Daging merah olahan seperti bologna, sosis, dan salami sering kali menjadi pilihan banyak orang karena rasanya yang lezat dan proses penyajiannya yang praktis. Sayangnya, di balik kelezatan itu semua daging olahan mengandung kadar garam, lemak jenuh, dan bahan pengawet seperti nitrat yang cukup tinggi.
Kandungan-kandungan ini tidak hanya berpotensi berdampak buruk pada kesehatan jantung, tetapi juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan lainnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of Neurology, pada Rabu (15/01/2025), mengungkapkan bahwa konsumsi daging merah olahan, dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penurunan kognitif.
Penelitian ini melibatkan 133.771 orang dengan usia rata-rata 49 tahun yang tidak menderita demensia pada awal penelitian. Dari kelompok ini, sebanyak 11.173 orang mengalami demensia.
Proses penelitian melibatkan pengumpulan data dari jurnal makanan yang diisi oleh peserta. Berdasarkan data tersebut, para peneliti menghitung jumlah konsumsi daging merah yang dikonsumsi peserta setiap hari.
Mereka kemudian membagi peserta menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah daging merah yang dikonsumsi menjadi tiga kelompok. Kelompok rendah makan rata-rata kurang dari 0,10 porsi per hari, kelompok sedang makan antara 0,10 dan 0,24 porsi per hari, dan kelompok tinggi, 0,25 atau lebih porsi per hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi 0,25 porsi atau lebih daging merah olahan per hari memiliki risiko demensia 13% lebih tinggi dibandingkan kelompok yang makan lebih sedikit.
Baca Juga: Disebut Bisa Menjadi Pengganti Daging, Tempe Menjadi Favorit Para Vegetarian
Peneliti juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi satu atau lebih porsi daging merah yang tidak diolah setiap hari memiliki risiko penurunan kognitif subjektif 16% lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi kurang dari setengah porsi sehari.
Kandungan dalam Daging Merah Olahan dan Dampaknya bagi Otak
Daging olahan dapat berdampak buruk pada otak karena kandungan garam, lemak jenuh, dan bahan pengawet yang tinggi, yang ada di dalamnya.
Menurut Yuko Hara, PhD, direktur penuaan dan pencegahan Alzheimer di Alzheimer’s Drug Discovery Foundation, Daging olahan mengandung bahan pengawet yang tidak ada dalam daging segar. Kandungan nitrit, misalnya, dapat berubah jadi senyawa berbahaya yang bisa meningkatkan stres oksidatif serta peradangan.
Lebih lanjut, Yuko Hara menyebut bahwa, "daging olahan juga memiliki kadar natrium yang tinggi dan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, faktor risiko yang sudah diketahui untuk demensia." Dikutip dari Cognitive Vitality.
Selain kandungan tersebut, daging olahan yang bersifat ultraproses juga tinggi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol LDL jahat dan risiko terkena diabetes tipe 2. LDL yang tinggi dan diabetes merupakan faktor risiko demensia dan penurunan fungsi kognitif.
Baca Juga: Daging Analog Berbahan Belalang, Inovasi Tinggi Protein dan Rendah Kolesterol
Alternatif pilihan yang lebih sehat
Penulis penelitian, Dong Wang, MD, ScD, dari Brigham and Women's Hospital di Boston, menjelaskan daging merah olahan dapat diganti dengan makanan yang lebih sehat seperti kacang-kacangan, ikan, dan unggas dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
"Penelitian kami menemukan daging merah olahan dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif dan demensia, tetapi kabar baiknya adalah penelitian ini juga menemukan bahwa menggantinya dengan alternatif yang lebih sehat, seperti kacang-kacangan, ikan, dan unggas, dapat mengurangi risiko seseorang,” dikutip dari Sciencedaily, Rabu (22/01.)
Mengganti satu porsi daging merah olahan sehari dengan satu porsi kacang-kacangan atau polong-polongan dikaitkan dengan risiko demensia yang 19% lebih rendah dan penurunan kognitif sebesar 1,37 tahun.
Selain itu, mengganti daging olahan dengan ikan dikaitkan dengan penurunan risiko demensia sebesar 28%, sedangkan menggantinya dengan ayam dapat menurunkan risiko demensia 16% lebih rendah.
Fungsi kognitif tidak hanya membantu dalam menjaga kemampuan berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah, tetapi juga berperan pentingdalam menjaga kualitas hidup yang baik.
Oleh sebab itu, penting untuk Kawan memiliki pola makan yang sehat yang mencakup nutrisi yang mendukung kesehatan otak, seperti mengurangi konsumsi daging merah olahan dan menggantinya dengan pilihan makanan yang lebih sehat.
Sumber Referensi:
- Long-Term Intake of Red Meat in Relation to Dementia Risk and Cognitive Function in US Adults. Diakses dari https://www.neurology.org/doi/10.1212/WNL.0000000000210286. Sabtu, 18 Januari 2025.
- Is eating more red meat bad for your brain Diakses dari https://www.sciencedaily.com/releases/2025/01/250115164828.htm
- Does eating meat increase dementia risk? Diakses dari https://www.alzdiscovery.org/cognitive-vitality/blog/does-eating-meat-increase-dementia-risk
- Diabetes & Dementia: Is High Blood Sugar Damaging Your Brain? Diakses dari https://www.alzdiscovery.org/cognitive-vitality/blog/is-high-blood-sugar-damaging-your-brain
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News