Bulan Syaban 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 31 Januari 2025, tepatnya di hari Jumat.
Momen tersebut membuat ibadah sholat Jumat di minggu ini terasa lebih istimewa, apalagi bulan Syaban sendiri merupakan bulan peralihan menuju ke bulan Ramadhan dan hari Jumat sendiri dipercaya masyarakat Islam sebagai hari yang mulia.
Sebagai agenda wajib dalam amalan sholat Jumat, khutbah dapat menjadi sarana menyampaikan nilai-nilai keutamaan bulan Syaban kepada publik.
Nah, berikut Good News From Indonesia himpun 4 contoh naskah khutbah yang bisa menjadi inspirasi Kawan GNFI saat berkhutbah pada ibadah sholat Jumat. Simak sampai habis ya, Kawan!
Contoh Teks Naskah Khutbah Jumat 1 Syaban 1446 H/31 Januari 2025
Berikut 4 contoh teks naskah untuk khutbah Jumat di 1 Syakban tahun 1446 H atau 31 Januari 2025:
Naskah Khutbah Jum'at #1
Berikut contoh naskah khutbah yang menyampaikan mengenai keutamaan bulan Syaban bagi umat Islam milik Wathoni.
Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah
Pertama-tama, marilah kita bersama-sama menjaga kualitas taqwa kita kepada Allah SWT. dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan keinsyafan. Karena hanya dengan taqwalah jalan kita mendekati Allah SWT. mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, seperti yang difirmankan Allah dalam Yunus 63-64 yang artinya:
- (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa * Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Q.S. Yunus 63-64)
Tidak terasa kita sudah memasuki minggu awal dari bulan Sya'ban, yang berarti tinggal menunggu hitungan hari, kita akan melewati fase kehidupan sebagai muslim yang diberikan kelebihan oleh Allah dalam beribadah kepada-Nya, dengan memberikan kemulian pada tiap bulannya. Seminggu lagi kita akan melewati nisfu sya'ban dengan perintah kepada kita untuk melakukan puasa nisfu sya'ban, serta sekitar tiga minggu lagi kita akan menghadapi bulan suci Ramadhan, bulan yang kehadirannya ditunggu oleh jutaan umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Bulan Syakban adalah bulan yang menjadi fase selanjutnya dari do'a yang sering kita ucapkan ketika memasuki bulan Ra'jab "Allahumma baariklana fi rajaba saya'bana, wabbligna romadhona", dengan demikian, maka pada bulan sya'ban ini hendaklah kita tetap menjaga keseimbangan ibadah kita, bahkan dengan terus semangat berusaha meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Sebagaimana bulan Rajab, bulan Sya'ban merupakan bulan yang istimewa. Di bulan Sya'ban inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah SWT.
Jamaah Shalat Jum'at Rahimakumullah
Sebagai seorang Muslim, berada di bulan Sya'ban merupakan sebuah kebahagian yang tiada tara, sebab di bulan ini lah kita berkesempatan mengikuti salah satu amal yang di dicontohkan Rasulullah SAW, yakni amalan puasa. Mengikuti jejak Rasulullah SAW berarti menghidupkan salah satu sunnah beliau, serta mengikuti teladan dari Rasulullah SAW adalah bukti cinta kita kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Imran ayat 31 yang artinya:
- Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Dalam sebuah hadits, baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya oleh seorang sahabat mengenai keutamaan bulan Syakban.
- Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya'ban." Rasulullah menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa." (HR. An-Nasa'i)
Jama'ah Shalat Jumat Rahimakumullah
Puasa atau puasa nisfu sya'ban yang akan kita jumpai sekitar seminggu lagi, merupakan keutamaan selanjutnya dari bulan Syakban. Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan nishfu Syakban:
- "Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Syaban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya" (HR. Ibnu Majah)
Dari hadits di atas, kita menyadari bahwa berpuasa sunnah di bulan Syaban menjadi begitu istimewa, karena pada bulan ini amal manusia diangkat dan sekaligus puasa Syaban merupakan persiapan puasa Ramadhan. Pendakian menuju puncak di bulan Sya'ban ini juga dapat dilakukan dengan cara banyak beristigfar dan meminta ampun atas segala dosa yang telah kita lakukan di bulan-bulan sebelumnya. Baik dosa yang kita lakukan dalam bentuk tindakan dan kelakukan yang kasat mata maupun dosa yang adanya di dalam hati dan tidak kasat mata. Semoga kita menajdi hamba Allah yang selalu yakin dengan kebenaran Islam, menjadi hamba yang terus mengejar penghambaan kepadanya di bulan-bulan yang Ia istimewakan, menjadi hamba yang berjuang untuk Islam dan hidup dalam keadaan bangga menjadi masayarakat Muslim. Amin ya rabbal Alamin.
Naskah Khutbah Jum'at #2
Teks khutbah Jumat milik Nurul Uyun ini menyampaikan tentang tiga cara Allah SWT untuk memuliakan bulan Sya’ban.
Khutbah Jumat
Tiga Cara Allah Memuliakan Bulan Sya’ban
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Secara bahasa, Sya'ban berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Makna ini selaras dengan posisi bulan Sya’ban yang menyongsong bulan Ramadhan. Hal ini merupakan kiasan bahwa bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah tersebut merupakan momen tepat untuk menapaki jalan kebaikan secara lebih intensif, mempersiapkan diri menyambut bulan paling mulia, yakni Ramadhan.
Posisi bulan Syaban yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan seringkali kurang mendapat perhatian lebih dibanding dua bulan mulia yang menghimpitnya itu. Pada Rajab, keutamaan-keutamaan seputar puasa dan amalan lainnya kerap kita dengar. Di bulan Rajab pula kita mengenang peristiwa dahsyat yang dialami Rasulullah: Isra' Mi`raj. Bulan Ramadhan lebih hebat lagi. Orang-orang seakan-akan menjadi manusia baru, berburu fadhilah dan pahala berlipat di bulan suci ini. Tidak demikian dengan Syaban. Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Nasai, Nabi menyebut Syaban sebagai bulan yang biasa dilupakan umat manusia.
Dilupakan bukan berarti terhina. Ia diabaikan manusia karena manusianya sendiri yang kurang menyadari kemuliaan bulan Syakban, bukan akibat bulan Syakban itu sendiri tidak mulia. Sikap ini biasanya hanya terjadi di kalangan awam atau orang-orang yang secara ruhani belum mendekat kepada Allah. Para salafus shalih memberi perhatian lebih pada bulan ini dengan beragam kegiatan ibadah, utamanya pada momen nisfu Syaban (pertengahan bulan Syakban).
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bukti dari mulianya bulan Sya'ban, bisa kita lihat dari sejumlah peristiwa penting bersejarah di dalamnya. Peristiwa-peristiwa ini bisa dipandang bukan semata sebagai fakta historis tapi juga pertanda bahwa Allah memberikan perhatian spesial terhadap bulan ini. Pertama, pada bulan Sya'ban Allah menurunkan ayat perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang tercantum dalam Surat al-Ahzab ayat 56 yang artinya:
- "Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
Mayoritas ulama, khususnya dari kalangan mufassir, sepakat bahwa ayat ini turun di bulan Syakban. Secara bahasa, shalawat berakar dari kata shalat yang berarti doa. Dalam ayat tersebut ada tiga shalawat: shalawat yang disampaikan Allah, shalawat yang disampaikan malaikat, dan (perintah) shalawat yang disampaikan umat Rasulullah.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya-mengutip pernyataan Imam Bukhari-menjelaskan bahwa "Allah bershalawat" bermakna Dia memuji Nabi, "Malaikat bershalawat" berarti mereka sedang berdoa, sementara "manusia bershalawat" selaras dengan pengertian mengharap berkah. Ayat tersebut menjadi bukti kedudukan Rasulullah yang tinggi. Kemuliaan dan rahmat dilimpahkan langsung olch Allah kepada beliau, malaikat-malaikat suci terlibat dalam merapalkan doa-doa, dan seluruh kaum beriman pun diperintah untuk mengucapkan shalawat kepadanya.
Wajar sekali bila Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak shalawat di bulan Sya'ban, di samping bergegas membersihkan diri atau bertobat dari kesalahan-kesalahan yang sudah lewat guna menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Kedua, bulan Syakban merupakan saat diturunkannya kewajiban berpuasa bagi umat Islam. Imam Abu Zakariya an-Nawawi dalam al-Majmû Syarah Muhadzdzab menjelaskan bahwa Rasulullah menunaikan puasa Ramadhan selama sembilan tahun selama hidup, dimulai dari tahun kedua hijriyah setelah kewajiban berpuasa tersebut turun pada bulan Sya'ban.
Puasa merupakan kegiatan penting guna meredam nafsu yang sering menuntut dimanjakan. Melalui puasa, manusia ditempa secara ruhani untuk menahan berbagai godaan duniawi, bahkan untuk hal-hal yang dalam kondisi normal (tak berpuasa) halal. Menahan diri dari hal-hal halal seperti makan, minum, berhubungan dengan istri, menjadi sinyal kuat bahwa sesungguhnya ada yang lebih penting dari kenikmatan dunia yang fana ini, yakni kenikmatan akhirat, berjumpa dengan Allah SWT.
Bulan Ramadhan merupakan bulan paling mulia di antara bulan-bulan lainnya. Artinya, Syaban merekam sejarah penting "diresmikannya' kemuliaan Ramadhan dengan difardhukannya puasa bagi kaum mukminin selama sebulan penuh. Syaban menjadi tonggak menyambut bula suci sebagai anugerah besar dari Allah yang melipatgandakan pahala segala amal kebaikan di bulan Ramadhan.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Ketiga, bulan Syaban juga menjadi sejarah dimulainya Ka'bah menjadi kiblat umat Islam yang sebelumnya adalah Masjidil Aqsha. Peristiwa peralihan kiblat ini ditandai dengan turunnya ayat 144 dalam Surat al-Baqarah yang artinya:
- "Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram."
Saat menfsirkan ayat ini, Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami' li Ahkâmil Quran dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Rasulullah untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya'ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya'ban. Kiblat menjadi simbol tauhid karena seluruh umat Islam menghadap pada satu tujuan. Beralihnya kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram juga menegaskan bahwa Allah tak terikat dengan waktu dan tempat.
Hal ini ditunjukkan dengan sejarah perubahan ketetapan kiblat yang tidak mutlak dalam satu arah saja. Umat Islam tidak sedang menyembah Ka'bah ataupun Masjidil Aqsha melainkan Allah SWT. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang tidak menyia-nyiakan bulan Syakban, meski di tengah kesibukan duniawi yang luar biasa. Al-faqir mengajak kepada jamaah sekalian untuk menyisihkan waktu untuk meningkatkan kedekatan kita kepada Allah, melalui kontemplasi, dzikir, dan amal kebaikan, lebih-lebih di bulan mulia ini. Wallahu alam.
Naskah Khutbah Jum'at #3
Sonie Darussalam berbagi teks khutbah Jumat singkat menerangkan kemuliaan melakukan amalan baik di bulan Syakban.
Ma'asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah S.W.T dengan menjalankan segala perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya.
Ma`asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah
Bulan Rajab pada tahun ini baru saja telah meninggalkan kita, dan berganti ke bulan Syakban Al- Mubarok, di mana bulan Sya'ban disebut bulannya Rasulullah S.A.W. Bulan Syaban banyak dilalaikan oleh manusia, oleh sebab itu kita dianjurkan untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya dengan menjaga ketaatan semaksimal mungkin di saat manusia banyak yang melalaikannya.
Sebagaimana kita dianjurkan untuk banyak berdzikir, di mana kebanyakan orang lalai memikirkan akhirat dan banyak disibukkan oleh urusan dunia. Pada bulan Sya'ban ini pula, kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada nabi kita Muhammad S.A.W, di mana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja, karena di bulan ini dapat kita jadikan momentum untuk senantiasa mengingat keteladanan Rasulullah S.A.W. dalam menyikapi hidup di dunia ini dan merupakan kesempatan besar untuk mendekatkan diri kita kepada Rasulullah SAW. Rasulullah adalah sebaik-baik manusia, dan semulia-mulia manusia, beliaulah yang dapat memberikan syafaat kepada kita di yaumil mahsyar nanti.
Ma'asyiral di bulan Sya'ban ini pulalah terdapat satu hari satu malam atau tepatnya pada pertengahan bulan Sya'ban yaitu tanggal 15 Sya'ban yang biasanya disebut dengan Nisfu Sya'ban. Hari tersebut merupakan puncak dari keistimewaan bulan Sya'ban dan sungguh sangat merugi orang yang tidak mau memanfaatkan malam hari itu dengan kebaikan-kebaikan, dan memohon kepada Allah S.W.T karena pada malam Nisfu Sya'ban akan dibuka oleh Allah 300 daripada pintu rahmatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
- "Apabila tiba malam nisfu Sya'ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya" (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman) Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur'an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Dan makna hadis nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A iya berkata bersabda:
Rasulullah S.A.W telah datang kepadaku Malaikat Jibril, pada malam Nisfu Sya'ban dan ia berkata Wahai Muhammad, pada malam ini dibukakan pintu pintu langit dan pintu-pintu rahmat, maka bangunlah dan sembahyanglah dan angkatlah kepala dan kedua tangan engkau ke langit artinya memohon dan berdoalah maka aku berkata. Wahai Jibril malam apa ini, Jibril menjawab ini malam dibukakan padanya 300 pintu daripada rahmat Allah dan Allah mengampuni dosa dosa orang yang tidak berbuat syirik kepada Nya, kecuali tukang-tukang sihir, dukun-dukun, orang yang suka bermusuh-musuhan, orang yang selalu minum khamar, orang yang selalu berzina, orang yang memakan riba, orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka adu domba dan orang yang memutuskan hubungan tali persaudaraan, mereka ini tidak diampuni dosanya, sehingga mereka benar-benar bertaubat dan meninggalkan semua itu.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan taufik hidayah dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga kita dapat dengan mudah menjalankan tugas kita masing-masing dengan dilandasi keimanan dan ketakwaan yang mantap dan mendapat mencapai kesejahteraan kebahagiaan yang hakiki bahagia pidunya wal akhiroh Amin Allahumma Amin.
Naskah Khutbah Jumat #4
Al Fajri El Ansori berbagi naskah khutbah Jumat keutamaan bulan Syaban dan amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Saudara-saudara kaum muslimin sholat Jumat yang berbahagia,
Saat ini kita sudah berada di bulan Sya'ban. Sebagaimana bulan Rajab, bulan Sya’ban pun memiliki keutamaan-keutamaan, sebagaimana banyak dijelaskan oleh para ulama dan guru-guru kita.
Adapun beberapa keutamaan yang terdapat dalam bulan Syaban dan amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
Pertama: Bulan Syaban adalah waktu ketika Rasulullah SAW paling banyak mengerjakan puasa sunnah. Bulan Syaban merupakan bulan ketika Nabi Muhammad SAW mengerjakan puasa sunah lebih banyak dari pada bulan-bulan lainnya (kecuali Ramadan). Rasulullah SAW bahkan hampir melaksanakan puasa sunah selama sebulan penuh di waktu Syaban.
Amalan yang ditunaikan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Salamah sebagai berikut:
- Aisyah RA menceritakan kepadanya: "Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shaum (puasa) lebih banyak dalam sebulan selain Syaban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,' (H.R. Bukhari)
Agar tidak dikira sebagai kewajiban bagi umatnya, Nabi Muhammad SAW memberikan jarak atau batas satu atau dua hari (tidak berpuasa beberapa hari) sebelum menunaikan ibadah puasa Ramadan. Rasulullah SAW menjalankan puasa sunah Syaban sampai 27 atau 28 Syaban. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut:
- Nabi SAW bersabda: Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut, (H.R. Abu Daud).
Kaum muslimin rohimakumullah
Kedua: Syaban menjadi bulan ketika amal dibawa naik kepada Allah. Bulan Syaban yang berada di antara Rajab dan Ramadan adalah waktu ketika Allah SWT mengangkat amal hamba-hambanya. Hal ini yang membuat Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan ini. Beliau menginginkan Allah SAW mengangkat amalnya ketika dirinya sedang dalam keadaan berpuasa. Perkara ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid sebagai berikut:
- Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa," (H.R. Nasa'i)
Ketiga: Bulan Syakban menjadi moment persiapan sebelum Ramadan. Sebagai bulan yang berada sebelum Ramadan, Syakban memiliki peran yang penting bagi umat Islam. Ramadan dibaratkan sebagai waktu ketika umat Islam memanen tanaman (amal), mulai dari membaca Al Qur'an, berpuasa wajib, salat tahajud, dan amalan lainnya.
Pasalnya, pada Ramadan, amalan baik akan dilipatgandakan. Demikian juga sebaliknya, perbuatan buruk akan diganjar dosa berlipat-lipat. Pada Syaban inilah, ia merupakan waktu mempersiapkan semua amalan tersebut. Syakban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan diri melaksanakan amalan-amalan saleh. Dengan demikian, ketika Ramadan datang, umat Islam sudah terbiasa menjalankannya.
- Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Rajab adalah bulan menanam. Syaban adalah bulan menyirami tanaman dan Ramadan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut"
Kaum muslimin rohimakumullah
Keempat: Bulan terakhir untuk mengqada puasa Ramadan tahun lalu. Syaban merupakan waktu terakhir untuk mengqada puasa Ramadan setahun silam. Qada puasa Ramadan hukumnya wajib bagi umat Islam yang tidak memiliki zur syar'i sebelum memasuki Ramadan berikutnya.
Qada adalah tindakan membayar atau mengganti ibadah puasa wajib yang belum dilaksanakan pada Ramadan tahun silam. Aisyah RA juga melakukan qada puasa pada Syaban.
- Hal itu dijelaskan dalam hadis Aisyah RA berkata: “Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Sya'ban."(. R. Abu Daud).
Seorang muslim yang tidak membayar hutang puasanya hingga datang Ramadan berikutnya tanpa uzur syar’i, maka akan mendapatkan dosa besar. Selain itu, wajib baginya untuk menqada setelah bulan Ramadan sekaligus membayar fidyah, yakni membayar makanan sebanyak satu mud setiap hari puasa. Hal itu merupakan ganti dari kelalaiannya tidak mengqada puasa tersebut.
Kaum muslimin rohimakumullah
Di akhir khutbah kami mengajak marilah kita manfaatkan bulan sya'ban ini semaksimal mungkin untuk meraih pahala keutamaannya serta bersungguh-sungguh mengamalkan apa yang sudah di contohkan oleh Rasuļullah SAW, Amin.
Sekian 4 contoh naskah khutbah Jumat untuk bulan Syaban 1446 H, semoga artikel ini bermanfaat!
Dapatkan berbagai update berguna terkait topik religi dan serba-serbi hanya di laman Good News From Indonesia!
Baca juga: Beratan, Sebuah Tradisi di Malam Nisfu Syaban
REFERENSI
Dihimpun dari berbagai sumber.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News