Topeng Banjet menjadi salah satu seni teater khas Karawang yang sampai saat ini berjuang mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat. Menjadi warisan budaya, Topeng Banjet Dewi Asmara terus mengembangkan kesenian ini agar tidak lekang oleh zaman.
Dilansir dari Kemdikbud bahwa kemunculan seni teater ini bermula pada awal abad ke-20. Saat itu penamaan kesenian topeng belum diketahui secara jelas, hanya menyebutkan nama pimpinan yang mengawali dan mengenalkan seni teater Topeng Banjet kepada masyarakat.
Kawan GNFI, saya bersama kedua teman saya berkesempatan untuk mewawancarai A' Gober untuk belajar bersama kesenian menawan asal Karawang. Yuk, belajar bersama!
Perkembangan Topeng Banjet Dewi Asmara
Kawan GNFI, perkembangan Topeng Banjet mulanya hanya bernama “Topeng” saja. Penamaannya ditambahkan dengan pemimpin sanggar dengan contoh Topeng A’ Gober.
“Asal muasal topeng banjet dari dulu sudah ada, terbentuk kesenian Topeng Banjet. Cuma dulu mah bukan Topeng Banjet. Jadi, Topeng kalau yang mimpinnya A’ Gober contohnya Topeng A’ Gober. Itu kalau zaman dulu, kalau sekarang mah udah berkembang dan bikin nama masing-masing seperti Topeng Banjet Dewi Asmara,” ungkap A’ Gober dalam wawancara langsung.
Kesenian ini menjadi warisan yang diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Topeng Banjet Dewi Asmara sendiri telah diturunkan kepada A’ Gober dari ibunya yang bernama Ibu Ijem. Saat ini, tim yang dipimpin oleh A’ Gober mencapai sekitar 35 orang. Latihan rutin diadakan meskipun tidak memiliki jadwal khusus.
Kawan GNFI, Topeng Bajet Dewi Asmara sangat digemari oleh orang tua pada masa lampau. Pementasan yang mengundang gelak tawa menjadi ajang silaturahmi sesama. Kini, banyak warga yang cenderung kurang mengenal Topeng Banjet sebagai warisan leluhur.
Baca juga: Topeng Betawi: Jenis, Gerak Tari, dan Esensinya
Ciri Khas Topeng Banjet Dewi Asmara
Pakaian dari penari Topeng Banjet adalah ciri khas yang cukup menonjol. Iringan musik dan tariannya bersatu melenggang menghibur penonton. A’ Gober mengungkapkan bahwa bodoran (lawakan) yang dipertunjukkan oleh Topeng Banjet Dewi Asmara menjadi ciri khas tersendiri.
Guyonan yang dibawakan telah dikemas sedemikian rupa dengan menyelaraskan lawakan kekinian. Pertunjukan Topeng Banjet ditujukan untuk mengibur penonton dengan bodorannya yang spontan dan penuh improvisasi. Meskipun begitu, kesenian tradisional ini tidak semata untuk menghibur tetapi juga berisi sindiran bermakna.
Tampil Pada Acara Tertentu
Dalam wawancara, A’ Gober mengungkapkan bahwa Topeng Banjet Dewi Asmara dipertunjukkan pada acara-acara tertentu seperti hajatan kawinan, khitanan serta undangan hiburan dari pemerintah saat peringatan hari nasional. Selain itu, Topeng Banjet turut dipertontonkan saat acara hajat bumi dan ritual daerah setempat.
“Acara-acara hajatan, pernikahan, sampai sunatan. Ada lagi hajat bumi, pengen hujan. Jadi hiburan saat ritual hajat bumi,” ungkap A’ Gober.
Dahulu, peminat Topeng Banjet cukup tinggi dibandingkan sekarang. Antusiasme masyarakat pun hadir dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Berkembangnya era digital sejatinya berdampak baik bagi kehidupan. Akan tetapi, sekaligus boomerang bagi seniman seperti A’ Gober. Surutnya minat masyarakat terhadap Topeng Banjet teralihkan oleh maraknya penggunaan gawai yang dinilai lebih praktis.
Baca Juga: Tari Topeng Banjar, Warisan Turun Temurun Kebudayaan Banjar
Harapan di Masa Depan untuk Topeng Banjet Dewi Asmara
Seiring berjalannya waktu, kesenian tradisional yang mulai terlupakan perlu dilestarikan bersama. Generasi muda diharapkan dapat mengenali dan mencintai seni teater lokal melalui edukasi di sekolah. Warisan budaya yang terjaga harus didukung oleh masyarakat yang menggemari kesenian ini.
"Yaa, harapan Bapak untuk anak-anak muda sekarang jangan sungkan-sungkan. Kalau ingin belajar Topeng Banjet, Ayo! Dari mana pun asalnya, jika ingin belajar Topeng Banjet sama Bapak," jelas A' Gober.
Kawan GNFI, perkembangan teknologi menuntut kita untuk terus haus dalam mengeksplorasi berbagai ilmu pengetahuan baru. Kebudayaan Indonesia yang begitu melimpah perlu kita kawal bersama. Generasi muda harus bangga dengan kekayaan lokal tanah air Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News