Ketahanan pangan menjadi tantangan besar bagi Indonesia di tengah perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan populasi.
Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan adalah padi Biosalin 1 dan 2, varietas padi yang tahan terhadap kadar garam tinggi.
Program pengembangan padi ini merupakan hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan pemerintah kota dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Lalu, apa keunggulan padi Biosalin ini? Mari kita ketahui lebih lanjut!
Apa Itu Padi Biosalin?
Padi Biosalin 1 dan 2 merupakan varietas padi hasil riset yang dirancang untuk bertahan di lingkungan dengan tingkat salinitas tinggi.
Hal ini menjadikannya solusi bagi daerah pesisir yang tanahnya mengandung kadar garam berlebih, yang biasanya sulit ditanami padi konvensional.
Pada musim tanam 2024–2025, benih padi Biosalin kembali disemai di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang, pada Sabtu (21/12/2024). Lahan yang digunakan merupakan bekas lahan tidur yang kini dimanfaatkan kembali untuk pertanian.
“Padi Biosalin 1 dan 2 merupakan varietas padi yang tahan kadar garam tinggi. Program padi tahan salinitas kini ditanam di lahan pesisir seluas 20 hektare, yang bisa dikembangkan pada potensi lahan Kecamatan Tugu seluas 400 hektare,” ujar Vina Eka Aristya, Periset Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, dikutip dari keterangan resmi.
Dengan potensi lahan pesisir yang luas, padi Biosalin berpeluang menjadi alternatif dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerah yang sebelumnya kurang optimal untuk bercocok tanam.
Bagaimana Padi Biosalin Berkontribusi pada Ketahanan Pangan?
Peningkatan ketahanan pangan menjadi prioritas bagi pemerintah dan para peneliti di BRIN. Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Puji Lestari, menjelaskan bahwa inovasi pertanian yang dihasilkan tidak hanya berfokus pada produktivitas, tetapi juga praktik pertanian berkelanjutan.
“Berbagai inovasi telah dihasilkan, mulai dari pengembangan varietas unggul tanaman dan rumpun ternak yang meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil pertanian, hingga efisiensi proses pascapanen yang mendukung ketahanan pangan nasional.”
Padi Biosalin adalah salah satu contoh inovasi ini. Dengan kemampuan tumbuh di lahan salin, varietas ini membuka peluang baru bagi daerah pesisir untuk tetap produktif.
Namun, ada beberapa tantangan besar dalam sektor pertanian, seperti dampak perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, dan meningkatnya kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi yang pesat.
Oleh karena itu, diperlukan strategi tambahan untuk memastikan padi Biosalin dapat berkontribusi maksimal dalam ketahanan pangan.
Tantangan dalam Implementasi Padi Biosalin
Meskipun memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan dalam penerapan padi Biosalin di lapangan, antara lain:
- Adaptasi oleh petani: Tidak semua petani familiar dengan varietas padi ini, sehingga diperlukan edukasi dan pendampingan agar mereka dapat mengelola lahan dengan optimal.
- Pengelolaan air yang efisien: Meskipun tahan salinitas, padi tetap memerlukan pengelolaan irigasi yang baik untuk hasil panen maksimal.
- Kebijakan pemerintah: Dukungan dalam bentuk insentif atau subsidi dapat membantu petani lebih cepat beradaptasi dengan varietas baru.
Menurut Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, teknologi modern harus diintegrasikan dalam sistem pertanian agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
“BRIN dapat mengundang OR atau Pusat Riset terkait teknologi untuk merancang sistem pertanian, mulai dari produksi hingga panen, juga pengolahan produk pangan dan teknologi penyimpanan dan pengawetan, yang dapat menjaga kualitas makanan mudah rusak, seperti daging dan ikan, juga menjadi peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.”
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya sistem petani bergaji tetap seperti yang diterapkan di beberapa negara untuk menjamin stabilitas produksi dan harga komoditas.
Dengan kemampuannya bertahan di lahan dengan kadar garam tinggi, varietas ini membuka peluang bagi daerah pesisir untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Namun, keberhasilannya tidak hanya bergantung pada kualitas benih, tetapi juga pada kesiapan infrastruktur, kebijakan pemerintah, dan kesiapan petani dalam mengadopsi teknologi baru.
Jika tantangan ini bisa diatasi, padi Biosalin berpotensi menjadi salah satu solusi utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News