Setiap orang yang pertama kali mendengar nama Gunung Keramat mungkin akan berpikir bahwa desa ini memiliki aura mistis. Kata "keramat" sendiri sering dikaitkan dengan hal-hal gaib atau tempat yang dianggap sakral.
Konon, desa ini dinamakan Gunung Keramat karena adanya makam leluhur yang dipercaya memiliki kekuatan tertentu. Dahulu, masyarakat setempat meyakini bahwa siapa pun yang memiliki cita-cita dan datang bersilaturahmi ke makam tersebut akan mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menggapai impian mereka.
Namun, kepercayaan ini berkembang sebelum desa ini ramai dihuni seperti sekarang.
Desa di Ujung Lampung Utara yang Dikelilingi Kebun Nanas
Gunung Keramat adalah sebuah desa yang terletak di ujung Lampung Utara dan dikelilingi oleh perkebunan nanas milik perusahaan swasta. Untuk mencapai desa ini, setiap pengunjung harus melewati kebun nanas yang luas dengan jalanan tanah merah yang khas. Sepanjang perjalanan, hamparan tanaman nanas yang teratur rapi menjadi pemandangan utama yang menyambut setiap orang yang datang.
Masyarakat di desa ini terdiri dari dua suku utama, yaitu Lampung pribumi dan Jawa. Sebagian besar dari mereka bekerja di perkebunan nanas PT sebagai pekerja tetap maupun harian.
Namun, selain bergantung pada perkebunan nanas, masyarakat juga memiliki lahan sendiri yang mereka manfaatkan untuk bertani. Komoditas utama yang ditanam adalah singkong dan jagung, yang menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga setempat.
Seorang warga desa pernah bercerita, "Kalau di sini mah kerjaan banyak, apalagi untuk ibu-ibu rumah tangga. Banyak kerjaan harian seperti ikut bersihin ladang, panen singkong atau jagung, menyemprot pupuk, atau menanam. Cuma ya, minusnya di sini itu jauh dari mana-mana." ungkab Asih, salah satu warga dusun 4.
Jarak yang cukup jauh dari pusat kota membuat desa ini terasa lebih tenang dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Namun, justru karena itu, Gunung Keramat masih sangat asri dan sejuk, dengan udara yang bersih dan lingkungan yang alami.
Keunikan Dusun 4: "Tran Rambutan" yang Berlimpah Buah
Salah satu hal yang membuat desa ini unik adalah keberadaan Dusun 4 yang oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai "Tran Rambutan". Nama ini bukan tanpa alasan hampir setiap rumah di dusun ini memiliki pohon rambutan. Ketika musim rambutan tiba, dusun ini berubah menjadi lautan merah dan hijau dari buah rambutan yang matang dan siap dipanen. Warga desa bahkan sering berbagi hasil panen mereka dengan tetangga dan pengunjung yang datang.
Tradisi bertani dan bercocok tanam yang masih kental di desa ini membuat suasana kehidupan terasa lebih guyub dan harmonis. Keterikatan sosial yang kuat antarwarga menjadikan desa ini tempat yang nyaman untuk ditinggali meskipun letaknya terpencil.
Konektivitas dan Infrastruktur: Jauh, tapi Tidak Terisolasi
Meskipun terpencil, konektivitas di Gunung Keramat tetap terjaga dengan baik. Desa ini sudah memiliki menara telekomunikasi yang memastikan jaringan seluler tetap stabil. Ini memungkinkan warga untuk tetap terhubung dengan dunia luar, mengakses informasi, dan bahkan menjalankan usaha berbasis online.
Selain itu, desa ini juga memiliki jembatan gantung yang unik, yang disebut-sebut mirip dengan Jembatan Ampera di Palembang. Jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung antarwilayah di desa, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang.
Gunung Keramat bukan sekadar desa yang terpencil di tengah kebun nanas. Desa ini menyimpan banyak keunikan dan potensi yang bisa dikembangkan lebih jauh, baik dari sektor pertanian, budaya, maupun wisata.
Bagi siapa pun yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk perkotaan, desa ini bisa menjadi pilihan tepat. Dengan suasana alam yang asri, udara yang sejuk, serta keramahan penduduknya, Gunung Keramat menawarkan pengalaman berharga yang sulit ditemukan di tempat lain.
Jadi yuk, Kawan GNFI main ke Gunung Keramat! Nikmati suasana desa yang tenang, cicipi manisnya rambutan langsung dari pohonnya, dan rasakan kedamaian yang hanya bisa ditemukan di tempat ini. Siapa tahu, Gunung Keramat bisa menjadi destinasi favoritmu berikutnya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News