Berdiri sejak tahun 1873, Stasiun Depok Lama tak sekadar pusat transportasi, tetapi juga jadi penanda tumbuhnya Kota Depok dari masa ke masa.
Sebagai salah satu stasiun tertua di Jabodetabek, kawasan sekitarnya menyimpan berbagai situs bersejarah yang merekam perjalanan Depok sejak era penjajahan Belanda. Berikut adalah empat tempat bersejarah yang bisa Kawan GNFI eksplorasi di sekitar Stasiun Depok Lama!
1. RS Harapan Depok
Terletak di Jalan Pemuda No. 10, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, bangunan Rumah Sakit (RS) Harapan Depok berdiri sebagai saksi bisu era kolonial Belanda di Indonesia.
Mengutip Media Indonesia, bangunan ini pertama kali didirikan oleh Cornelis Chastelein, pemilik dan pembangun peradaban Kota Depok sebagai gedung pemerintahan yang disebut Kantor Dewan Kotapraja Depok atau Kantoor van Het Gemeentebestuur van Depok.
Seiring berjalannya waktu, fungsi gedung ini berubah. Pada 1990, status gedung dikukuhkan menjadi RS Harapan Depok di bawah naungan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Yayasan Kristen Harapan Depok (YKHD). Adapun operasional RS Harapan Depok diberhentikan pada tahun 2022.
Baca juga: Jembatan Tertua di Palembang Berdiri Kokoh Dekat Stasiun Kertapati
2. Tugu Cornelis Chastelein
Terletak persis di depan gedung RS Harapan Depok berdiri Tugu atau Monumen Cornelis Chastelein. Siapa Cornelis Chastelein? Ia adalah pejabat Vereenigde Oostindische Compagnie(VOC) yang menjadi tuan tanah daerah Depok pada abad ke-17. Sebagai seorang Belanda sekaligus tuan tanah, Cornelis memiliki kepribadian yang berbeda dengan tuan tanah lainnya.
Cornelis memberikan budaknya pendidikan baca tulis dan bahasa Belanda, serta mengenalkan mereka pada agama Kristen. Menjelang kematiannya, Cornelis memerdekakan para budaknya, sekaligus memberikan 12 marga dan hak pengelolaan seluruh lahan miliknya (Lukman, 2020).
Pada tahun 1914, Tugu Cornelis Chastelein dibangun oleh warga Depok Lama sebagai bentuk terima kasih. Tugu ini sempat memicu berbagai kontroversi, seperti penghancuran dan penyegelan, sampai akhirnya dibangun kembali dan berdiri kokoh sampai detik ini.
3. GPIB Immanuel Depok
GPIB Immanuel Depok telah berdiri sejak 1714. Masih berhubungan dengan Cornelis Chastelein, berdirinya GPIB Immanuel merupakan saksi bisu terbentuknya ke-12 marga.
Ke-12 marga itu ialah Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholonse, Soedira, Samuel, dan Zadokh (Tohjiwa, 2024). Nama-nama keluarga ini terukir abadi pada pintu kayu gereja, penanda cikal bakal Kota Depok.
Melansir Kompas, saat pertama kali didirikan, gereja ini memiliki nama De Protestante Kerk, dan kemudian bergabung dalam Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat(GPIB) pada 31 Oktober 1948.
Baca juga: Rekomendasi Spot Kuliner Dekat Stasiun Solo Balapan, Jalan Kaki Bisa!
4. Jembatan Panus
Jembatan Panus memiliki peranan penting dalam menghubungkan Bogor dan Batavia pada masa kolonial. Jembatan bersejarah ini didirikan oleh insinyur Andre Laurens pada tahun 1917.
Mengutip Radar Depok, julukan Jembatan Panus berasal dari seorang warga bernama Stevanus Leander yang tinggal di ujung jembatan. Karena mayoritas penduduk Depok adalah orang Sunda, nama "Stevanus" disingkat menjadi "Panus" untuk kemudahan bicara.
Jembatan ini berdiri melintasi Sungai Ciliwung, dan menjadi bagian penting dari komute harian warga Depok.
Situs-situs bersejarah dekat Stasiun Depok Lama ini menjadi bukti nyata berdirinya sebuah kota dan bangsa, sekaligus pengingat untuk tak sekalipun melupakan identitas. Bagaimana menurutmu, Kawan GNFI?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News