Eko Nugroho adalah perupa asal Yogyakarta yang sudah dikenal di dunia seni nasional maupun internasional. Sosok lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut kerap mamerkan karyanya di sejumlah negara, dari mulai Amerika Serikat, Tiongkok, sampai Australia.
Berlatar belakang seni jalanan, Eko memulai berkarya lewat komik dan mural. Bersama komunitasnya, ia mencoret-coret tembok Kota Yogyakarta dengan berbagai hiasan kaya warna. Bermula dari situ, ia pun semakin menunjukkan daya kreativitasnya dan mengekslorasi media seninya dalam berkarya yang melahirkan sejumlah penghargaan.
Bagi orang awam yang melihat kiprah Eko, mungkin akan menilai ia adalah insan yang diberkahi bakat seni dari lahir. Mereka yang merasa awam pun biasanya akan minder, karena merasa tidak memiliki insting seni yang kuat dalam menilai sebuah karya seperti Eko. Namun, bagi Eko sendiri, orang-orang yang menyebut dirinya awam dalam berkesenian sebenarnya memiliki insting itu walau kurang atau tidak disadari.
Insting Berkesenian
“Setiap orang adalah seniman,” kata seniman asal Jerman, Joseph Beuys. Makna “seniman” dalam kutipan itu sendiri maksudnya merujuk ke setiap manusia di dalam dirinya memiliki kemampuan berkreasi dan kreativitas tak terhingga.
Eko pun setuju dengan kutipan itu. Menurutnya, tiap-tiap individu memiliki instingnya sendiri dalam menilai sebuah karya.
“Sebenarnya setiap individu atau manusia itu sebenarnya punya insting. Satu insting menentukan warna yang disuka, baik itu dalam bentuk pakaian, ruangan, atmosfer. Yang kedua, insting suara yang dia suka, baik musik yang dia suka, apapun yang masuk di telinganya. Kemudian juga rasa,” ucap Eko kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Eko meyakini seluruh manusia dilahirkan sebagai seniman, tapi kemampuan itu tidak diolah lebih lanjut. Ia pun menilai orang-orang yang menyebut diri mereka awam menilai sebuah karya seni sesungguhnya memiliki taste-nya sendiri dari pengalaman hidup, entah itu saat menyaksikan pameran, mendengarkan musik, atau merasa melihat pesan yang tersirat dari sebuah lukisan.
“Sebenarnya bukan awam, karena pasti Anda merasakan sesuatu terhadap sebuah karya. Nah, itu sebenarnya insting seni yang ada di tiap-tiap individu,” ujarnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News