Perayaan tradisi Meugang yang dirayakan tiap tahun untuk menyambut bulan Ramadan, membawa keuntungan besar bagi kalangan pedagang. Apa yang perlu kawan ketahui tentang keuntungan besar tradisi Meugang bagi kalangan pedagang?
Daging dalam Tradisi Meugang
Dilansir dari aceh.kemenag.go.id, daging menjadi makanan khas yang wajib dimakan dalam tradisi Meugang. Daging memiliki simbol kemakmuran, sehingga layak disajikan dalam momen menyambut bulan suci Ramadan. Selain daging, masyarakat biasanya menggantinya dengan ayam, bebek, dan sebagainya.
Tradisi makan daging telah diwariskan sejak masa kesultanan, yang bertepatan dengan masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Tradisi ini masih bertahan hingga sekarang, karena sudah mengakar kuat pada masyarakat Aceh.
Budaya makan daging bersama dalam tradisi Meugang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan antar masyarakat. Dalam tradisi ini, masyarakat memiliki kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga. Maka dari itu, momen ini tidak akan menjadi momen yang terlupakan bagi masyarakat Aceh.
Baca Juga: Tradisi Merawat Sapi Meugang sebagai Simbol Kehormatan Pria di Aceh
Tradisi Meugang, Buka Rezeki Pedagang Sambut Ramadhan
Menyambut beberapa hari sebelum datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat dari beragam daerah Indonesia menyambut bulan suci Ramadan dengan menerapkan tradisi masing-masing yang menjadi ciri khas daerahnya.
Tradisi yang diterapkan oleh masyarakat, bukan hanya menggambarkan wujud penghormatan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan, tapi mencerminkan keanekaragaman tradisi budaya yang dimiliki Indonesia.
Baca Juga: Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Berbagai Daerah
Di wilayah Aceh, para pedagang mulai memanfaatkan kesempatan berharga untuk menyambut momen penting ini. Pasar-pasar di Aceh mulai ramai menyediakan daging untuk dijual dalam rangka memeriahkan tradisi Meugang.
Momentum ini menjadi keuntungan besar bagi para pedagang, karena sebagian besar masyarakat Aceh yang mengincar daging untuk dijadikan hidangan dalam rangka menyambut bulan Ramadan.
Melalui situs resmi Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak dalam keterangan tertulis, menyatakan bahwa situasi pasar Aceh akan sangat ramai dipenuhi masyarakat setempat mendekati perayaan Meugang. Hal ini membuat harga daging mengalami kenaikan harga pada momen ini.
Meskipun harga daging mengalami kenaikan harga pada momen ini, alasan tersebut tidak menghilangkan antusiasme masyarakat Aceh untuk membeli daging yang mereka incar demi memeriahkan perayaan Meugang. Biasanya masyarakat Aceh telah mempersiapkan anggaran tersendiri untuk berbelanja daging sejak jauh-jauh hari.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya perayaan Meugang bagi masyarakat Aceh. Bukan hanya sekedar tradisi, namun sebagai salah satu bentuk identitas masyarakat Aceh untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Baca Juga: Pentingnya Pelestarian Budaya di Aceh, Lawan Penghapusan Identitas
Selain berperan sebagai identitas Aceh, tradisi Meugang berperan besar dalam mendukung perekonomian Aceh. Kebutuhan masyarakat terhadap daging, mendorong penjualan daging di pasar-pasar meningkat pesat. Sehingga peningkatan pesat penjualan menciptakan keuntungan besar bagi para pedagang.
Tidak hanya menguntungkan pedagang, perayaan Meugang juga menguntungkan pihak lain, yaitu peternak hewan. Selama tradisi Meugang, peternak hewan mendapat banyak permintaan melalui distributor hingga konsumen.
Dikutip dari Kompas.id, daging-daging yang biasanya digunakan dalam tradisi Meugang, diantaranya terdiri dari, daging kambing, daging sapi, dan daging kerbau. Permintaan yang terus meningkat terhadap daging-daging menjelang Meugang, membuka pintu rezeki bagi pihak-pihak yang berkaitan seperti pedagang daging dan peternak hewan.
Dengan demikian, tradisi Meugang menjadi momen berharga bagi seluruh kalangan masyarakat Aceh. Khususnya, bagi kalangan pedagang dan peternak hewan yang sukses mendapat keuntungan melalui penjualan daging di momen penting ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
