stasiun Pengamat Luar Angkasa di NTT yang Akan Dibuka 2024

Teknologi itu dikembangkan kolaborasi dengan Kyoto University, Jepang. Objek-objek potensial yang bisa diamati dengan teleskop di Observatorium Timau itu adalah objek di kutub selatan galaksi, eksoplanet, hingga pembentukan bintang.

Di sisi lain, ada juga teleskop radio yang berbentuk parabola dengan diameter 20 meter, dan dua teleskop optik berukuran kecil dengan diameter 50 cm. Terdapat antena Dipole Array berukuran 100x100 meter serta magnetometer.

BRIN mengungkap, pengukuran seeing di Observatorium Timau mencapai 1,2 detik busur dalam median, dan terendahnya adalah 0,6 detik busur. Seluruh fasilitas itu akan membantu riset antarariksa Indonesia.

Letak observatorium ini juga cenderung unik karena mengarah ke “langit” selatan Khatulistiwa. Dengan kelengkapan kamera pada jendela optik dan NIR, observatorium ini akan digunakan untuk mempelajari dan mengobservasi langit selatan.

Terdapat beberapa fasilitas infrastruktur pendukung lain, seperti air, listrik, internet berkecepatan 10 Mbps, dan wisma di area Gedung Apollos.

Bisa Jadi Destinasi Wisata dan Ikon NTT

Hasil riset yang dilakukan oleh Observatorium Timau ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Beberapa contohnya adalah prediksi cuaca dan iklim, serta edukasi tentang pentingnya menjaga ruang angkasa dari sampah antariksa.

Selain itu, pendapatan asli daerah (PAD) juga berpotensi meningkat lewat kerja sama pariwisata dengan pemerintah pusat. Wisatawan bisa menikmati dan memperlajari keindahan serta keunikan langit Indonesia di observatorium tersebut.

Bahkan, Observatorium Timau akan digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di area Kupang. Di masa depan, observatorium ini juga diharapkan untuk dapat memajukan pendidikan astronomi di Indonesia lewat kolaborasi dengan lebih banyak perguruan tinggi lainnya.

Observatorium Timau NTT Akan Jadi Tempat Pemantauan Planet Layak Huni

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.