Salam sejarah Kawan GNFI, dalam bulan Januari terdapat peristiwa kelam Indonesia pasca kemerdekaan 1945, yaitu Pertempuran Laut Aru, 15 Januari 1962 yang menyebabkan gugurnya KRI Macan Tutul yang ditumpangi oleh Jenderal Kolonel Yos Soedarso bersama ajudannya yakni Kapten Memet dan Komandan Kapal Kapten Wiratno serta 25 orang kelasi.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, setiap 15 Januari diperingati sebagai Hari Dharma Samudera.
Peristiwa operasi militer yang digelar sebagai tindak lanjut dari operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) Pada 19 Desember 1961 akibat dari Belanda tidak melepas Irian Barat yang termasuk dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) di Deen Haag 1949.
Melalui pertempuran Laut Aru yang terjadi di Perairan Maluku, Komodor Yos Soedarso tetap gigih dan ingin menunjukkan semangat dan obsesi untuk membangkitkan kejayaan Bahari Nusantara.
Armada Indonesia di bawah pimpinan Komodor Yos Soedarso, yang saat itu berada di KRI Macan Tutul, berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul.
KRI Macan Tutul tenggelam beserta awaknya, tetapi kedua kapal lainnya berhasil selamat. Sebelum KRI Macan Tutul tenggelam, Komodor Yos Sudarso menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal hingga saat ini "Kobarkan semangat pertempuran!".
Runtutan Pertempuran di Laut Arafuru
Pelaksanaan operasi militer tersebut dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut. Peristiwa Aru bermula dari suatu operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan suku Irian yang telah dilatih oleh TNI-AD ke Irian Barat pada Senin, 15/01/1962.
AD minta bantuan ALRI untuk mengangkut pasukan dari Jakarta menuju pantai Irian. Sedangkan AURI hanya diminta mengerahkan dua pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan dari Jakarta menuju target yang nantinya ditentukan oleh ALRI.
Secara taktis dan strategi kekuatan armada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dalam peristiwa Laut Aru kalah jauh dibandingkan Belanda yang waktu itu sudah memiliki kapal induk bernama Karel Doorman. Selain tanpa kawalan pesawat tempur, persenjataan ALRI juga kalah canggih.
Baca Juga: Saksi Peristiwa Bersejarah, Memahami Potensi Sumber Daya Laut Arafura
Untuk melaksanakan misi itu, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) menerjunkan 4 Motor Torpedo Boat (MTB) menuju Irian Barat, yaitu Macan Tutul 602, Singa 608, Macan Kumbang 606, Harimau 607. Pelayaran jarak jauh keempat MTB itu menemui kendala teknis.
Ditengah perjalanan RI Macan Kumbang mengalami gangguan mesin di perairan Indramayu dan di perairan Teluk Saleh. Sementara RI Singa mengalami kehabisan bahan bakar di perairan Tanjung Wedan diakibatkan rusaknya indikator bahan bakar kapal, sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan ke rendezvous point 3 (RV 3).
Pada hari ketiga (12/01) sebelum tanggal (15/01), semua kapal ALRI telah merapat di rendezvous point sebuah pulau di Kepulauan Aru. Pasukan yang sudah diturunkan dari dua pesawat Hercules AURI juga sudah diangkut kapal dari Letfuan menuju pulau tersebut.
Sejak hari pertama di titik temu 3, pesawat-pesawat Belanda sudah berterbangan di langit Laut Arafuru untuk mengintai pasukan Indonesia hingga (14/01) meski kapal Alri bergerak secara rahasia dengan mematikan radar kapal.
Pesawat patroli Neptun Belanda telah mendeteksi pergerakan dari ketiga MTB. Pesawat Belanda kemudian mengirim alarm kepada tiga kapal perang yang berpatroli di sekitar Papua Barat, yaitu HRMS Eversten, HRMS Kortenaer, dan HRMS Utrecht. Kehadiran kapal-kapal Belanda tertangkap oleh radar RI Macan Kumbang (15/01/1962) pada pukul 21.45 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Pertempuran Dimulai
Operasi senyap dilakukan di sekitar wilayah perairan laut Aru disekitar wilayah Maluku. Tidak lama kemudian pesawat patrol maritim Neptune Belanda yang melakukan patroli menjatuhkan flare. Situasi laut ketika itu sunyi dan gelap menjadi terang benderang.
Tiga kapal Belanda dengan persenjataan lengkap dan ukuran yang lebih besar kemudian muncul membelah langit malam.
Pesawat patroli maritim Belanda mulai menembakkan peluru suar, sehingga menerangi Cakrawala area posisi 3 MTB. Pada saat yang sama, Letnan Kolonel Sudomo, yang berkedudukan di RI Harimau, melihat dua siluet kapal di Cakrawala. Satu di lambung kanan, dan satu di kiri. Disusul muncul satu siluet lagi di kanan.
Dari bayangan cerobong asapnya, tampak satu kapal jenis penghancur, dan satu lagi berjenis pergata di lambung kanan. Kolonel Sudomo kemudian memerintahkan tembakan balasan namun meleset.
Melihat situasi yang tidak menguntungkan karena jelas ketiga kapal musuh tersebut bergerak menjepit posisi unsur-unsur Satuan Tugas Khusus 9 Letnan Kolonel Sudomo memerintahkan untuk mundur dan memutar haluan kembali ke pangkalan darurat di Tual.
Manuver Macan Tutul
Pada pukul 23.03 waktu Indonesia Timur, kapal-kapal perang Belanda mulai melepaskan tembakan ke arah Formasi Satuan Tugas Khusus IX sehingga tampak air laut bersemburan di kanan dan di kiri MTB Alri.
Di tengah situasi genting ini, Komodor Yasudarso mengambil alih Komando RI Macan Tutul untuk memberi perintah manuver dan menyerang, dengan kecepatan penuh, MTB melaju pada haluan 329 derajat yang mengarah langsung ke posisi HRMS Eversten.
Manuver tersebut berhasil memancing serangan kapal-kapal kombatan utama Belanda hanya ke arah RI Macan Tutul. Mereka mengira MTB ini akan melancarkan serangan torpedo. Pada pukul 22.07 waktu Indonesia Timur, HRMS Everston mulai menembakkan meriam 120 mm secara terarah ke arah RI Macan Tutul.
RI Macan Tutul kemudian mengubah haluan. Melihat manuver tersebut, HRMS Everston berusaha mengejar dengan berputar arah haluan ke kanan sejajar dengan 239 derajat sambil terus melepaskan tembakan ke arah RI Macang Tutul.
Pukul 22.35 WIB, tembakan ketiga HRMS Everston tepat mengenai anjungan RI Macang Tutul. RI Macan Tutul tenggelam di lautan yang gelap dengan gagah berani di koordinat 044900 Selatan, 1350200 Timur.
Laut Arafuru menjadi saksi sejarah kepahlawanan Komodor Yosudarso beserta para ABK RI Macan tutul dalam mempertahankan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.
Sumber Referensi:
https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=VH9NNiTIBuM&t=0s
https://goodnewsfromindonesia.pages.dev/2022/01/18/saksi-persitiwa-bersejarah-memahami-potensi-sumber-daya-laut-arafura
https://indonesiadefense.com/hari-dharma-samudra-2024-koarmada-iii-peringati-pertempuran-heroik-laut-aru/
https://www.netralnews.com/pertempuran-laut-aru/QUFraUhRRlVYNGpPVHA1cHFiQjRVZz09
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News