Bulan Ramadan bukan sekadar momen ibadah, tetapi juga waktu di mana tradisi khas di berbagai daerah di Indonesia hidup dan terasa lebih semarak. Salah satu momen yang paling dinantikan adalah waktu menjelang berbuka puasa.
Di setiap daerah, tradisi menunggu buka puasa memiliki keunikan tersendiri, mulai dari kegiatan ngabuburit, berburu takjil, hingga tadarus telah diwariskan secara turun-temurun dan masih berjalan hingga saat ini.
Berikut akan kita bahas bagaimana tradisi menunggu waktu berbuka puasa di berbagai penjuru Nusantara!
1. Ngabuburit: Menanti Buka Puasa dengan Kegiatan Seru
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, yang berarti “menghabiskan waktu menjelang maghrib.” Tradisi ini telah menjadi kebiasaan yang populer di seluruh Indonesia.
Di kota-kota besar, seperti Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta, ngabuburit biasanya diisi dengan jalan-jalan sore di alun-alun, taman kota, atau pasar Ramadan yang dipenuhi pedagang takjil.
Sementara itu, di daerah pedesaan, banyak orang memanfaatkan waktu menjelang buka puasa dengan bersepeda, memancing, atau berkumpul bersama keluarga di teras rumah.
Meriahnya Tradisi Sadranan di Desa Gondang, Klaten: Kirab Gunungan hingga Doa Bersama di Makam Leluhur
Di Aceh, tradisi meugang menjadi salah satu bentuk ngabuburit yang unik. Beberapa hari menjelang Ramadan dan Idulftri, masyarakat Aceh mengadakan tradisi memasak daging untuk dinikmati bersama keluarga sebagai bentuk rasa syukur.
2. Berburu Takjil
Berburu takjil merupakan tradisi yang hampir selalu ada di seluruh daerah di Indonesia pada setiap bulan Ramadan. Tradisi ini dilakukan pada sore sebelum waktu berbuka dengan mencari makanan ringan yang akan di santap saat waktu berbuka tiba.
Meskipun kurma sering menjadi pilihan utama, takjil khas Nusantara yang menghadirkan cita rasa yang kaya dan bervariasi juga menjadi incaran para pemburu takjil. Berikut beberapa takjil khas Nusantara:
Kolak (Jawa): Takjil klasik ini terbuat dari pisang, ubi, dan kolang-kaling yang direbus dengan santan, gula aren, dan daun pandan. Kehangatan dan rasa manis kolak menjadikannya favorit sebagai pilihan untuk berbuka puasa.
Es Pisang Ijo (Makassar): Hidangan segar ini terdiri dari pisang yang dibalut adonan hijau, disajikan dengan sirup merah, santan, dan es serut.
Bubur Kampiun (Minangkabau): Kombinasi bubur sumsum, ketan hitam, candil, dan kolak dalam satu mangkuk ini memberikan perpaduan rasa manis dan gurih yang kaya.
Barongko (Sulawesi Selatan): Kue pisang yang dikukus dengan balutan daun pisang ini sering disajikan sebagai hidangan pembuka puasa.
Di beberapa daerah, takjil juga mencerminkan kekayaan hasil alam setempat. Misalnya, di Maluku, takjil berupa sagu lempeng yang disajikan dengan teh manis hangat, sedangkan di Papua, hidangan papeda dengan kuah kuning kadang dijadikan menu berbuka.
Tradisi dan Warisan Budaya Suku Tidung, Menyambut Bulan Ramadan dengan Penuh Makna
3. Tradisi Buka Puasa Bersama
Selain berburu takjil, tradisi buka puasa bersama menjadi momen mempererat silaturahmi. Di Jawa, tradisi ini dikenal dengan sebutan “Bukber.” Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di kalangan keluarga, tetapi juga di lingkungan kerja, sekolah, hingga komunitas.
Di setiap kampung di pulau Jawa biasanya rutin mengadakan buka puasa bersama di masjid ataupun musala yang diisi dengan acara lainnya seperti mengaji bersama, berdoa bersama, hingga mendengar tausiah dari Kiai ataupun Ustad.
4. Semangat Berbagi di Bulan Ramadan
Salah satu tradisi yang paling bermakna selama Ramadan adalah semangat berbagi. Di banyak daerah, tradisi berbagai biasanya dilakukan di tempat ibadah, di pesantren, di panti asuhan, hingga di pinggir jalan.
Di Madura, tradisi “Nyabis” dilakukan dengan membagikan nasi bungkus kepada para musafir atau orang yang membutuhkan.
5. Tadarus
Tadarus merupakan tradisi membaca, memahami, dan mengkaji Al-Qur’an sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba. Tradisi ini sudah sejak lama ada dan masih dilaksanakan di setiap bulan Ramadan sebagai momen untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.
4 Atribut Pawai Menyambut Bulan Ramadhan yang Sudah Jadi Tradisi di Sekolah
Biasanya, tradisi tadarus dilakukan bersama-sama di masjid-masjid atau mushola. Selain itu, tadarus juga dapat dilakukan secara individu di tempat ibadah ataupun rumah masing-masing.
Tradisi menunggu waktu berbuka puasa di berbagai daerah di Indonesia tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi juga cerminan dari kekayaan budaya dan semangat kebersamaan.
Dari ngabuburit yang meriah, berburu hidangan takjil yang lezat, hingga tadarus, setiap tradisi mengajarkan tentang pentingnya bersyukur, berbagi, dan menjaga silaturahmi selama bulan suci Ramadan.
Dengan terus melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan yang menjadi esensi bulan suci Ramadan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News