Perilaku konsumtif kini hampir dimiliki setiap orang. Perilaku ini sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup, mulai dari segi ekonomi sampai lingkungan. Kawan GNFI, kita hidup di bumi yang sudah semakin tua. Sayangilah bumi ini dengan tidak membeli benda-benda berikut!
Stop Belanja 6 Item Ini di Tahun 2025!
Tumbler
Kawan GNFI, tumbler menjadi tren unik di masa kini. Benda ini masif dipasarkan di media sosial dalam rangka mengurangi penggunaan plastik. Banyak brand yang memproduksi tumbler dengan harga dan kualitas yang beragam.
Desain unik tumbler semakin mendorong konsumen untuk membeli barang tersebut. Estetika menjadi nilai tambah tersendiri. Padahal fungsinya tetap sama, yaitu untuk menyimpan air minum.
Benda ini tidak perlu dibeli secara berlebihan hanya untuk dikoleksi. Cukup miliki 1 sampai 2 dengan kualitas terbaik. Selebihnya, hanya akan terpajang di rak dapur kesayangan Kawan GNFI.
Casehandphone
Salah satu pertimbangan untuk membeli case HP ialah proteksi smartphone kesayangan dari benturan. Perlindungan pada body handphone penting untuk diperhatikan supaya menghindari kemungkinan rusak dalam jangka waktu yang panjang.
Bagi sebagian orang, case handphone telah menjadi item fashion. Pemakaiannya sering kali dianggap dapat menunjang gaya seseorang. Ragam desain unik diproduksi menjadi faktor tertentu bagi konsumen untuk ‘memiliki’ secara impulsif.
Kawan GNFI, jika sudah mempunyai case handphone yang masih berfungsi maka jangan beli lagi. Utamakan fungsi di atas gengsi. Jika Kawan mudah bosan dengan desain tertentu, pilihlah case handphone dengan desain paling versatile dan cocok untuk berbagai occasion.
Boneka karakter
Dilansir dari Wellesley College, boneka sudah dianggap teman bahkan saudara oleh anak-anak. Bahkan kehadiran boneka dapat memberikan kenyamanan tertentu hingga menghilangkan rasa sepi.
Boneka memang memberikan efek tertentu bagi pemiliknya. Namun, berhentilah untuk mengoleksi benda ini jika pertimbangan Kawan hanya karena bentuknya yang lucu. Ujung-ujungnya, boneka hanya akan terpajang di pojok kasur atau lemari Kawan saja.
Tidak hanya itu, jika tidak menyimpan boneka dengan baik maka boneka akan cepat rusak dan berdebu. Penyimpanan yang tidak benar akan mengundang banyak kuman. Dampak yang dapat muncul tentu beragam, mulai dari ruam kulit sampai gangguan pernapasan akibat debu dan kuman.
Baca juga: Membongkar Rahasia Kepopuleran Boneka Labubu di Platform Digital
Gantungan kunci
Ketika seseorang mudah lupa akan sesuatu, benda ini dapat menjadi penolong. Betul! Gantungan kunci terkadang menjadi remeh dan berguna di saat yang bersamaan. Seringkali Kawan lupa meletakkan sebuah kunci. Paling sering dijumpai ketika lupa meletakkan kunci motor.
Kunci yang terlalu kecil rawan hilang bahkan terjatuh. Pada saat tertentu, gantungan kunci menjadi penanda khas dari sang pemilik. Keberadaannya sangat dibutuhkan dan sejatinya mudah ditemukan di mana pun. Maka dari itu, gantungan kunci dijual dengan harga receh.
Meskipun demikian, sebagian orang yang mudah kalap akan cepat tergoda begitu melihat gantungan kunci yang unik nan menggemaskan. Dengan harga yang beragam, seseorang tentu rela merogoh kocek demi memenuhi kepuasan hati. Hal inilah yang mendorong perilaku konsumtif Kawan.
Ingatlah bahwa gantungan kunci tidak menjadi kebutuhan utama. Pertimbangkan kembali saat Kawan berniat ingin membelinya. Meskipun harganya receh, tetapi Kawan bisa membeli benda yang dibutuhkan dengan uang tersebut.
Pakaian murah
Berhadapan dengan diskon terkadang menjadi perkara sulit. Belum lagi dorongan iklan media sosial yang menggiurkan acapkali memicu kita untuk check out pakaian yang terlihat bagus. Bahkan, kita sering dihadapkan pada dua pakaian dengan model yang sama, tetapi harga yang jauh berbeda.
Tentu beberapa orang akan memilih pakaian dengan harga yang lebih terjangkau. Padahal sudah jelas, ada harga ada kualitas. Setelah itu, barulah hadir penyelesalan ketika pakaian yang dibeli tidak sesuai ekspektasi. Saat-saat inilah, pembeli kerap ‘menyalahkan’ penjual.
Pada dasarnya, keputusan untuk membeli ada di tangan pembeli. Sebelum Kawan membeli, pikirkan kembali apakah pakaian sejenis yang ingin Kawan check out benar-benar dibutuhkan?
Belilah ketika sudah mendesak dan pastikan kualitasnya. Tanamkan bahwa pakaian mahal menjadi investasi pribadi. Dengan kata lain, Kawan tidak perlu membeli pakaian dalam kuantitas yang banyak.
Produk kecantikan yang viral
Kawan GNFI, produk kecantikan masa kini telah menjadi fast beauty. Dikutip dari klikdokter, fast beauty adalah istilah yang merujuk pada cepatnya produksi dan distribusi produk kecantikan untuk memenuhi tren pasar yang terus berubah. Saat ini, brand kecantikan berlomba-lomba untuk memproduksi berbagai produk dalam waktu yang cukup singkat.
Demi memenuhi kenginan tertentu, kita dengan mudah membeli produk kecantikan yang nyatanya tidak terlalu dibutuhkan. Belum lagi, sebagian besar merek tersebut menggaet influencer untuk memasarkan produknya.
Perlu ditanamkan ke dalam mindset, bahwa kondisi kulit setiap manusia berbeda. Jangan mudah tergiur review produk kecantikan. Ingatlah bahwa demi mewujudkan kulit yang sehat, kita perlu mengenali lebih dalam kondisi kulit kita. Selektif dalam berbelanja sangat penting, Kawan!
Tips Mengurangi Perilaku Konsumtif
Berikut tips yang dapat Kawan GNFI lakukan jika sudah terdeteksi perilaku konsumtif.
Buatlah list kebutuhan berskala prioritas
Membuat catatan mandiri terkait kebutuhan akan sangat membantu Kawan. Buatlah catatan khusus dan terbagi menjadi beberapa kategori. Kawan GNFI dapat menyesuaikan kategori tersebut. Buatlah tabel yang terbagi menjadi Mendesak – kurang mendesak dan penting – kurang penting.
Setiap kali Kawan terpikirkan ingin membeli barang, tuliskan nama barang tersebut ke dalam kolom tabel yang telah dibuat. Pikirkan kembali urgensi barang tersebut.
Hindari membuka e-commerce di malam hari
Sering terjadi ketika sudah larut malam, jari iseng membuka e-commerce. Melihat diskon kemudian tergiur lalu tiba-tiba Kawan sudah konfirmasi pembayaran. Begitu cepat bahkan terkadang barang yang dibeli di malam hari bukanlah kebutuhan utama. Seminggu kemudian, paket datang dan Kawan menyesal.
Saat malam hari, alihkan diri Kawan pada kegiatan yang lebih positif. Jauhkan diri dari rayuan diskon e-commerce yang menggoda. Dengan begitu, Kawan telah mengamankan keuangan untuk masa depan.
Terapkan mindset ini!
Detik-detik akhir Kawan ingin check out sering kali ada peperangan batin bukan? Kawan GNFI bisa menerapkan mindset ini ketika perang berkecamuk. Saat Kawan hendak membeli, tatap benda tersebut sampai 5 detik. Pikirkan, apakah Kawan membutuhkan ini? Jika iya, pikirkan kembali. Apakah Kawan bisa hidup tanpa benda ini?
Terdengar serius memang, tetapi demi menyelamatkan dompet dari benda-benda yang receh harus begitu. Kawan yang mudah goyah akan kembali memikirkan skala prioritas yang telah dibuat.
Baca juga: Ciptakan Generasi Muda Yang Unggul Dengan Growth Mindset
Setelah ini, berjanjilah pada diri Kawan sendiri untuk tidak impulsif saat berbelanja. Berikanlah kontribusi Kawan untuk terus menjaga lingkungan dengan cara yang mudah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News