Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak mahasiswa yang siap berkontribusi dalam pengabdian masyarakat.
Sabtu, 8 Februari 2025, DPMA IPB sukses menggelar Gathering and Sharing Session bagi peserta SUIJI-SLP 2025 di Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University. Kegiatan ini dirancang untuk membekali peserta dengan pemahaman mendalam terkait pelaksanaan, output, serta standar operasional prosedur (SOP) program.
Dengan mengusung tema "Resilient Ecosystem for Advanced Science and Technology," sesi ini memberikan wawasan tentang keberlanjutan ekosistem melalui pendekatan teknologi pertanian modern.
Peserta SUIJI-SLP tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman langsung melalui kunjungan ke berbagai fasilitas pertanian di ATP IPB. Beberapa fasilitas yang dikunjungi antara lain kolam ikan, greenhouse melon, sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT), nursery, plant factory, screenhouse organik, hingga kebun jambu.
Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai pertanian berkelanjutan dan teknologi digitalfarming, yang menjadi bagian penting dalam pengembangan sektor agraria di era modern.
Peserta diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam program SUIJI-SLP, yang menggabungkan aspek inovasi dengan pengabdian masyarakat.
Berbagi Pengalaman, Jadi Kunci Sukses di SUIJI-SLP
Setelah sesi kunjungan, peserta mengikuti sesi berbagi pengalaman bersama alumni SUIJI-SLP 2024 dan Asisten Direktur Layanan Agromaritim dan Digital Farming, Dr. Supriyanto, S.TP., M.Kom.
Diskusi ini menyoroti peran mahasiswa dalam program pengabdian masyarakat berbasis inovasi, yang berfokus pada keberlanjutan serta peningkatan ekonomi masyarakat. Serta ajang pengenalan budaya Indonesia pada Mahasiswa Jepang.
Dalam sesi ini, Dr. Supriyanto menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam mengidentifikasi permasalahan bersama masyarakat serta merancang solusi berbasis aksi nyata. “Aksi kecil tidak akan mengkhianati hasil,” ungkapnya, mengingatkan peserta bahwa kontribusi sekecil apa pun dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang.
Hal ini juga menjadi kesempatan bagi peserta untuk memahami tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam program SUIJI-SLP. Salah satu poin utama yang dibahas adalah mental provider, yakni kesiapan mental dan ketangguhan dalam menghadapi kondisi lapangan yang mungkin berbeda dengan kehidupan akademik di kampus.
Selain itu, peserta juga diingatkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, mengingat perbedaan pola hidup antara mahasiswa Indonesia dan Jepang yang mengikuti program ini.
Alumni SUIJI-SLP 2024 juga menekankan pentingnya peran mahasiswa Indonesia dalam menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa Jepang dan masyarakat lokal. Kemampuan komunikasi lintas budaya ini menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan program pengabdian.
Kolaborasi dan Perencanaan Program Pengabdian
Acara ini ditutup dengan sesi Focus Group Discussion (FGD), di mana peserta membahas berbagai aspek teknis pelaksanaan program. Beberapa topik yang dibahas meliputi lokasi program, pemilihan ketua tim, perencanaan program pengabdian di desa, serta strategi turun ke masyarakat.
Diskusi ini menghasilkan berbagai rekomendasi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok, memberikan gambaran awal tentang bagaimana program SUIJI-SLP 2025 akan dijalankan. Serta penjelasan lebih lanjut mengenai output dan SOP yang harus dipenuhi dalam program ini.
Dengan adanya Gathering and Sharing Session ini, diharapkan peserta SUIJI-SLP 2025 dapat lebih siap berkolaborasi dalam program pengabdian masyarakat internasional.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen IPB University dalam mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga memiliki kemampuan berkolaborasi bersama mahasiswa asing dan masyarakat lokal secara langsung.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News